Puisi Pecas Ndahe

Februari 24, 2008 § 29 Komentar

Seseorang pernah bertanya, “Untuk apa menulis puisi?’

Saya menggelengkan kepala, tak tahu. Saya cuma merasa bahwa pada dasarnya sebaris puisi bisa memukau karena kata-kata yang tertulis secara simultan menggetarkan bunyi dan melontarkan kekayaan gambaran, ke dalam hati.

Ada kalanya puisi sekadar bertutur tentang hal-hal yang remeh — tentang hujan, siput, ombak, lumut, dan kebun masa kecil, perasaan tentang mati, cerita tentang anak tanpa nama, dan entah apa lagi.

Puisi tak seluruhnya jelas, tak ada yang tersusun dalam kisah seperti Romeo dan Juliet, misalnya. Jadi kalau ada yang masih bertanya, saya pasti akan memberi jawaban yang samar.

Sekarang saya ganti bertanya, mengapa sampean menulis puisi, Ki Sanak?

§ 29 Responses to Puisi Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Puisi Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: