Ridla Pecas Ndahe

Januari 13, 2008 § 17 Komentar

Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertahta — [Chairil Anwar]

Tapi justru keridlaan itulah soalnya — sesuatu yang hingga sore ini mestinya sudah harus dimiliki oleh Klan Cendana. Sang kepala keluarga sudah di ujung ajal, berada dalam batas yang sangat tipis antara yang fana dan baka. Hanya ada satu jalan: ikhlas, melepas.

Sebab, sampai kapan juga seseorang sanggup bertahan dari takdirnya? Apakah dia memilih rumah Cendana untuk pulang?

§ 17 Responses to Ridla Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke fisto Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Ridla Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta