Istana Pecas Ndahe
Mei 26, 2008 § 39 Komentar
Istana Merdeka dibuka untuk umum mulai Sabtu, 24 Mei 2008. Rombongan yang pertama kali berkunjung adalah anak-anak sekolah. Mereka diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, bersama para menteri.
Sampean juga bisa melihatnya melalui tautan video liputan tentang open house Istana Merdeka milik Okezone.
Terus terang saya senang dan terkesan melihat pintu tempat kerja presiden akhirnya dibuka lebar, meski hanya di hari Sabtu dan Ahad. Open house merupakan strategi pemasaran yang baik di era keterbukaan dan program Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008.
“Desakralisasi,” kata Paklik Isnogud dengan sedikit mencibir. “Sekaligus personal branding. Dengan kata lain: tebar pesona, Mas.”
Dalam hati saya membatin, “Huh, nyinyir.”
Tapi, saya biarkan saja Paklik dengan prasangkanya. Saya malah teringat pada program “Tur Gedung Putih” yang kabarnya juga selalu dijejali wisatawan itu. Gedung Putih bahkan memiliki program wisata secara virtual. Orang bisa menyusuri lorong-lorong tempat kerja presiden Amerika melalui Internet.
Apa pun, yang terjadi pada Sabtu lalu tentu saja baru sebuah awal. Kalau ada kekurangan, bisa diperbaiki sambil jalan.
Selama ini, kita tahu, Istana tak boleh sembarangan dimasuki publik. Para pengunjung rasa pun hanya boleh menyentuh garis aman di luar pagar.
Sewaktu almarhum Soeharto ada di sana, Istana bahkan nyaris menjadi ruang yang steril. Penjagaan amatlah ketat. Wartawan harus melewati serangkaian screening agar memperoleh pas masuk abadi.
Zaman berubah, pemimpin berganti. Istana sekarang sudah membuka diri. Tapi, ada yang membuat saya penasaran dan bertanya-tanya, kenapa baru sekarang ya? Mengapa waktunya dipilih bertepatan setelah rakyat marah akibat harga BBM dinaikkan? Apakah karena pemilu sudah dekat? Apakah …
Ah, maaf saya terlalu banyak bertanya.
Saya jadi berandai-andai. Kapan ya Istana kita juga punya program virtual yang sama dengan White House? Kalau saja ada tur virtual, anak-anak di Nabire, di Payakumbuh, di Ndiwek, juga desa-desa yang jauh dan belum punya kesempatan singgah ke Jakarta, tentu bisa menikmatinya. Minimal secara imajiner.
Saya ndak tahu dan punya jawabannya, meski saya yakin ada banyak orang pintar urusan beginian di sekeliling RI-1. Bahwa mereka belum melakukan, mungkin ini soal waktu. Dan itu urusan mereka, bukan urusan saya.
Senyampang menunggu mereka bereaksi, saya malah jadi punya ide, kenapa para blogger seperti kita tak mengambil inisiatif ikut tur Istana saja sekalian ya? Kita bisa merekamnya. Setelah itu, rekaman video, juga foto-foto, diunggah ke Youtube supaya semua orang bisa ikut mencicipi tur virtual.
Jangan khawatir soal kualitas. Kita kan punya teman seperti Iman Brotoseno yang piawai bekerja di balik kamera dan meja penyuntingan. Dia pasti mau kalau diajak, apalagi kalau ramai-ramai dengan para Ndoyokers dari Jogja itu.
Sebagai pemandu, kita tunjuk saja Jeung Hanny yang sedang keranjingan pada museum dan gedung-gedung kuno. Ia pasti bisa membawa kita bertamasya dengan asyik.
Mau kan, Mas Iman, Hanny?
UPDATE: Menurut petugas layanan informasi Istana, ternyata pengunjung dilarang membawa kamera digital dan video. Pendaftaran [gratis] dilakukan di tempat, mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB.
Betul, Ndoro. Sepertinya ini memang karena pemilu –dan pilpres– sudah dekat, tinggal sekitar setahun….
ikut ndoro!
minggu pagi ya…
kayanya nggak boleh bawa kamera, ndoro.
saya ikut ndoro, ayo – ayo …. minggu pagi setuju
pake diperiksa KTP nggak? KTP ku dah mati je… hehehehe…
kayake untuk tebar pesona itu bener juga deh ndoro. gimana lg pamor dah anjlog.
