DikDoank Pecas Ndahe
Januari 27, 2009 § 79 Komentar
Lelaki itu memakai kaos jingga dan celana jins gombrong. Topi hitamnya menutupi rambutnya yang tipis dan pirang. Sebingkai kacamata bertangkai hitam ala Bono U2 nangkring di atas hidungnya.
Dengan bertelanjang kaki, lelaki itu berdiri di depan sekitar 40-an anak usia sekolah dasar, di tengah lapangan rumput nan menghijau. Matahari hampir roboh di barat.

KJD | anak-anak belajar di Komunitas Kreatifitas Kandank Jurank Doang
Sambil memegang mikrofon, lelaki itu meminta anak-anak yang duduk lesehan di atas rumput untuk mengeluarkan buku gambar.
“Siapa yang tahu ada berapa kitab yang kita kenal?” lelaki itu bertanya. “Ayo yang tahu maju ke depan.”
Seorang anak perempuan mengacungkan tangan, berdiri, lalu menuliskan jawaban di papan. “Benar atau salah anak-anak?” lelaki itu bertanya lagi dengan suara kencang.
“Salaaaaaaaaaaaah … ” sahut anak-anak.
“Ayo, siapa yang tahu jawaban yang benar?” lelaki itu kembali bertanya.

MENJAWAB SOAL | belajar kreatif
Seorang anak lain segera maju ke depan dan dalam sekejap menuliskan jawaban di papan. Ia menulis Taurat, Zabur, Injil, dan Islam secara berurutan.
Kali ini dengan senyum lebar, lelaki yang bertanya tadi tersenyum lebar. “Naaah…sekarang benar atau salah?”
“Benaaaar … ” anak-anak menjawab dalam koor yang kompak.
Lelaki bertopi hitam itu lalu menggambar. Mula-mula dia melukis akar pohon yang dilabeli Taurat. Lalu batang pohon yang diberi nama Zabur. Kemudian ranting dan dahan yang diberi nama Injil. Dan, terakhir ia menggambar buah-buahan yang diberi tulisan Quran.
Begitulah secuil suasana belajar-mengajar yang sore itu saya saksikan di Komunitas Kreatifitas Kandank Jurank Doang di Kompleks Alvita, Sawah Baru, Ciputat, Tangerang, Banten. Saya datang bersama rombongan dari Samsung Hope Indonesia, dan beberapa blogger, yaitu Chika Nadya si Ratu Kopdar, Ollie si Kutu Buku, Larasati Silalahi si penyiar HardRock FM, dan Iqbal Prakarsa si Juragan Wetiga.
Sebetulnya saya sudah lama mendengar tentang aktivitas komunitas Kandank Jurank itu, tapi baru Jumat sore pekan lalu saya sempat menjenguknya langsung.

GURU | Dik Doank
Lelaki yang berperan sebagai guru dan menggambar itu adalah Dik Doank, 40 tahun, penyanyi, pelukis, desainer grafis, dan presenter program olahraga di televisi. Dialah pemilik dan penggagas KJD.
“Mohon maaf kepada yang bukan beragama Islam. Dengan gambar ini saya hanya mau memberi contoh kepada anak-anak tentang bagaimana sejarah kitab, agama-agama, dan toleransi antarumat beragama,” kata Dik Doank menjelaskan caranya mengajar.
βAnak-anak harus diberi pelajaran tentang proses. Hidup adalah proses. Proses adalah perubahan. Dan perubahan itulah yang menandakan kita hidup,β kata Dik Doank lagi.
Kandank Jurank Doank (KJD) adalah sebuah Komunitas Kreatifitas untuk anak-anak usia sekitar 6 – 12 tahun. Komunitas yang dirintis sejak 1993 oleh oleh Dik Doank ini diniatkan sebagai tempat belajar anak-anak kurang mampu yang mempunyai kesulitan mendapatkan pendidikan kreatif.
Ketika saya bertanya kepada salah satu anak tentang pekerjaan ayahnya, dia menjawab singkat, “Tukang parkir.” Setelah itu, dia berlari kembali ke tempat teman-temannya mengambar.
Anak-anak asuhan KJD berusia sekitar 6 hingga 12 tahun. Setiap Senin – Jumat, anak-anak tersebut akan mendapatkan pengajaran mulai dari menggambar, menari, melawak, membaca dongeng dan berlatih olahraga seperti sepak bola dan outbound secara gratis.
Bagi Dik Doank, belajar adalah proses kreatif. Tanpa kreativitas, anak-anak mustahil jadi pemimpin, inovator, dan hanya akan jadi peniru.

MENGGAMBAR | awal inovasi
“Semua inovasi berawal dari gambar. Kita ingat DaVinci, Einstein, dan para penemu besar itu. Mereka semua menemukan sesuatu dengan membuat gambar, sketsa,” kata Dik Doank. “Karena itulah, di sini saya juga memberi pelajaran menggambar.”
Di atas tanah seluas hampir satu hektare yang asri dan penuh pepohonan, proses belajar di Kandank Jurank Doank berlangsung di beberapa lokasi, seperti ruang kelas terbuka yang disebut Slink (setengah lingkaran doank), Rumah Pintar, perpustakaan, studio, museum, rumah digital, studio, lapangan sepak bola, dan outbound.

RUMAH PINTAR | terbuka dan sejuk
Dik Doank mengembangkan fasilitas-fasilitas belajar itu dengan dukungan dari pelbagai kalangan, baik perorangan maupun perusahaan swasta, seperti Samsung Elektronic Indonesia (SEIN) lewat program CSR Samsung Hope.
Pada awal 2008, misalnya, SEIN menyumbangkan perangkat IT nya untuk mengisi Rumah Digital. Perangkat elektronik ini bermanfaat membantu murid-murid KJD dan relawannya meningkatkan keahlian mereka di bidang digital.
Dik Doank memperlihatkan satu per satu tempat belajar anak-anak asuhan KJD, termasuk museum. Di ruang inilah Dik Doank memasang karya-karya, seperti lukisan, foto-foto, sampul kaset, dan beberapa karya seni instalasi. “Tapi, mohon maaf, ruangan ini tak boleh difoto,” kata Dik Doank.
Setelah itu, Dik Doank membawa kami ke lantai atas untuk menikmati penampilan anak-anak asuhan KJD memamerkan kemampuan mereka menyanyi dan menari di ruang studio yang dilengkapi perangkat elektronik cukup lengkap sumbangan Samsung Electronik Indonesia.
Sepanjang sore itu, saya melihat anak-anak asuhan KJD begitu antusias mengikuti setiap pelajaran. Mereka tampak begitu bebas dan lepas. Senyum dan tawa nyaris selalu menghiasi wajah mereka.
“Belajar memang harus membebaskan,” kata Dik Doank.
Ketika adzan Isya berkumandang, kami pun berpamitan. Dik Doank menyalami kami satu per satu dan mengucapkan terima kasih untuk kunjungan yang singkat.
Dalam perjalanan pulang, saya membatin. Seandainya ada sepuluh atau seratus orang seperti Dik Doank dengan gagasan dan metode belajarnya yang unik, barangkali wajah pendidikan dan dunia anak Indonesia bakal jauh berbeda dibanding sekarang.
Dik Doank sudah memulai. Esok atau lusa saya berharap akan ada Dik Doank-Dik Doank lain, yang akan membuat Indonesia lebih baik….
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah belajar dengan bebas?
Waaah selain kreatif, Dik Doank sangat dermawan ya…jiwa sosial dan semangat membangunnya tinggi.
dik doank amazing ..
Sudah, Ndoro! π
Nyaman sepertinya…..
sejak dulu bercita-cita kesana, tapi belum kesampaian π¦
jadi ingat, ndoro pernah janji mau nulis buat anak-anak di blog ini..
ada pelatihan ngeblog bwat mereka ndoro? π
wah… deket sama rumahku tuh ndoro…
Salut buat mas dik doank…
rumah dunia – nya gola gong rasanya juga pantas diangkat ndoro π
jiwa kepedulian, kreatifitas, seni, tulus, ikhlas, dermawan……….seperti……..ROMO nya yang mewariskan kepada anaknya….dah semoga dik doank selalu di beri kemudahan dalam dunia dan akhirat
amien……..
amien……..
amien……..
amien……..
amien……..
amien……..
amien……..
dik doank….your my inspiration
amien……..
Pancen handal tenan itu Om Dik (menjura)
hueeebaat…. haik…. dicari dick yang lain …. siapa nyang mauuu … ?
Semoga menjadikan ilmu yang bermanfaat untuk akherat yang kekal…
anak anak itu diajarin ngeblog juga kan ndoro?
Ente kegiatannya keren2, Ndoro …
dik doank ngajarin ngeblog juga kagag?
mantab juragan…
belajar memang harus membebaskan. sebagaimana juga dengan cinta. *tsaaaah* (colek-colek ndoro)
Doakan saya agar bisa jadi dik doang2 yg laen itu ndoro!walo tak tau kapan…
Ndoro sendiri mboten gadhah niat membuat komunitas2 belajar gratis seperti itu?
ditunggu kampunk jurank ndoronk kakunk . . . .
kursus kilat postink, bloggink, updatink, pusink, mbelink . . .
great post mister…
btw, kalau pola pikir guru2 kita seperti Dik D, pasti kita cepet maju.
Belajar memang Membebaskan….
jadi ingat lagu jaman demo dulu….
“apa guna punya ilmu tinggi…. kalau hanya untuk mengibuli”…
berarti tidak salah juga selama ini saya lebih memilih Samsung ketimbang Sony π
waow…setuju ndoro!!seandaninya aja ada 100 orang kayak dick doank..dijamin kualitas anak indonesia bakalan meningkat pesat..mungkin dengan cara pengajaran yang seperti itu,,sekola2 formal lain bakal kalah saing..
KandankNdoroKakunk kapan dong louncing π
Cerita tentang Dik Doank terus berlanjut di http://esqmagazine.com/artikel-detail.php?id=701
dick doang baik yah?
π
hebat tuh dik doang, mudah2an pahalanya tinggi dan makin dekat dengan sang Pencipta
Ndoro, sudah lama gak ketemu neeh….
emang salut buat perjuangan dik doank buat memajukan pendidikan anak Indonesia,…
“Kompleks Alvita, Sawah Baru, Ciputat, Tangerang, Banten”
kaya kenal ni nama..hoho,,ini kan komplek di mana rumah gw berada..
coba gw lagi pulang ke rumah, bisa ketemuan sama ndorokakung + tante chika tuh,,
jadi inget dulu sering maen putsal sama anak-anak di lapangan situh..
ini bari Dik tidak NgomonG Doank, langsung praketk, ga seperti orang lain. ” Nanti kalau saya jadi ….saya akan….., saya mau…..” . Salam kenal juga buat Ndoro kakung
JANGAN HANYA dIK dOANK. tAPI KITA SEMUA JUGA HARUS PEDULI PEMDIDIKAN.
Sudah berhati baik, ganteng pulak ya Ndoro π
Semoga Dik Doank uangnya tambah banyak biar bisa buka cabang atau franchise, hihihi… π
maju terus, bersama toleransi.. keep go on…
jangan takut akan kiamat. Selamat untuk dik doang.
Hebat dan Salut..!
seperti ini yang bersahaja
lam kenal ndoro kakung
Memang Dik doang adalah pekerja seni yang down to earth.
dekat dengan anak-anak dan juga kelas bawah lainnya.
Salaut buat Dik doank….
Kalo 1% orang indonesia kayak dia mungkin bisa menetaskan anak-anak kreatif diindonesia ini lebih banyak.
hebat..baru tau saya..mungkin ada yang cerita dari tokoh yang lain ndoro
Salut untuk Oom Dik Doank, majuu terusss…
Buat Ndoro, nulis terus ya ndoro ^^
seorang aDik yg ga cuma ngomong Doank. Put his idea until into action. Lam kenal, ndoro… ikut gabung yaaa
Keren..
kalau 100 orang seperti dik doank sih menurut saya ada Ndoro. Yang nggak ada itu orang seperti dik doank di birokrasi pendidikan kita…
hidup dik doank….
semoga perjuangannya konsisten dan semakin banyak yang meniru dirinya…
mengajar dan mendidik anak anak tanpa pamrih…
Buat saya sebuah kejadian yang mengharukan ketika kegiatan mengajak & membawa nDoro Kakung dan beberapa rekan lainnya untuk melakukan kunjungan ke KJD ternyata dapat ikut mewartakan keberadaan KJD.
Membayangkan imbas berita ‘mulut ke mulut’ yang terjadi atas sebuah tempat yang berupaya mencerdaskan anak-anak penerus bangsa lewat kreatifitas bener-bener bikin merinding saat itu.
Memang diawali dari sebuah tugas, tapi tidak terbayangkan sebelumnya kalau hikmah & manfaatnya jauh lebih besar dari tugas itu sendiri π
Om Dik emang keren..salut euy.. padahal deket rumah, tp blom pernah kesana e..:D
Pernah lewat KJD waktu maen ke rumah temen di Bintaro dan dari blog Ndoro saya baru kalau aktifitas KJD kayak gini. Keren, salut, dukung!
andai saja pemerintah kita berkepribadian kayak Om Dik Doank, ga bakalan kursi PANAS itu kosong waktu sidang.. Ayo Om Dik beri contoh yang baik buat bapak2 kita.
saya suka dengan dik doank. liputan rumah uniknya saja telah membuktikan bahwa dia begitu terbuka dan menjelata.
Pengen datang ke sana juga, Ndoro…
Sosok Dik Doank bagiku cukup unik..
Awalnya terkenal sebagai desainer sampul album (kalo ga salah dulu pernah kena cekal karena di salah satu sampul kreasinya ada gambar palu aritnya) lalu jadi penyanyi yang ngetop dengan satu single saja… beberapa waktu menghilang, eh nongol2 sudah jadi presenter dan sekarang aktif di pendidikan bebas pula!
Salut!
dik doank tuh emang seniman kehidupan deh…idola saya pokokna…^^..artis yang sederhana, pokokna panutan banget…!!
jadi pengin ngandank di situ..
Foang emang peduli lingkungan dan anak anak
dik doank memang hebat,,,inspiring,,,
Jadi teringat buku TOTO CHAN…salut-salut untuk Dick Doank
Hebat, Salut mudah-mudahan diantara anak-anak ada yang jadi pemimpin masa depan ya g!!!!!
wheew … merinding mbacanya ndoro …
salut … saia baru citaΒ² seperti itu …
smoga ada banyak dik doank di negeri ini … Amien
[…] clipped from ndorokakung.com […]
Akar, pohon, ranting dan buah… wow… thats amaze me very much. thanks ndoro. semua orang seperti dik doang, pasti gak ada yang namanya kak doank… hwekekeke….
salut buat dik doank….moga akan lbh banyak bermunculan dik doank lainnya..
amin..
saya br aja kesana hr minggu tgl 05.06.09 .tempatnya keren saya jg nonton konsernya anak2 kjd anak2ku sampe seneng banget .aku mau banget anakku gabung di kjd soalnya bakat lukisnya udah terlihat .buat om dik thanks atas kesempatan yang diberikan buat anak2 indonesia. kalau boleh saran liburan kaya gini enaknya anak2 camping disana untuk beberapa hari aja.thank ya
kak dik doank,,, aku bangga banget
jika bisa kenal dengan anda
dik doank ga ada2-nya.
semoga tidak lagi 2 3 4 5 bahkan sampai ribuan doank di indonesia.
diK doaNk emang salah satu manusia yang mampu mengexplorasi anugrah yang dititipkan olehNYA.
Dik Doank, pribadi mulia terbalut dalam kesederhanaan. saya tidak memberi kesimpulan dangkal, namun sering saya bersosialisasi dengan dia setiap acara Kenduri Cinta di TIM, dan itulah kesan yang dapat saya tangkap.
Semoga dari KJD nantinya bisa muncul pribadi-pribadi unggul untuk nusa dan bangsa…
kereeeennnn deh dik doank,,, saluuutt :p
totally inspiring…
Pendidikan juga salah satu program penting untuk CSR. Lanjutkan terus dik doank
108CSR. your CSR partner. Corporate Social Responsibilities
dik doank, salut buat hamba ALLAH yg satu ini… semoga amal baik dia mendapat balasan berlipat2 kebaikan…
ada yang tau twitter-nya dik doank kagak?
pngen menjadi seperti om dik yang peduli sm pndidikn dan mndirikn sekolh gratis buat ank”yg krg bruntung..
pngen jg brkunjung k KJD buat nambah ilmu..
kaguuum bgd sm om dik..
Q hrap bs sperti dia.. c:
Minta alamat jelas’a dong…
X aja bisa berbagi ilmu ndoro..
Minta alamat jelas’a dong…
X aja bisa berbagi ilmu ndoro.. Kjd keren
Dik doang keren. Salut buat jiwa berbaginnya. Kebetulan dalam acara yang diadakan oleh Sampoerna School of Education dapat penuturan langsung dari ybs.
Salut deh untuk dikdoank. Saya yg pendidik saja benar-benar angkat topi atas kepeduliannya thd anak bangsa. Ayo, di daerah lain mari galakkan model pendidikan kreatif, unik dan gratis semacam ini.
Hi this is kinda of off topic but I was wanting to know if blogs use WYSIWYG editors
or if you have to manually code with HTML. I’m starting a blog soon but have no coding experience so I wanted to get advice from someone with experience. Any help would be enormously appreciated!
Yogurt and pickles might be fermented due to the fact they’re carbohydrates. That wouldn’t be feasible if they were oils.
Hebat Ya Pak Dik Doank, saya juga bercita-cita mengelola tempat belajar ayng super asri dan ramah lingkungan, penuh dengan keceriaann. Makasi kunjungannya Pak Wicaksono