Gula-gula Pecas Ndahe
Agustus 26, 2008 § 56 Komentar
Baiklah perempuan gula-gula, kan kujawab senandikamu dengan biji-biji pelangi yang kusemai di musim semi. Di sini.
Ya, di sini; di tempat kita biasa meringkus jemu jadi batu. Di tepian sungai yang deras airnya melarungkan untaian keluhmu.
Tentu kau belum lupa pada larik-larik irisan sembilu yang tertoreh saat itu. Bahwa kita mungkin tak akan melancong ke mana-mana. Tak juga di titik nol, tanpa koma. Sebab, jalan kita merayau di antara kelimun deru debu-debu senja.
Memang hanya aku yang bisa mendusin tidurmu di tubir-tubir malam yang lengas. Cuma suaraku pula yang menggiring bahagiamu di hari-hari sepanas Gurun Gobi.
Tapi, ya sebatas itu. Tidak lebih.
Aku rama-rama dengan sayap retak. Menari setengah hati tak sampai pagi. Hatiku gamam. Luka pedih yang kian teruk, seperti gladiol yang rubuh sebelum cahaya.
Harapan mungkin memang durkarsa. Ia datang berduru-duru untuk pergi lagi buru-buru. Tinggalkan kita dalam kelu. Sungkurkan kita dalam kubangan pilu.
Kita pun kerap melating seperti pesenam jengkelitan di atas trampolin. Tak sempat meringkas hari menjadi jam, melatas menit menjadi detik. Tersaruk-saruk mengikut jejak sang waktu yang lindap.
Ingin kuajak kau mengarungi sunyi, mendengar lamunan megatruh banal dan desah suara bangsi. Tapi, kutakut kau tak sudi. Sedang kepada merdu buluh perindu pun kau sangsi.
Entah, mungkin nanti, kalau kau sudah tak merenyeh lagi …
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Semoga hari ini sampean mendapatkan pencerahan dari posting ini. Kalau belum paham juga, silakan mengecek beberapa lema dan diksi arkaik di sini.
Beri peringkat:
Terkait
Tagged: cerpen, estafet, metafora, surealis
lanjuuuuuttttt 😆
Cari : “merenyeh”
Hasilnya : Tidak menemukan kata yang sesuai dengan kriteria pencarian.
jadi opo merenyeh iku ndoro? kekeke…
eh ketemu ding, gak boleh pake awalan me ternyata hehehe
“me·re·nyeh v meminta sesuatu terusmenerus dng kata-kata yg tidak begitu jelas; merengek”
semacam bawel ya 😀
Takjub… hm.. pilihan kata yang tidak lazim
Pagi-pagi udah dihibur tulisan ndoro…….
iya nih, banyak lema yang baru aku dengar….
kata yg ndak umum membuat orang penasaran. top markotop ndor!
merenyeh = riwil? hihihihi. wah, saya masih tunggu lanjutannya 😀 nanti saya balas. hahaha tapi untuk yang satu ini… saya menjura pada ndoro
dari: aspri-mu.
dari hanny berlanjut ke ndoro 😀 tetap saja saya masih ngga mudeng hihihi
wah wah wah,
kata-katanya indah,
membuat hatiku megah,
dan selalu mewah..
tanpa ingat sawah,
yang bermandikan kuah…
wih.. kata bersayap yang membuatku wah wah wah..
lanjut, kung!!
ahh..ndoro memang bisaaa aja..
opo tho kui?
^mripate kiyip” lan ora nyandak pikirane^
Mantra…
*kupipes aaah…, mayan buat modal kopdaran*
mantab ndoro..wah,bnr buayawan ndoro satu ini.salut…
sampeyan lagi kesambet setan apa sih ndoro… kok nulisnya jadi uedan gini… 😛
/cult
ndoro sekarang ngomongin cinta melulu, nda di blog, nda di plurk, keren..
Manisnya gula-gula yang membuai, menggelitiku tuk mencicipi manisnya tebu hitam….
Ternyata, lebih enak baca posting ini daripada makan gula-gula.
Kalau makan gula2 bisa berujung di sakit gigi, kalau baca tulisannya ndoro bisa berujung ke….posting selanjutnya….hehehe..
Salut buat postingannya yang bikin mrinding disko, ndoro.
Puber ke ? 😀
Mantab!
merenyeh…. *ngambil kamus dulu*
pengen kenal perempuan gula2
selamat hari seloso kisanak, bahasa-nya puitis, ra ngerti aku ker.
Terima kasih, sudah kasih link berguna ke KBBI.
http://www.globalwarmingsolution.wordpress.com
Peace!
romantisnya 😉
eh ntar ini jadi blognista nih.. bersambung 😀
Kt2 ne mbilungke. Pecas mdahku mocone.
pemilihan bahasa yang bagus…
keren
Saya selalu bingung melihat para pemerhati bahasa Indonesia menggunakan kata ‘arkais’. Apakah ‘kuno’ atawa ‘antik’ tidak lagi mencukupi definisinya? Padahal generasi muda kita saja sudah cukup kreatif untuk menciptakan kata ‘jadul’. 😛
ThinxXx: piye kabhare diadjeng ndoro di tunggu gula gulanya di tikungan berikutnya.
Sepertinya saya memerlukan bantuan dari Pakde dan Paman Budayawan itu untuk menterjemahkan kata serta maksud dari postingan Ndoro Calon Budayawan ini.
.::he509x::.
apapun bahasanya sing penting ngerti dan smp amanahnya…. meskipun baca tulisan ndoro ber x2 … baru nyandak… 🙂
btw ditunggu (orang banyak) lanjutannya.
oh ternyata begitu to rahasia cerpen2 sastra yg canggih2 itu hehehe, thx ndoro dah sharing 🙂
Aku ga ngudeng amat deh ndoro…ap terlalu wong ndeso…hiks…hiks malu :'(.
Salam
Hmm baca sambil mikir apa maknanya but ditunggu lanjutannya ya Ndor
Kutak kan berletih…
Kutak kan bersedih…
Kutak katiklah…
Kutak kan bertanya, mana gula-gulanya…?
Susah buat puisi 😦
Terimakasih atas link nya. *mempelajari kata kata*
:gueleng-gueleng: saiah tak mengerti maksudnya…
BTT… Bahasa Tingkat Tinggi… makasih untuk lema-lema yang baru Ndoro…
Sangar!
Najong banget ndoro….najong !!
ora mudeng ndoro 😛
whoooaaaa…………dohhh pake bahasa planet yaa?……hikss……..GA MUDENG!……….payah drehh ekke!………….betewehhh………mo nanya tapi malu keliatan ajaibnye…..DURKARSA? MEGATRUH? TERDURUDURU? BANAL?………..WEHHHHHHHHH…….kok horor gitu bahasanye?
Lha, baru mau mampir … kok ketemunya posting yang ruwet gini bahasanya … he he he … salam kenal Ndoro Kakung … 🙂
Waduh, tulisannya Ndoro kakung penuh dengan kata-kata yang berbahasa tingkat tinggi, susah sekali untuk mencernanya…
pilihan kata yang cihuy Ndoro..termehe mehe bacanya 😛
mbacanya sambil buka kamus Besar Bahasa Indonesia… 😀 keren
top markotop , memang pantas menjadi lelaningan jagad…*menjura*
bener2 rangkaian kata yg indah 🙂
emang ndoro pernah ke gurun gobi? 🙂
emang perempuan itu manis kayak gula ya.. lha wong seorang lurah aja sampai memeperkosa anak SMP, ya saking menariknya tiu makhluk yang namanya perempuan. Video lengkap peristiwa pemerkosaan oleh pak lurah itu bisa anda saksikan di DISINI
salut ndoro..salut..tp nggak dong saya ndoro..maksudnya apa ya?
:p
salutt ndoro..kedengerannya romantis dan melankolis skali..tapi saya ndak ngerti ndoro..pake bahas planet mana ni ndoro?
kapan ganti topik ndoro…
saya nggak bisa komen nih…
Indah…
Tapi gak mudeng… 😛
ora mudeng…hahaha
wekekek ga ngeh mbah, wekeke ini semacam pantun dan sejenisnya ya hehehe
[…] teruntuk rama-rama bersayap retak Demikianlah, rama-rama bersayap retak menjelang beruda, seperti telah kau rinaikan dalam untaian aksaramu, harapan mungkin memang […]
[…] memberitakan bahwa dunia memang luas, dengan kebesaran rabb yang menghaturkan trilyunan bakat dan kebolehanyang tak berbanding, mengalirkan berbagai kelebihan dan […]
Bahasa Kalbu 😀