Ndoro, panjenengan kok mangertos ndiwek, nopo nate dolan teng mriko ?
hihihi, dikasih hiburan maen2 ke istana biar lupa soal BBM
*tos paklik isnogud
Ndoro, aku masih baru nih dengan dunia blog, gimana sih munculin comment form seperti punyanya Ndoro ini.
nanti dihalaman istana ada program juwalan teh bolot sama akuwa gak ndor?
mesen kapling 1 ya..tolong :p
kopdar di istana merdeka ya?? wuidihh.. jarang2 tuh 🙂
saya bingung kalau bawa kamera…
Nanti dikira senjata basoka..
ikut dong ndoro! *mengacungkan tangan*
kalo jadi,..
pengen ikutan…
*buka celengan…
penasaran sangadh!
ikut berkunjung aaaaaah… kapan Ndoro??
boleh ikutan ndak? hari sabtu atau minggu kan? Soalnya ke istana Bogor besok aku ndak ikut…istana negara juga boleh deh…urusin izin pemotretan ya ndoro…ya..ya..ya…
Menurut aku sih, asik banget kalau istana dibuka kaya gini. Kita jadi tau apa sih dalamnya istana 🙂
tur istananya ribet ga, ndoro? soalnya setahu saya masuk istana itu gak boleh bawa macem-macem. bahkan hp harus dititipin.. 🙄
wah, ada acara makan2 gak yah?
*hiks*
pertanyaan saya sama dengan ndoro, kenapa juga istana itu baru boleh diinjak rakyat ketika amarah mereka memuncak gara2 kenaikan BBM itu? walah, mudah2an saja bukan lantaran menjelang pemilu, hiks!
yuk yuk yuk… kapan? sabtu ini bisa?
ikuuuttttt….
saya ikut, ndorooooo….
kemarin minggu pas lewat depan sekneg, wuih yg antri mo masuk ke istana banyak amet.. saya mau ikutan Ndoro.. Mo hunting sekalian (kalo diijinin).
btw, pendaftaran di sana sebelum jam 15.00 (tapi entah itu hari apa). sepertinya gak bisa ujuk2 masuk. harus registrasi lebih dulu.
call call ato YM ya, Ndoro kalo jadi pergi..
saatnya melihat raja dari dekat,
btw lebih asik kalo sang raja mau mendekat dengan gw(rakyat)
Soal tur virtual ke istana, kan ada RS pakar IT temennya ndoro itu lho. Beliau kan penasihat web istana. Jadi biarlah beliau yg ngurus (proyek gede nich). Ndoro, paklik isnogud dan kita2 nyantai aja sambil ngupi. 🙂
diusulkan saja untuk tempat penyelenggaraan pesta blogger taun depan pak 😀
o iya, untuk wisata virtual, sepertinya agak sulit direalisasi pak. situs wisata kita yg seperti itu saja sudah menghabiskan milyaran rupiah.
harus keluar berapa triliun lagi untuk bikin tur virtual istana negara?
pengen liat, tp saya ndak kuwat beli karcis bis ke jakarta yg makin mahal 😀
yang too good to be true itu kudu diwaspadai…
Waktu saya kelas 5/6 SD (sekitar tahun 1982-1983), sekolah saya pernah tour ke Istana Negara. Jadi program ini sudah pernah ada, tapi entah kenapa kemudian dihentikan. Ruangan paling berkesan adalah ruangan yg berisi souvenir dr kepala negera yg pernah berkunjung ke Indonesia.
hahahahah. ada nama saya 🙂 takjub. kikikik. mau, mau!
Hmmm… Tapi, kira2 dapet makan dan duit juga gak ya? 🙂
[…] bukan dengan cara membuka istana untuk dijadikan ajang plesiran bagi kami lantas Bapak dapat tidur nyenyak. Selanjutnya mendapatkan […]
ah sayang ndak bisa poto2 :-s
Selama di Istana, ngga kena lempar bom molotov kan pak Ndor?
td nya mo komentar ini :
bukan tebar pesona, Ndoro.. tp mungkin ini untuk mengalihkan perhatian rakyat pd program naekin BBM & fokus urusan jangka panjang Pemilu 2009..
tp ternyata udah ditulis di postingan..
besok2 mbo’ya jgn ditulis tho, biar saya bisa koment
btw BBM ya memang harus naik, Ndoro.. krn dari jaman rekiplik yg TURUN ya cuman kancut.. gyahahaaa..
Yang pasti obat penawar sebelum BBM naik adalah pementasan Indonesia Bangkit.
Obat penghilang rasa sakit lainnya sesaat setelah BBM naik adalah … piknik berpakansi keliling istana.
Ndoro, sahaya siap jadi tuan rumah yang baik lho,hehehe..maklum jongos istana. Ditunggu, kapan mau berkunjung 🙂
@tamansari
walah…
ternyata ndoro punya “orang dalam istana” tho, kok gak disuruh mangkir sebentar, buat kasih tiket masuk ke bloger yg berminat gitu, ndor…