Pijet Pecas Ndahe

September 18, 2007 § 30 Komentar

Saya punya teman laki-laki, sudah agak berumur, kira-kira 50+ tahun. Dia bekerja di pabrik kata-kata terbesar di republik ini. Dia dikenal sebagai penulis masalah sains dan penikmat musik klasik. Pertengahan Juli yang lalu, dia menikah [lagi].

Ah, biasa itu.

Memang. Tapi, begini, Ki Sanak.

Istrinya yang dulu itu seorang ilmuwan kondang, cuantik. Sampean mungkin kenal atau minimal pernah dengar namanya karena perempuan seperti dia itu jarang di sini.

Nah, istrinya yang sekarang [yang kedua] jauh lebih muda, yah 30+ tahun gitulah. Dia bukan orang terkenal tapi bodinya semloheh. Seksi gitu, deh. Profesinya itu ngurusin mas-mas [humas]. Tempat kerjanya juga di pabrik kata-kata.

Apa salahnya?

Ndak ada yang salah memang. Cuma, teman saya, perempuan, petinggi di pabrik wadah kondo jarak jauh, tiba-tiba menelepon saya untuk membicarakan pernikahan mereka. Halah.

Mula-mula, karena baru mendengar kabar pernikahan itu, saya bertanya, “Mereka kenal di mana sih?”

“Nggak tahu, Ndoro.”

“Kok bisa nyambung ya?” tanya saya lagi.

Eh, teman saya itu langsung menjawab [dengan mulut usilnya], “Ya begitulah, Ndoro. Waktu muda dulu kan semua orang mencari pasangan sebagai konco debat. Setelah berumur, yang dicari ya … konco pijet,” katanya.

Konco pijet? Hahaha …. Apa benar begitu, Ki Sanak?

§ 30 Responses to Pijet Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke ridwan Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Pijet Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta