Ngerumpi Pecas Ndahe
Juli 2, 2009 § 45 Komentar
Lebih baik menjadi single mum sambil mencari cinta yang lain tanpa memperdulikan perkataan orang atau menikah tanpa modal cinta? Bagaimana bila sampean terpaksa menikah tanpa jaminan kebahagiaan maupun kelanggengan di masa depan hanya karena hamil?
Pertanyaan-pertanyaan provokatif itu saya baca di pembukaan artikel berjudul Single Mum or Married Unhappy. Bisa ditebak, penulis pasti perempuan. Dan, benar. Penulisnya memang kawan saya, seseorang yang dikenal dengan nama pena Dita si Peri Gigi.
Karya Dita itu sempat menjadi headline situs Ngerumpi tadi pagi. Ngerumpi adalah situs yang mengulas isu-isu seputar kaum hawa. Tempat para perempuan ngerumpi apa saja. Bukan sekadar ngerumpi, tapi ngerumpi pakai hati, begitu mottonya. « Read the rest of this entry »
Politikana Pecas Ndahe
Maret 16, 2009 § 64 Komentar
Binatang apakah gerangan politik itu? Mengapa generasi iPod terkesan ogah bersentuhan dengan politik, dan mereka seolah menganggapnya semacam penyakit menular yang harus dijauhi?
Paklik Isnogud cuma tersenyum geli ketika saya menanyakan perihal politik dan bagaimana generasi muda menilai politik masa kini. Ia malah mengacak-acak kepala saya yang nyaris tiada berambut.
Saya maklum dan menerima nasib diperlakukan seperti itu. Selain usianya jauh di atas saya, Paklik yang telah menelan asam-garam kehidupan dan pentas politik tentu jauh lebih paham soal ini ketimbang saya. Jadi saya cuma bisa mengumpat dalam hati, “Semprul!” « Read the rest of this entry »
Mugue Pecas Ndahe
Juli 8, 2008 § 36 Komentar
“Bahkan mug polos pun punya cerita.”
Maka, terciptalah Mugue ini, sebuah blog yang diniatkan berdenyut dan hidup secara gotong royong. Dalam bahasa para pemasar daring (marketing online), ini blog berbasis web 2.0 alias user generated content. Siapa saja boleh ikut meramaikan. Caranya gampang, sampean tinggal mengisi halaman Submit.
Tak penting mengetahui siapakah gerangan penggagas Mugue (bukan mug lo) itu — yang jelas bukan saya. Tak perlu juga kita melacak gagasan dan cerita di balik kemunculan blog itu. « Read the rest of this entry »