Surga Pecas Ndahe
Oktober 21, 2015 § 49 Komentar
Seorang kawan mengirimkan tulisan ini ke grup WA yang saya ikuti. Sebuah tulisan yang menyentuh menurut saya. Dan membuat saya merenung dalam-dalam.

Foto ilustrasi dari Pixabay.com
Saya kira tulisan ini juga telah beredar dari satu grup ke grup lain. Saya minta maaf jika di antara sampeyan semua, ada yang sudah pernah membacanya. Saya bagikan lagi di sini karena saya ingin agar sampeyan yang belum pernah membacanya bisa beroleh manfaat. « Read the rest of this entry »
Bahasa Pecas Ndahe
Februari 21, 2009 § 51 Komentar
Bagaimana gairah bahasa ibu atau bahasa daerah mampu menggelorakan semangat bahasa persatuan (bahasa Indonesia)?
Begitulah pertanyaan seorang perancang bahasa dalam sebuah tulisan menyambut Hari Bahasa Ibu yang jatuh hari ini, 21 Februari.
Hari Bahasa Ibu? Aha, sampean pasti ndak tahu bahwa kita punya hari penting ini. Ndak apa-apa. Saya juga ndak tahu seandainya tak membaca pertanyaan itu. He-he-he …. « Read the rest of this entry »
Sekolah Pecas Ndahe
Januari 29, 2009 § 79 Komentar
:: Untuk para orang tua yang sedang kerepotan mencarikan anak-anaknya bangku perguruan tinggi.
Syahdan, seorang anak bertanya kepada ibunya. “Sekolah itu apa sih, Bu? Mengapa aku harus bersekolah?”
Di pagi hari yang basah oleh hujan, sang Ibu tersenyum mendengar anaknya bertanya seperti itu. Ia menatap mata anaknya yang bening, seperti telaga di musim semi.
Sang Ibu lalu menjawab. “Dulu, konon, orang menyebut sekolah dari kata schole bahasa Yunani. Konon pula kata itu berarti semacam waktu senggang, kesempatan sang guru dan sang murid saling bertemu, memberi dan menerima. Kini, waktu senggang, saat untuk bermain justru semacam pengkhianatan terhadap sekolah.”
“Pengkhianatan? Apa maksudnya, Bu? Aku tak mengerti.” « Read the rest of this entry »
Ibu Pecas Ndahe
Desember 22, 2008 § 39 Komentar
Sosok ibu mungkin seperti yang digambarkan oleh Dewi Lestari lewat sebuah lagu. “Malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.”
Seorang ibu memang tak selalu cemerlang dan rupawan. Tapi ia adalah malaikat bagi anak-anaknya.
Dari rahim seorang ibu, lahir seorang Dewi Lestari yang pintar menyanyi, juga Very Idham Henyansyah alias Ryan yang jago memutilasi.
Selalu ada ibu sebagai akar dari tokoh-tokoh paling mulia sekaligus paling brengsek di dunia ini. Obama punya ibu, begitu juga Idi Amin.
Karena ibu itu nomor satu — siapa pun dia dan siapa pun yang pernah dilahirkannya. Karena ibu itu malaikat tak bersayap, tak selalu cemerlang dan rupawan.
>> Selamat hari Senin, selamat Hari Ibu, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah mengenang ibu-ibu sampean dengan semestinya?
Relawan Pecas Ndahe
Juli 25, 2008 § 61 Komentar
Sampean berminat menjadi tenaga sukarela sebagai pengajar? Bila ya, sampean mungkin layak menyediakan diri, mencoba peluang sebagai blogger yang peduli masalah sosial dengan menjadi guru.
Apa syarat dan ketentuannya?
Seseorang mengirimkan email ke saya. Isinya tentang lowongan menjadi relawan untuk mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS (sejarah, geografi dan ekonomi), Biologi, Fisika, Gambar, dan Olahraga.
Adapun syarat-syaratnya adalah … « Read the rest of this entry »