Klithikan Pecas Ndahe

April 26, 2008 § 31 Komentar

Sebagian orang mungkin menganggapnya kelucuan, sebagian lagi keisengan. Menggelikan sekaligus mengesalkan. Itulah blog Klithikan milik komunitas Cah Andong, Yogyakarta.

klithikan

Pasar maya ini dikelola oleh anggota komunitas Cah Andong yang menyebut diri sebagai para “jelata”. Dikomandani oleh Zamroni alias Sultan Ndoyokarto, Klithikan adalah satu dari empat rumah maya Cah Andong. Tiga cangkrukan maya lain mereka adalah Portal, Juminten, dan Wiki.

Dalam halaman penjelasan, ada tulisan begini:

Adalah Pak Sultan yang berkehendak untuk menyatukan hasil kreasi-kurang-kerjaan para jelata yang terhormat, dalam sebuah blog dokumentasi.

Adapun hasil kreasi yang dimaksud adalah aneka hasil olah digital dari para jelata. Selama ini hanya pating slebar tidak ada yang mengumpulkan. Maka, layaknya penyidik kasus terorisme, kami juga membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang akan menelusuri jejak ngeselin para jelata yang suka usil mengedit gambar ituh.

Ke depan diharapkan, melalui media Pasar Klithikan ini akan banyak bermunculan ide-ide segar yang niatnya bercanda namun penuh usaha (mengedit gambar tentunya). Dilarang tersinggung, karena mudah tersinggung adalah tidak baik untuk kesehatan jantung panjenengan.

Jadi siapa pun yang dikerjain dilarang marah. Anak-anak CA memang suka mengusili orang, terutama teman-temannya sendiri. Kalau sesekali menyerempet orang di luar komunitas mereka, itu namanya kelewatan. Tapi, tentu saja itu bukan urusan saya, melainkan urusan mereka.

Klithikan, janji mereka, memang bukan untuk melecehkan atau mencemarkan nama baik seseorang — dan terkena jeratan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik — melainkan hanya sekadar lucu-lucuan.

Maka terpampanglah aneka wajah para jelata CA dalam pelbagai bentuk desain hasil olah digital. Ada rekayasa poster sebuah partai dengan wajah Leksa si juragan warung Kapucino, ada Momon si pria sintal idaman dalam sampul majalah Aura, ada poster film Apa? Tika Hamil? dan seterusnya.

Klithikan — julukan untuk pasar barang loak yang dulunya hanya digelar malam hari di Jalan Mangkubumi, Yogyakarta — sekali lagi menunjukkan makin berkibarnya era Web 2.0 yang ditandai oleh jejaring sosial dan partisipasi anggota komunitas.

Klithikan hanya satu contoh blog/situs yang dikelola oleh banyak orang. Ruang semacam ini mestinya akan lebih lama bertahan karena didukung oleh lebih satu blogger, kecuali semua pengelolanya mogok di tengah jalan secara berbarengan.

Saya kira trend semacam ini akan menunggang gelombang dan kian berkecambah di mana-mana. Klithikan-klithikan lain bakal bermunculan, dalam berbagai bentuk.

Mari kita nikmati dan rayakan fenomena yang membuat hidup kita lebih sehat. Selamat untuk teman-teman CA dan karya mereka yang selalu monumental.

§ 31 Responses to Klithikan Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke Ki Bodronoyo Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Klithikan Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta