Misteri pembunuhan perempuan cantik

Januari 9, 2023 § 2 Komentar

Cerita hari ke-9.

Mat Koyor adalah seorang lelaki yang tinggal di sebuah desa kecil. Usianya 50 tahun. Ia dikenal sebagai seseorang yang sangat sayang kepada istrinya yang cantik, Cik Tuwir. Ia selalu memberikan yang terbaik untuk istrinya dan tidak pernah menyakiti hatinya.

Mat Koyor juga dikenal sebagai seseorang yang sangat baik kepada tetangga-tetangganya. Ia selalu siap untuk membantu orang lain apabila mereka membutuhkan bantuan, terlepas dari apa pun itu, bahkan bila itu berarti ia harus mengorbankan waktu dan tenaganya sendiri.

« Read the rest of this entry »

Seusai pesta yang menyakitkan

Januari 2, 2023 § Tinggalkan komentar

Cerita hari ke-2.

Setelah pesta tahun baru yang menyakitkan, Annabelle terbangun di kamar hotelnya sendiri. Kekasihnya, James, sudah pergi tanpa meninggalkan pesan atau jejak.

Annabelle merasa kehilangan dan tidak tahu harus melakukan apa. Ia merasa ada sesuatu yang hilang di hatinya, seolah ada kekosongan yang tak terisi.

« Read the rest of this entry »

Pesta yang berakhir menyakitkan

Januari 1, 2023 § 1 Komentar

Cerita hari ke-1.

Pesta tahun baru di kota kecil di pantai telah menjadi tradisi setiap tahun. Kebanyakan orang di kota kecil ini menyambut tahun baru dengan pesta di pantai, menyalakan kembang api, dan menyanyikan lagu-lagu tahun baru.

Tahun ini, Annabelle dan James, kekasih yang telah bersama selama tiga tahun, juga ikut serta dalam pesta tersebut.

« Read the rest of this entry »

Program 30 Hari Bercerita

Desember 31, 2022 § 4 Komentar

Di Instagram ada akun yang mengajak khalayak ikut proyek atau program 30 Hari Bercerita.

Ini program sosial yang intinya mengajak orang untuk berbagi cerita secara rutin setiap hari selama 30 hari. Program dimulai tepat 1 Januari 2023.

Saya jadi terpantik. Tapi mau bikin apa?

« Read the rest of this entry »

Pertanyaan Pecas Ndahe

September 23, 2014 § 73 Komentar

Aku suka pertanyaan. Terutama pertanyaan yang datang dari mulutmu yang tak henti merenyeh. Kamu sering menanyakan hal-hal yang tampaknya tak penting dan aneh, tapi selalu mengusik hatiku.

Suatu kali, misalnya, kamu pernah bertanya, “Berapa liter air mata yang tumpah di Jakarta setiap hari?”

Pasti sulit sekali untuk mengukur berapa liter air mata yang tumpah di kota ini. Karena kita tahu ada orang-orang yang hanya menangis dalam hati sambil memandangi keluar jendela kantornya. Jendela apartemennya. Jendela rumahnya. Jendela bus Transjakarta. Atau jendela taksi.

Tapi begitulah caramu bertanya. Sesuatu yang aku sukai sejak dulu. Sampai sekarang. « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with cerpen at Ndoro Kakung.