Marshanda Pecas Ndahe

Agustus 12, 2009 § 147 Komentar

Kebajikan yang sering diajarkan ialah jangan mencari popularitas. Kemasyhuran bisa membunuh hati. Dan merusak perangai.

Siapa tak kenal Marshanda? Seandainya saja sampean baru datang dari negeri seberang setelah sepuluh tahun merantau. Jika sampean tak pernah nonton TV. Bila sampean benar-benar seorang peneliti yang sangat berdedikasi pada pekerjaan dan tak pernah keluar laboratorium barang sepuluh menit. Boleh jadi sampean tak mengenal Marshanda.

Baiklah, Ki Sanak. Saya juga tak mengenal anak gadis itu. Saya hanya pernah melihatnya beraksi di layar kaca. Marshanda memang pernah beberapa kali membintangi sinetron. Namanya juga disebut-sebut di media-media hiburan. Tapi sesungguhnya saya tak begitu mengenal siapa dia — sampai akhirnya saya menemukan video Marshanda di Youtube itu.

Tentang Marshanda, saya mengenalnya dari Google yang menyimpan ratusan cerita tentang dia. Lahir pada 10 Agustus 1989, gadis yang juga dipanggil Chacha ini meretas jalan popularitas lewat penampilan di beberapa iklan, misalnya produk sabun Lux dan Bank Danamon. Lalu dia juga dikontrak sebagai bintang iklan TV dan media cetak, di antaranya Filma, Cadbury Eclairs, Supermi Ayam Bawang, Es Mony, Tango Wafer, Chicken Nuggets, Carvil Millenium, dan Susu Bendera.

Marshanda baru menunggang gelombang kemasyhuran ketika membintangi sinetron Bidadari, sebagai Lala, bersama Marini Zumarnis sebagai ibu peri. Sinetron itu, konon, sukses, sehingga dilanjutkan ke Bidadari 2 sampai 104 episode. Tapi posisinya sebagai bintang di Bidadari 3 ternyata digantikan pemain lain menyusul sengketa antara Marshanda dan Multivision Plus, produser sinetron tersebut.

Sejak itulah tanda-tanda jatuhnya bintang ketenaran Marshanda mulai terlihat. Kilau namanya tak gemerlap dulu. Meski sesekali masih membintangi beberapa sinetron, wajahnya nyaris hilang dari layar kaca. Memang tidak benar-benar lenyap, sebab pada awal 2009 terbetik kabar bahwa Marshanda mendapat durian runtuh: hotel warisan kakeknya. Ia juga sempat berakting dalam film Kalau Cinta Jangan Cengeng.

Dia bahkan menguji peruntungan di dunia tarik suara. Single-nya, Bernafas Dengan Cintamu, dilepas pada 24 Juni 2009. Setelah itu, saya tak tahu pasti ke mana dan apa saja gerangan kegiatan anak itu sekarang, sampai kemudian videonya muncul di Youtube. Dia jingkrak-jingkrak sambil nyanyi dan di sela-selanya mengeluarkan kata-kata seperti ini:

“Lagu ini kayaknya paling cocok buat temen temen sd gw, yang musuhin gw waktu gw sd, gw ga punya temen, gw struggle kayak orang gila di sekolah gw sendiri. Yang jahat jahat!

A***da Mu***ra S***a P*****di, MAKAN NIH! Dan semua temen temen lo yang ngikutin lo. gw tau lo ketua, lo apa.. gila lo, lo paling jago dari kelas 1 ampe kelas 6 lo ranking 1 terus. wuuu mantap, selamat ya! Lo add gw di facebook, gw ngapprove lo man!
Sama Andita, ya Allah, cewe tercantik sedunia. Ada namanya dita, baru masuk kelas tiga gitu deh. Terus. Udah deh pokoknya dia ngerasa paling keren gitu deh dari gw.”

“Sama Muhammad Za** Wi**** yang pernah insult gw ngajak lo di depan kelas. Inget inget lo ngapain. Huu.. groove it.. Sok ganteng lo bi. Jijiki tau ga. Jijik! Hooeeek!!

Groove it, I’m groove.., man!!”

Saya juga menemukan video yang mempertontonkan Marshanda tengah menyanyi sambil berlinang air mata.

Saya tak tahu apakah video itu sekadar lucu-lucuan belaka. Barangkali Marshanda sedang belajar akting. Mungkin juga itu benar-benar video yang dikerjakan dengan maksud tertentu. Tapi saya merasa ada sesuatu yang tak beres dengan Marshanda dari dua video itu. Beberapa kawan mengatakan gadis itu mulai kehilangan kewarasan. Sebagian menyebut dia “narsis abis”. Ada yang bilang bitchy dan sebagainya.

Entah. Tapi saya setuju dengan Choro yang menulis di Ngerumpi bahwa Marshanda bisa digolongkan sebagai artis yang sangat gaul di dunia maya. Buktinya dia memiliki beberapa account di beberapa media sosial, yakni:

  1. http://plurk.com/marshanda
  2. http://twitter.com/amarshanda
  3. http://myspace.com/marshandamusic
  4. http://bebo.com/marshandaA
  5. http://youtube.com/marshandaofficial
  6. http://www.ilike.com/artist/Marshanda

Saya menghargai artis yang melek teknologi dan sadar media sosial. It’s good for them. Tapi setelah melihat dua video di atas, saya jadi bertanya-tanya. Apa yang terjadi dengan Marshanda? Apakah ada sepotong masa lalunya yang begitu kelam? Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di balik panggung bukan? Adakah dia tertekan karena kilau popularitasnya kian redup? Apakah …

Saya jadi teringat pada nasihat Paklik Isnogud pada sebuah masa. “Berbuatlah kebajikan, Mas. Jangan mencari popularitas. Kemasyhuran bisa membunuh hati. Dan merusak perangai.”

Marshanda tentu belum pernah mendengar nasihat itu. Kalaupun pernah, mungkin sekarang dia sedang ragu: jangan-jangan kebajikan untuk “tidak-mencari-popularitas” — untuk posisinya — bukanlah kebajikan yang tepat. Kebajikan itu mungkin cuma cocok untuk seorang pekerja laboratorium, seorang peneliti, atau seorang sekretaris. Tapi untuk Marshanda?

>> Selamat Rabu sore, Ki Sanak. Apa hikmah yang sampean dapat dari cerita tentang Marshanda ini?

Tagged: , , , , ,

§ 147 Responses to Marshanda Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Marshanda Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: