5cm Pecas Ndahe

Februari 11, 2009 § 66 Komentar

Saya ndak ingat betul kapan dan bagaimana saya berkenalan dengan anak muda itu. Saya cuma ingat pernah mengajaknya tetirah, menginap ke tempat peristirahatan pabrik saya di Megamendung, Puncak, Bogor, pada sebuah masa.

Dia datang bersama teman-temannya, rombongan. Saya juga beramai-ramai dengan handai taulan. Kami bahkan sempat nyanyi-nyanyi bareng di sana.

blog donny

Tapi kami tak sempat berlama-lama bersama di sana. Karena keesokan harinya saya harus bekerja kembali, saya pun pulang lebih dulu. Anak muda itu ikut menumpang, bersama kawan perempuannya. Kami kemudian berpisah di seberang Ratu Plaza, Sudirman, Jakarta.

Tapi hidup ternyata punya kejutannya sendiri. Beberapa bulan kemudian, saya menerima sepucuk undangan pernikahan anak muda itu. Saya pun datang di tempat perhelatan, di sebuah masjid di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Setelah itu, kami berpisah kembali selama berbelas purnama … sampai kemudian suatu hari saya mendengar dari kawan-kawan tentang sebuah novel yang laris bukan main. Dicetak ulang sampai sepuluh kali. Sekarang mungkin lebih. Beberapa kawan bahkan mengulasnya di blog mereka.

Saya jadi penasaran, dan ingin segera membacanya. Sayang, karena kesibukan dan macam-macam pekerjaan, keinginan itu tertunda.

Syahdan, takdir mengantarkan saya ke sebuah toko buku pada sebuah Minggu yang nyaman. Entah kenapa, tiba-tiba langkah saya seperti dituntun ke rak novel laris. Dan, mata saya mendadak terpaku pada sebuah novel bersampul hitam.

Aha! Ini dia novel yang jadi pembicaraan orang-orang. Saya segera meraih dan membuka isinya tanpa memperhatikan siapa pengarangnya. Baru setelah membuka-buka beberapa lembar halaman, dan saya membaca sampul depannya, saya seperti seperti disengat listrik ribuan watt.

Novel itu judulnya 5 cm. Dan pengarangnya adalah Donny Dhirgantoro.

Ya, dia Donny yang pernah saja ajak menginap di wisma pabrik saya tempo hari, dan secara tak sengaja saya pertemukan dengan Dewi yang sekarang menjadi istrinya. Saya mendadak seperti anak kecil yang mendapat balon, hendak melonjak-lonjak kegirangan.

Tapi hidup rupanya masih menyimpan kejutan lagi. Beberapa hari yang lalu, seseorang mengirim email via kolom kontak di blog ini. Dalam email itu, dia menanyakan bagaimana kabar saya. Saya terhenyak begitu melihat siapa pengirimnya: Donny Dhirgantoro.

Ho-ho-ho … betapa kecil dunia ini.

Dalam emailnya, Donny bercerita bahwa dia mengenal blog ini lewat seorang teman di pabrik. Kami pun lalu bertukar kabar, dan sedikit bernostalgia. Dia juga mengabarkan tentang blog barunya 5cm.

Ia bilang, selain mulai ngeblog, dia sekarang sedang menyiapkan novelnya yang kedua. Proses pembuatan novel kedua ini, katanya, sedikit terhambat oleh persiapan pembuatan film berdasarkan novel 5cm. “Karena saya dengan sok tahunya mau coba tulis skenario filmnya sendiri,” katanya.

Seorang teman lama. Sebuah blog. Dan sebuah tali pertemanan yang bertaut kembali. Saya senang menemukan Donny lagi. Saya berharap dia terus berkarya, bikin novel bagus, film keren, dan … ayo bikin anak lagi, Don. Dei perlu adik tuh, hahaha ….

>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Apakah sampean juga pernah dipertemukan kembali dengan kawan lama oleh blog, bukan Facebook?

Tagged: , , , , , ,

§ 66 Responses to 5cm Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading 5cm Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: