Kantong Pecas Ndahe

Juli 24, 2008 § 39 Komentar

Masih perlukah kenangan tentang kertas berlengket gula pengundang semut, kertas yang selayaknya lekas kita cemplungkan ke keranjang sampah, atau kita remas asal-asalan lantas kita masukkan ke asbak?

kantong rasa

Entah, saya ndak tahu. Tanyakanlah pada Drustajumna Legawa, sang pemilik blog Kantong Rasa yang unik itu.

Seperti tertera di halaman penjelasan Kantong Rasa, “Bicara kenangan adalah bicara ingatan. Sayang ingatan kita terbatas. Maka selagi kita ingat, ada baiknya ingatan tentang kertas kantong tak penting itu kita pindahkan ke sini. Bahkan misalnya kita tak ingat apa yang terjadi bersamaan dengan tergenggamnya kertas itu, tuangkanlah ke sini. Masih ingat untuk berkata, ‘Aku lupa waktu itu ngapain aja’, adalah berkah.”

Maka, blog partisipatif itu pun membawakan kisah tentang aneka jenis kantong. Ihwal kantong kertas berisi gula, garam, atau lada. Kantong yang tersedia di kedai, kamar inap, dan perjalanan jauh. Kantong yang dengan mudah kita robek. Mungkin bahkan setelah itu kita remas dan campakkan. Atau bisa juga dijadikan pembatas halaman buku yang sedang kita baca. Kantong-kantong tak penting. Kantong yang tak bermakna setelah kosong.

Seperti laiknya blog partisipatif lainnya, sampean juga bisa ikut mengisi dan meramaikan Kantong Rasa dengan mengisi formulir di halaman submit.

Apa manfaatnya? Bermanfaatkah semua taburan kertas kantong rasa di blog ini bagi orang lain?

Saya ndak tahu. Sampean mungkin juga ndak tahu. Kita pun boleh menafikannya sepanjang yang kita lakukan di sana ndak mengganggu maupun terlebih merugikan orang lain.

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah menemukan kantong?

Tagged: , , , , ,

§ 39 Responses to Kantong Pecas Ndahe

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Kantong Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta