Puisi Pecas Ndahe
Februari 24, 2008 § 29 Komentar
Seseorang pernah bertanya, “Untuk apa menulis puisi?’
Saya menggelengkan kepala, tak tahu. Saya cuma merasa bahwa pada dasarnya sebaris puisi bisa memukau karena kata-kata yang tertulis secara simultan menggetarkan bunyi dan melontarkan kekayaan gambaran, ke dalam hati.
Ada kalanya puisi sekadar bertutur tentang hal-hal yang remeh — tentang hujan, siput, ombak, lumut, dan kebun masa kecil, perasaan tentang mati, cerita tentang anak tanpa nama, dan entah apa lagi.
Puisi tak seluruhnya jelas, tak ada yang tersusun dalam kisah seperti Romeo dan Juliet, misalnya. Jadi kalau ada yang masih bertanya, saya pasti akan memberi jawaban yang samar.
Sekarang saya ganti bertanya, mengapa sampean menulis puisi, Ki Sanak?
saya gak pernah nulis puisi, cm sesuatu yg rasanya mirip2 puisi, huahaha….
saya gak pernah nulis puisi, soalnya gak bisa bikin puisi.
Karena iseng 😀
Karena hati saya melupa-luap hingga tidak dapat hanya dituliskan ke dalam prosa.
penyaluran ekspresi
karena puisi terasa indah
karena terkadang sebaitpun puisi telah mewakili isi hati daripada satu paragraf esai.
muntahke uneg-uneg ndoro
untuk puisi saya gak pernah ndoro. biasanya kalo lagi sama teman main gitar tak rekamin pake hp — itu juga bukan suara saya — lagunya gak pernah ada tinggi ato rendah datar aja. mirip2 puisi khan ndoro.
salam,
agung paramarta
Menyalurkan hasrat yang menggelinjang……..
yang saya tulis konon hanya sebuah curhat, bukan puisi. siapa sih yang nanya, ndoro?
Paling tidak sedikitnya perasaan tersalurkan ndoro.. 😀
biasanya buat nggombal waktu PDKT ndoro, kalo bukan itu ya karena ada tugas bikin puisi dari guru saya 😀
Menulis puisi adalah sarana katarsis bagi jiwa
untuk mengungkapkan sesuatu yg susah untuk diungkapkan/dijelaskan. Dan terkadang Saya sangat senang menikmati komen yg “multi-tafsir” dari puisi yg saya buat.
waduh, rasanya cuman pengen aja. tak ada alasan khusus.
saya nulis puisi karena disuruh bu guru om!
puisi dari hatiy… itu sadja.
bikin puisi… biar yg baca nebak-nebak arti yg tersirat di dalamnya, asik bukan? bukan…
untuk baca do’a waktu upacara ndoro…!
Ujug-ujug…Ndoro…
Kang Parto : “Min…kowe ditanya sama Ndoro itu lho…”
Parmin : “Justru itu Kang…saya lagi mikir…PUISI itu makanan opo to..?”
Kang Parto : “Pancen..GOBLOG kowe….puisi kok makanan …..Puisi itu lho…yang suka ngatur lalu lintas di jalan-jalan raya….kekekeh…”
karena saya TIDAK BISA membuat : film, novel, buku, proposal, MoU, dan kawan-kawannya.
.::he509x™::.
ya pengin mencaci
saya menulis puisi karena saya ingin mengabadikan pemikiran saya pada indah atau busuknya kata2. ->sok serius.
yang penting nafsunya dilampiaskan ndoro.
Karena saya tidak bisa mengutarakannya dan meluncur deras begitu saja.
Teman: artinya apa?
Saya : apa yang kamu dapat dari situ itulah artinya
Kalo saya biasanya nulis puisi kalo lagi sendu heheh
Wah, puisinya ini bagus sekali Ndoro..
*keplok-keplok..
puisi itu salah satu bahasa manusia.
karena ada sebagian orang yang keinginannnya bisa terungkap lewat puisi, yakni emosi, baik marah, senang, sedih maupun gundah.