Wajah Pecas Ndahe

November 6, 2008 § 52 Komentar

Kota-kota, seperti halnya mimpi, terjadi karena hasrat dan ketakutan — Italo Calvino.

***

wajah

Sebuah kota bisa bercerita banyak hal. Tentang lorong-lorongnya yang berliku. Jalanan yang padat. Tentang comberan dan selokannya yang busuk. Gedung-gedungnya yang menjilat angkasa. Permukiman elit dan kumuh atau tentang penduduknya.

Warga bagaikan sekumpulan batu bata yang membentuk bangunan besar bernama kota. Mereka menjadi wajah kota. Mereka pulalah yang menentukan pucat-lesinya, riang-gembiranya, duka-nestapa, lapuk-suramnya, atau glorifikasi-kejayaan sebuah kota.

Begitulah yang juga kita bisa lihat dari blog Wajah Jogja bikinan anak-anak CahAndong.

Ini adalah sebuah blog/situs gotong royong yang dikerjakan secara keroyokan, menampilkan profil-profil para penghuni Kota Budaya, Yogyakarta.

Wajah Jogja didirikan untuk bercerita tentang Jogja melalui tokoh-tokoh yang membuat kota ini lengkap. Mereka tidak harus selebritis, tapi orang biasa dengan kisah-kisah yang menggugah. Tukang becak yang mengayuh pedal untuk membiayai sekolah keempat anaknya adalah kisah heroik. Simbok gendong yang bekerja siang malam bisa menjadi cerita tentang sosok yang mandiri. Dari merekalah situs ini menularkan spirit yang membuat Jogja … beda.

Wajah Jogja ingin menunjukkan bahwa kenangan tentang Kota Pelajar itu bukan hanya Tugu, Malioboro, Keraton, bakpia Pathuk atau kaos Dagadu. Yogyakarta juga berisi wajah-wajah orang-orang biasa, yang mereguk oksigen dan ikut mewarnai setiap kisah yang terjadi setiap hari.

Yogya juga dibangun oleh bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda, pemudi, dan anak-anak yang tiap hari memberikan inspirasi bagi sebuah kota yang bersahaja.

Maka, di Wajah Jogja kita bisa membaca kisah tentang Widodo sang dokter mesin, Sumadi Lukman Anwar si pedagang sayur, Leilani sang pianis, dan sebagainya.

Membaca profil mereka seperti menyesap wajah Yogyakarta yang lain. Kita bisa menangkap geliat semangat para penghuninya yang terus bergemuruh. Kita ikut merasakan setiap denyut gairah mereka yang mewarnai Yogyakarta setiap hari.

Wajah Jogja adalah sebuah proyek hidup. Ia akan terus bertambah dan berkembang bersama setiap tarikan napas para kontributornya.

Sampean bahkan juga bisa ikut menyumbang tulisan di sana — agar wajah itu terus hidup seribu tahun lagi …

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah sampean punya kenangan khusus tentang Yogyakarta?

Tagged: , , , , , , , ,

§ 52 Responses to Wajah Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Wajah Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: