Obama Pecas Ndahe

November 10, 2010 § 88 Komentar

Pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Balairung Universitas Indonesia begitu memukau ribuan orang. Ia bicara tentang kenangannya semasa tinggal di Indonesia, Jakarta yang berubah, demokrasi, dan sebagainya. Sesekali ia menyelipkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, seperti, “Halo apa kabar? Pulang kampung nih.”

Ribuan orang yang mendengarkan pidatonya itu kontan memberikan tepuk tangan sambil berdiri. Saya ada di antara para undangan perhelatan yang riuh dan penuh kekaguman itu.

Berada di tengah baris keempat dari depan panggung, saya merasaka karisma dan aura yang luar biasa kuat pada sosok Obama. Terutama karena kata-katanya yang lugas, positif, dan penuh humor.

Di mata Obama, Indonesia adalah negara yang sangat dekat dengannya. “Indonesia is a part of me. I first came to this country when my mother married an Indonesian man named Lolo Soetoro. As a young boy, I was coming to a different world. But the people of Indonesia quickly made me feel at home.”

Obama juga mengaku terkesima melihat Jakarta yang sekarang sudah berubah jauh dari yang terakhir kali dilihatnya dulu. “Jakarta looked very different in those days. The city was filled with buildings that were no more than a few stories tall. The Hotel Indonesia was one of the few high rises, and there was just one brand new shopping center called Sarinah. Betchaks outnumbered automobiles in those days, and the highway quickly gave way to unpaved roads and kampongs,” kata Obama.

Adapun tentang demokrasi, Obama mengatakan, “Of course, democracy is messy. Not everyone likes the results of every election. You go through ups and downs. But the journey is worthwhile, and it goes beyond casting a ballot. It takes strong institutions to check the concentration of power. It takes open markets that allow individuals to thrive. It takes a free press and an independent justice system to root out abuse and excess, and to insist upon accountability. It takes open society and active citizens to reject inequality and injustice.”

Saya kagum pada bahasa tubuhnya yang “mresideni”, pilihan kalimat yang bertenaga dan bermakna dalam. Ia berbeda dari kebanyakan pejabat kita yang pidatonya membosankan. Sungguh, Obama adalah orator yang ulung. Saya beruntung sempat melihatnya dari jarak dekat dan merekam beberapa momen yang tak akan terlupakan itu.

Berikut ini beberapa video klip hasil bidikan saya ketika menghadiri undangan mendengarkan pidato Barack Obama di Balairung Universitas Indonesia.

>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Bagaimana kesan sampean terhadap Barack Obama?

Tagged: , , , , , ,

§ 88 Responses to Obama Pecas Ndahe

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Obama Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta