Dangdut Pecas Ndahe
Agustus 3, 2008 § 137 Komentar
Sebagai blogger, sebetulnya apa sih, peran sampean, Ndoro?
Begitu seseorang pernah bertanya. Saat itu, malam sedang memeluk Jakarta. Selimut gelapnya membungkus sempurna wajah-wajah yang semula terang benderang.
Saya tersenyum sebelum menjawab pertanyaan itu. “Peran? Hmmm … Sebagai blogger, kadang saya merasa seperti musikus,” jawab saya sekenanya.
Maksudnya?
“Ya pemain musik, dari pop hingga klasik. Kadang saya memainkan lagu-lagu klasik yang ndak jelas nada dan maksudnya. Mungkin hanya bisa dicerna dengan roso.
Sesekali saya mainkan musik jazz yang penuh improvisasi, keluar dari pakem-pakem irama yang biasa dimainkan musikus lain.
Tak jarang pula saya juga melagukan musik dangdut — musik yang disukai banyak orang itu.
Memang ada sebagian yang menyebutnya musik kampungan, musik rakyat jelata. Tapi, biar saja. Saya ndak munafik. Saya memang sering ikut goyang bila mendengar irama dangdut.”
Meskipun goyangan sampean menyenggol teman yang sedang berjoged di sebelah ya, Ndoro?
“Lah itu risiko joged di tengah kawasan yang padat. Sampean ndak cuma akan kesenggol, kadang bisa terinjak juga.”
Woh, berarti peran sampean mengerikan juga ya, Ndoro? Saya ndak mau dekat-dekat sampean ah.
“Memang. Jadi ya terserah sampean, mau jauh dari saya atau tidak. Saya toh ndak pernah memaksa. Ini ranah yang demokratis.
Tolong dicamkan saja satu hal: Tidak ada niatan buruk dalam lubuk hati yang terdalam dan sanubari saya ketika bermain musik. Saya bukan hendak mengotori kuping sampean dengan suara sampah ini dan itu.
Tujuan saya berjoged dangdut hanya untuk menghibur sampean. Bahwa sampean ndak merasa terhibur itu urusan sampean, bukan urusan saya.
Silakan ikut joged di sini, kalau sampean suka. Bila ndak senang, silakan cari gelanggang yang lain. Pindah kanal, cari acara yang lebih menarik.
Saya ini penyanyi, pemusik, tukang gosip, atau terserah apa saja sampean menyebutnya. Yang jelas saya bukan pendeta, kiai, atau ulama yang mengeluarkan fatwa ini dan itu. Saya juga bukan polisi atau jaksa yang tugasnya menyelidiki perkara ini dan itu.”
Pewarta bukan?
“Mungkin semacam itulah. Tapi, pewarta macam apa pula saya ini kalau warta yang saya kabarkan ndak pernah saya yakini juga kebenarannya. Sebab, fakta, juga kebenaran, itu relatif. Kadang justru ada di tempat-tempat yang tak kita sukai atau duga sebelumnya. But the truth is out there …”
Kalau sampean belum yakin, kenapa diwartakan, dikabarkan, ke delapan penjuru angin?
“Loh memangnya ada yang bisa menjamin warta saya itu seratus persen benar atau sebaliknya seratus persen salah? Bukankah yang selalu muncul hanya klaim, menganggap yang itu benar dan itu salah?
Justru dalam ketidakyakinan itu sebaiknya kita bersama-sama mencari dan mendapatkannya. Jangan bebankan semuanya ke saya. Toh saya punya keterbatasan.
Dalam keterbatasan, saya mengajak sampean semua untuk ikut menemukan kebenaran lebih lanjut. Mencari kebenaran mungkin seperti mengupas kulit bawang, harus selembar demi selembar. Setiap lembar kulit kebenaran yang terbuka bisa membuat pedih mata kita. Memang ini upaya yang ndak mudah. Tapi, apa salahnya berikhtiar?”
Meski itu menelan korban?
“Apa sih sebetulnya korban? Apakah dia sekadar angka statistik? Tentu bukan. Dari kacamata siapa seseorang digolongkan sebagai korban? Jangan-jangan kita semua ini sesungguhnya adalah korban? Korban dari apa? Korban dari sengkarut yang sesungguhnya tak kita ketahui sepenuhnya.”
Atau jangan-jangan sampean cuma mau cari sensasi dan kemasyhuran?
Untuk apa? Popularitas itu membelenggu. Ia cuma menjadi sebuah perli sesaat. Sedangkan sejarah ranah blog mungkin mirip sejarah kembang api.
Seseorang dengan cepat terlontar bercahaya ke angkasa, bak bintang luncur dengan suara riuh. Tapi tak lama kemudian, ia tak tampak. Ia malah mungkin jatuh sebagai arang yang getas.
Barangkali juga sejarah blog itu tak selalu hanya sejarah kembang api. Kita bahkan bisa membacanya sebagai petualangan antariksa dalam kisah Star Trek yang belum pernah ditulis: penjelajahan mendapatkan Ratu Adil di belantara semesta yang tak tepermanai.
Kita yakin kita akan menemuinya, seraya berusaha mengerti kenapa Kafka berkata, Sang Juru Selamat hanya akan datang ketika ia tak dibutuhkan lagi.
Dan saya, bukan juru selamat siapa-siapa.”
>> Selamat hari Ahad, Ki Sanak. Hari ini sampean mau menyelamatkan siapa?
Wah ini jawabannya ya ndoro, wah keren π
Very wise pisan, Ndorr.
popularitas itu membelenggu…
setuju.
nambah, oom:
mungkin lebih menenteramkan memilih tak bersinar
sebab dengan begitu nggak akan pernah pudar
Popularitas itu membelenggu….
namun sungguh sifat yang manusiawi…walau demikian…sulit (relatif, sulit mencari atau sulit mengindar?)
Thiiinxxx:: Masalah kebenaran tergantung kesepakatan ndoro, sing temen bakal tinemu sing salah kudune seleh.
Hii kang Kupi?
hmmm..Ndoro memang bijak dalam mengambil sikap
Sik kisanak tak komen sik
manthuk…manthuk…
nyruput kopi….ngebul sak kebulan…
ums…leres iku ndoro….
joged lagi yuk … ada lagu baru?
Ndoro emang dalem..
Ga salah saya tetap positif thingking ttg masalah kemaren sama ndoro..
Ndoro is back! π jadi skr ndoro lagi hobi dangdutan? π
Ndangdut juga fleksibel, berjoget dan begoyang kesana kemari, senggol bacok hanya terjadi kalo pejogetnya mabok, kalo sadar ya hanya sekedar joget, bukan begitu ndoro ?
Ah ndoro, apalagi yg harus kukatakan padamu..
Biarpun sudah memainkan semua jenis musik. Ada saja yg tak puas. Bukankah sudah jd sifat manusia. Tak pernah puas.
Oh jadi ini penjelasannya? π
Ndoro sukanya dangdut siapa? Roma Irama atau Inul?
Lagunya apa? Kopi dangdut ato kopi tubruk?
*btw, kirain ngebahas dangdut di lopers itu…* π
saya mengkalim sebuah kebenaran disini, dangdut koplo itu asalnya dari kota saya loh! π
Ndoro, saya angkat topi dan teramat sangat setuju dengan pendapatmu, splendid!
Dari apa yang kupelajari beberapa hari ini di dalam gelombang yang begitu besar terhadap kasus di blogmu, aku jadi berpikir bahwa gejala blog ini memang sudah sebegitu fenomenalnya ya karena bahkan kita semua bisa memotret mentalitet bangsa kita tercinta ini dari komen-komen mereka di sini.
Maju terus Ndoro, kamu sangat layak untuk menjadi yang terdepan duduk di kursi Pesta Blog 2008 besok (maksudku, chairman) π
karena ini sebuah ajakan, saya komen beda dengan yg diatas!
“Ngoplo yuk Ndoro!, dari pada pecas ndasem! sesekali pindah kanal dari ngeblog ke njoget”
ndoro maturnuwun dangdute… dangdut cha cha cha cha.. dangdut suara gendang.. gimana kalo jadi KOPIdangdut… hihi
ndoro memang bijak. ini blog2ku sendiri yg ga suka silahkan cari yg laen, saya ga maksa.
mantap ndoro :jempol:
Saya mau menyelamatkan diri sendiri dulu saja lah… *egois akut*
–Justru dalam ketidakyakinan itu sebaiknya kita bersama-sama mencari dan mendapatkannya–
mencari dan mendapatkan pelaku yang kemaren?? hmmmm π¦
btw : kayaknya ndoro bukan pemusik dangdut deh π
Kafka juga pernah berkata : Tunggulah keadilan pasti dia akan datang **cieeehh**
wharah…
sakjane ndangdut tho….
tarik mang…..
jd ?? jika berharap tll banyak kpd seseorang -lagi saya ulangi, seseORANG- bisa jadi dia akan kecewa. krn dia cuma manusia dg segala keterbatasannya ??
saya menerimamu apa adanya, ndoro, dengan segala kekuranganmu…..
*pletaakkkk*
*goyang*
suara ini standar jawaban para blogger papan atas ketika menghadapi sebuah kasus seperti ini.
jadi dejavu kasus pak rahard, priyadi, and so on
mau dangdut.. ke joget.net wae π
wah gak mudheng saya….dunia ini terasa makin rumit untuk dipahami… π¦
pledoi bagi ndoro, saya dan kita semua. keren.
Ora kok Entit,… aku mung takon wae! π
Mantaabb,,
kami semakin padamu, Ndoroo π
*menjura dalam*
“Sulingnya suling bambu, gendangnya kulit lembu.. dangdut suara gendang rasa ingin berdendang.. Terajanaaaaaa…. ndoro kakungggg” itu lagunya lagu India…. π π π
Waah setelah membisu ini to jawabannya he..he..
Saya setuju aja, asal jangan membahayakan ato menyakiti aja kali ya,ndoro?
Ketika pikiran saya yang sederhana dihajar bertubi-tubi oleh ‘keberagaman’ makna postingan Ndoro kali ini, saya akhirnya hanya bisa manggut-manggut pasrah dan menggumam, “iya, iya,” meski jauh di dalam relung hati kecil saya tetap merasa ada sesuatu yang tidak pas.
Ya sudahlah, meski saya kurang puas… π
NB: using ‘relativism disclaimer’, in my opinion, is a lame excuse π
wohh….
kiranya ini jawabannya
memang tak bisa memuaskan semua
begitupun aku terpana
gemas pada sang blogger tua
gemas? iya lahh… bikin heboh, sekalinya muncul nayangin kardus dan dangdut. ehehehehehe
@ catshade : moral of the story yg aku dapet, jgn terlalu menyandarkan diri 100% kpd manusia biarpun ia adalah chairman sekalipun.
juga jangan 100% dalam mencinta….
*psst….ini OOT*
[…] Dangdut musik tak sederhana Banyak bunyi di dalamnya Sungguh unik itu irama Jadi kegemaran tua muda […]
jadi udahan nie???
wah gag seru..
kompor mode ON…
maaph ndoro……
dalam diri saia saya yakin ndoro orang besar dengan pemikiran dan visi luar biasa..
dan saia benar…sebuah kiasan penuh retorika yang sangat mengena…
salut buat ndoro…
kapan2 mampir halaman saia pakdhe….
hmm..
Luar biasa kata-kata ndoro. bahkan untuk berkomentarpun saya tidak mampu. saya rasa paklik isnogud kali ini kalah bijak dengan anda.
numpang mampir aja ya ndoro…..
no komen dah………
hehehehe….
ngendhikan napa toh menika, ndoro…
Maaf, saya lagi-lagi iseng ngomentarin komentar orang lagi π
@restlessangel: moral of the story yg aku dapet, jgn terlalu menyandarkan diri 100% kpd manusia…apalagi kalau dia adalah si chairman! π
*ditimpukin kursi*
Yeah, it’s futile anyway, so lets offend as much people as possible instead! π
Wah.. Ndoro mendadak dangdut.
Kangen Band?
[…] vs Kangen band Ndoro mendadak dangdut, bukannya menuliskan permohonan maaf bila ada salah-salah kata kepada …. emmh.. Kopitozie […]
Hmm….bener Ndoro….Gitzu aja kok repot….
kl gak suka ya pergi…kalo suka ya nikmati aja….
bikin hati sendiri tenang….seep
The Moral of the Story :
Ndoro itu mirip-mirip Inul.
Ketika Ndoro ‘ngebor’ dan *maaf* bokongnya dizoom oleh kamera, ada yang terhibur, ada yang tidak.
Yang terhibur asyik ikutan goyang dan beli kasetnya…eh maksud saya tetap semangat baca blognya.
Yang tidak terhibur, ramai-ramai mau memasung Inul..eh salah.. maksud saya Ndoro.
Edison on JanganSerakah.com
mantap om … goyang trus sssssssss sampai puasssssssss
well,,,
semua orang memang punya kekurangan…
semua orang bisa melakukan kesalahan…
yang penting sama-sama sadar…
orang lain sadar kalo setiap orang punya kekurangan, bisa berbuat salah…
dan pelaku sadar atas kesalahannya kemudian mencoba membuat kondisi menjadi lebih baek dengan mengatakan setidaknya sedikit permohonan maaf…
berkata ‘maaf, kalau kurang pas di hati anda, mungkin itu kekhilafan saya sebagai manusia, lebih baik jangan dibaca kalau anda kurang puas’ lebih baik daripada ‘saya juga manusia, wajar kalau sekali-sekali ada yang tidak pas di hati anda, mau cocok silahkan, tidak ya ndak usah dibaca’
(tapi tentunya blogger kelas atas seperti ndoro kakung sudah paham hal seperti ini, saya hanya membagi pikiran dengan para pembaca yang laen)
–selamat malem ki sanak, sudahkah anda meminta maaf hari ini?–
(jangan dipikirkan semua tulisan saya, saya cuman abege bau kentut-eh-kencur)
wah ndorooooo
*menangis haru*
keren…
Jangan bebankan semuanya ke saya. Toh saya punya keterbatasan.
bener ini π
hebat ndoro tetap tegar setelah jadi korban lempar posting sembunyi author π
*kecapekan setelah jalan-jalan keliling blog-nya ndoro*
waduh… terus terang baru awal2 saya buka ini blog, jadi baca2 postingan lawas…
baru ngeh kalo blogger rada-rada satru dengan om roy suryo…?
kenapa harus satru!? padahal om roy kan mukanya lucu? (brain error mode ON)
blog yang keren, ndoro…
dangdut wanabe!
hoyyy jangan sumpah serapah kangen band terus dunk! gw tersinggung nih, ada sodara gw soalnya!!!!
Selamat hari minggu ndoro, eh ini udah senin ding. Hari ini saya sudah menyelamatkan “sesuatu”.
*senyum-senyum manis*
Ndoro emang jagoan memintal kata, kali ini sebijaksana paklik isnogud.
Pokoknya…. “prikitiw swit swiw…”, buat ndoro π
kalo soal berdangdut dalam kata, saya yakin Ndoro jago nya :p
@Catshade : satu pertanyaan sederhana dari saya, bro.. sampai titik mana anda akan puas dengan penyelesaian kasus ini? any clue or suggestion? gw blom nemu ini dari komentar2 lu… thx…
Bad News Is A Good News….
Bad News Is A Good Newsβ¦.
Bad News Is A Good Newsβ¦..
Tarik mang….
ca..caca…ca..dang…dut… π
dan tempat dangdutan ini semakin sesak oleh orang … demn *balik ngelungker*
dangdut jingkrak? asik juga tuh…
kapan2 dangdutan lagi yuukk ndoro..
Jadi berakhir disini saja…..yg ndak puas uang kembali…
keren. kalau saya lebih suka jadi “teroris”. seperti joker. π
oh ya apa sih PErLI?
wew…. mantap ndoro…
saya jadi bisa belajar bagaimana mengatasi masalah tanpa masalah –bukan pegadaian lho..–
Sip Ndoro, good posting
sapa nyang nyyebut2 dangdut musik kampungan!
ow.. ancene gak luas
wekek
ndoroooo i love you *halah*
joged lagi yuk ndoro
tarik maaaaaaaaaaaangggg,,,,eh, ndorooooo…..
*joget terus*
slamat hari senin ndoro! udah mandi? *lho?*
salam kenal ndor π
kunjungan pertama π
obrolan cerdas dan menarik π hmm..tentang kebenaran fakta menurut saya itu mutlak ndor. faktanya sekarang Presiden ke 1 dan ke 2 kita sudah meninggal itu mutlak.
data bisa dipermainkan (tapi fakta yg terjadi tidak).
kalau teori saya sepakat bisa diperdebatkan. apalagi opini, ga ada yg punya hak klaim :).
Ah…Ndoro berbelit-belit nih [-(
Jrit!β’
Onok opo sih iki? Rame ae arekΒ² kih.
Monggoh dipun lanjut goyang e nDoro.,
*ditendang masa*
π
good posting ndoro… π
hehehe..
ndoro top
bener2 kemampuan menulisnya top
tidak diragukan.
salam dari saya.
sebagai penggemar ndangdut saya setuju sama ndoro
*goyang mang
muncul juga klarifikasi dari ndoro… akhirnya hehehe.. tuh.. sikat maaaang…
*del.icio.us*
sudah kuduga
akan begini akhirnya
ndoro memang usil
pandai sekali memainkan kail..
hehehe..
*menjura*
Ndangdut is music of my country π
tunggu masuk koment keseratus ah π π
kalo jadi tukang kendang saja boleh nggak. soalnya saya nggak bisa nyanyi, nggak bisa joged. …:P
Sebuah “pledoi” nyang buwagus Ndoro. Tapihh untuk sementara waktu… sambil nunggu sabdanya “paklik nyang meneduhkan itu”… maaf, saya “off” dulu yakk.
*)Tolong dicamkan saja satu hal: “untuk sementara waktu”
____
*) dikutip dari sebuah kalimat diatas.
Kalau kasus yang dimaksud adalah kasus GK dan Kopi, tentu saya bukan orang yang tepat untuk ditanyai karena yang berhak menentukan puas/tidaknya penyelesaian kasus tersebut adalah para pelaku dan korban.
Kalau kasus yang dimaksud adalah kasus pemuatan e-mail ini oleh Ndoro, maka… well, itu pertanyaan yang menarik karena saya sama sekali belum kepikiran akan penyelesaiannya. Bahkan dalam hati kecil saya sayang rasanya membiarkan kasus ini berakhir, soalnya jarang sekali saya sesemangat ini mengomentari sebuah kasus dari pelbagai segi.
Entahlah, mungkin saya akan merasa puas kalau saya sudah mengutarakan semua yang ingin saya utarakan (including those sarcastic remarks and corny oneliners), kalau tidak ada lagi bagian dari kasus ini yang bisa saya komentari dengan serius, atau kalau kita semua sudah bosan dan beralih ke kontroversi baru yang lebih menarik.
Apa jawaban saya di atas sudah terdengar cukup jujur dan memuaskan anda?
hmm..hmm..hmm…*manggut-manggut ora ngerti…
The truth is out there. Baru nonton X-files ya ndoro?
Ndoro suka Stardut dunk? Ngejagoin siapa nih? hehehe…
kalimat2nya tertata banget..cool!!!
*hari ini menyelamatkan perut sendiri dulu deh hihihi*
bahagianya….
ngliat “kejernihan” dalam postingan ndoro.
*ngelap iluh*
defensif banget….
siapa berani menabur, seharusnya berani pula menuai.
kalo blogosphere isinya hanya melempar “fakta yang tidak jelas kebenarannya”, sementara pembaca dibiarkan liar menilai benar atau tidaknya, yah, mau jadi apa blogger-2 ini, wahai sang “manusia kursi” pesta blogger.
jadi… udah selesei nih critanya?
* gulung tiker, ambil sendal, siyap2 pulang *
postingnya keren banget..udah 120 kali *yang sanggup ke itung* aku ga sngaja masuk diblog ini..salam kenal kang π
..adakah hubungan dangdut sama kembang api, ndoro?
tariiiikkkk manggggg..*karo njoget muter2*
kapan mau ndangdutan ndoro????
salam dangdut, Ndoro …
hebat… egois tp sangat bijak…
Saya cuma nunggu, pandhita yang tukang gombal itu ikut urun rembug….
Sayang beliau belum mau turun dari padepokannya.
Mungkin beliau bisa berperan dalm ontran-ontran ini….
Oya.. menurut sang pakar kuyomatik, ini bisa menjadi senjata untuk mengutuk dan menertawakan blogger gak ya??
gooogooooyang yukkkk…..cakakakakakakkkkk
kapan nih kita KOPDAR di THR Ndoro ?
Goyang pat-pat Sinchan Kolaburasi sama Goyang Ngebor Inul
(hati-hati, itu kabelnya jangan di injek, bisa di massa karena tiba-tiba listrik mati)
.::he509xβ’::.
salam
Walah tulisan ndoro ini bikin saya termehk-mehek *apa seeh*
tarik mang!!!!
neng ikut abang dangdutan yukkk…hehehe….peace…..
*Ngakak mbaca komen2 dr org2 yg ga puas*
Biarin aja pakdhe, ntar jg capek ndiri.
*jd keinget ribut2 akhir taun kmren:D*
Popularitas membelenggu….kalimat yang apik.
Agar tak terbelenggu, hindari popularitas……
Dan untuk itu marilah goyang teruuus….
keren postingannya….
bijak sekali…tp ada sedikit kesan defensif..
manusia tak ada yg sempurna..
saya setuju sekali..
damai..damai..
Selamat!!β’
Anda telah lulus ujian menjadi Manusia Kursi..
Asem ki, sandalku ilang! Hayooo sopo sing nyolong sandalku??
alaaah Ndoroooo nyolong ide dari tulisan saya yaaa…??? Ayooo ngaku..!!! atau jangan-jangan, saya punya ilmu weruh sak durunge winarah…??? Jadi saya lebih tau ndoro daripada ndoro sendiri.
Ndak heran sampean yang dipilih jadi manusia kursi blogger indonesia ….. nice word scrabbling games …..
still ….. the simplest way to apologize is say sorry …..
@Catshade : Yang saya maksud soal pemuatan email.
Apa jawaban saya di atas sudah terdengar cukup jujur dan memuaskan anda?
Kalau soal jujur, saya jelas ga tahu. Karena hanya situ yang tahu…
Kalau soal memuaskan saya, jawaban situ memuaskan saya.. karena sesuai perkiraan saya,.. anda cuma berkomentar saja dan tidak punya solusi…
mau menyelamatkan ndoro π
WUZZZ….WUZZZZ….WUZZZZ…. !!!!
( nDoro numpak motor ro merem )
“ga urusan dab !!!…kan ‘motor-motorku’ dewe”
IKUT GOYANG AHH…..
@ leksa : *siram air*
wes to….adem…..adem….
semua punya sudut padang sendiri…..
ndoro bener, kamu bener, catshade bener….
*mencium aroma gontok2an*
wah… wah… rupanya blog tingkat tinggi nih, judulnya aja aku ndak paham, maksudnya pecas ndahe itu lagu dangdut baru ato nama group ato aliran dangdut ato apaan sih π
sedaaaaap π
saya kok suka banget ya dengan postingan ini…
*baca lagi dan lagi*
di dunia maya ini cuma 1 yg saya selalu ingat
saya tidak dapat membatasi apapun yg dilakukan orang lain dunia maya ini, saya hanya bisa membatasi diri saya sendiri
saya sepakat ma ndoro,
saya suka saya nikmati, saya gak suka saya akan cari yg lain yg bisa saya nikmati
*jgn pernah berpikir menjadi populer itu selalu enak*
Lho, yang ada tanyakan dari saya itu solusinya? Bilang dong yang jelas dari tadi, jangan malah nanya kepuasan atau tidak ^^; Kalo untuk kasus yang sekarang ini, ya minta maaflah dengan jelas walau ndoro tidak bersalah sama sekali. π Yah, sekedar untuk menenangkan dan menyenangkan semua pihak. Toh menjaga harmoni lumayan penting tho bagi sebuah penyelenggara hajatan blogger berskala nasional? Nah, untuk ke depannya, mempublikasikan e-mail semacam ini bisa menggunakan inisial atau nama samaran.
…kayaknya saya pernah bilang yang terakhir itu di salah satu komentar saya di penipu pecas ndahe (di antara 500+ komen lainnya sih, jadi saya tidak akan menyalahkan anda karena melewatkannya).
@restlessangel:
Ya ya, kebenaran itu memang relatif. Dan karena vox populi vox dei, berarti kita semua tidak ada yang bersalah! π
manggut-manggut… π
*sambil kakinya geyol-geyol*
leksa: jal, kene ke SMG tak traktir kopi biar sampeyan adem π
nDoro…
seingatku, nDoro di dunia nyata bagian dari dunia jurnalistik kan?
bukannya nDoro akrab dengan yang namanya “cross-check”? Bahkan saat ternyata tidak bisa dihubungi pun, tetap harus ada usaha dulu baru nanti melaporkan “hingga tulisan ini dibuat, belum ada jawaban dari pihak yang bersangkutan”.
Jujur saja,
yang benar-benar membuatku tidak sreg dengan tulisan nDoro sebelumnya adalah pernyataan berikut dari nDoro
“Ki Sanak, terus terang saya belum sempat mengecek dan melakukan verifikasi data di atas. Saya ndak bisa menjamin cerita itu benar-benar ada atau fiktif. Saya juga belum menanyakan langsung kepada para korban. Mohon maaf kepada teman-teman yang namanya tercantum di sini.”
Saya katakan ini bukan karena nDoro adalah Chairman tetapi karena seingat saya, nDoro seorang jurnalis. Bukankah pemuatan e-mail tanpa konfirmasi dan terang-terangan menyebut siapa-siapa yang terlibat baik sebagai korban maupun pelaku adalah melanggar etika?
kalo mau ngurusin semua komentar, ndak ada abis2nya.
betewe, apa kabar blogger’s code of conduct ya?
@tikabanget:
Karena sang sesepuh sudah bersabda bahwa “kebenaran itu relatif” dan “kalau nggak suka dengan jogedan saya silakan cari tempat lain,” (ditambahkan pula oleh punggawanya mengenai “ada hak jawab, silakan pakai”) saya rasa tidak ada perlunya kita mencoba-coba menyusun blogger’s code of conduct lagi. Tiga hal itu saya rasa sudah lebih dari memadai untuk menjawab semua potensi konflik dan masalah yang mungkin timbul dari conduct seorang blogger.
jadi mbak tika,, kapan mau apdet blogna? *OOT*
SETUJU MA NDORO
Goyang mang……………..
@catshade :
saya memang melewatkan itu ternyata,..
ga nyangka kalau itu solusi yang situ tawarkan…
berkeribet dengan ulasan2 situ yang bikin otak mengkeret..
kesimpulannya :
1. kebenaran relatif.
2. hak jawab silahkan dipakai
3. urusan hukum silahkan urus masing2..
benar teuk?
ooooooooooooooo.. tapi tetep ah.. masih kurang puasss..
tapi saya tau.. ndoro manusia.. seperti manusia2 yang lainnya yg punya keterbatasan juga..
waw.. selesai dgn elaghan n bijak… *blajar bnyak nech…
wah, pilosopis abis. mending joget ndangdut di sini >> http://www.joget.net.
kalo sayah masih pengen punya blogger’s code of conduct, trus gimana?
*ya itu urusanmu, tik..*
Gimana caranya bikin tulisan kayak gitu ndoro ? Apa perlu puasa 7 hari 7 malam dulu ? He2
*menjura….
Hmm tidak ikutan untuk masalah content.
Tapi menurut saya ada dua hal yang bisa dipelajari. Pertama, hati-hati saat mengirimkan email. Kedua hati-hati juga saat kita ingin mempublish email orang lain.
Saya pernah lihat situs dosen MIT yang memajang orang-orang yang mencuri foto buatannya (hall of shame). Dosen ini sama sekali tidak bicara apa-apa tentang orang yang mencuri fotonya, hanya memajang nama lengkap plus isi email mereka. Tapi efeknya jelas terasa (ingat google), terlihat dari email “pelaku” yang isinya mulai dari memohon, marah-marah sampai mengancam. Apa yg dilakukan si dosen ini (setidaknya bagi saya) lebih sadis dibandingkan sekedar marah-marah. Si pelaku kena dua hukuman sekaligus! (nama dan isi emailnya dipublish).
Email juga setahu saya bisa jadi bukti di pengadilan lho.
Sekedar opini pribadi…
[…] jadi ingat pitutur ndorokakung yang wicak, bijak, dan kocak itu. “… Untuk apa? Popularitas itu membelenggu. Ia cuma […]
[…] hingga hari ini tak ada penjelasan dan permintaan maaf terbuka dari beliau, yang ada justru sebuah artikel yang Mengkotak-kotakkan para Blogger yakni blogger ningrat dan blogger pinggiran. Sangat disayangkan mengingat kedudukannya sebagai […]