Merdeka 2.0 Pecas Ndahe

Agustus 14, 2009 § 134 Komentar

Setiap orang ingin merdeka karena mereka tahu artinya tidak merdeka — setiap saat harus menderita. Merdeka berarti menyatakan suatu gerak yang ingin lepas, suatu gerak yang geram, gelisah …

merdekaDan Soekarno-Hatta pun memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebab mereka juga tahu artinya tidak merdeka.

Lantas bagaimana anak-anak muda Indonesia merayakan kemerdekaan Indonesia ke-64 di era web 2.0? Masihkah mereka mengadakan lomba balap karung, makan krupuk, atau panjat pinang yang so yesterday?

Komunitas Milis Narablog Kopdar Jakarta memilih cara lain. Sesuatu yang so today. So narcism. Mereka mengekspresikan kebanggaan pada Indonesia dalam bentuk sebuah tayangan video musikal. Lewat cara yang sangat “Youtube banget” ini mereka meneguhkan semangat patriotisme, nasionalisme, dan kebangsaan seraya menyatakan keberanian melawan aksi terorisme. Ya, ini tentang gerakan #IndonesiaUnite.

Video musikal tersebut lantas ditayangkan secara serentak hari ini pada jam yang sama, pukul 14.00 WIB, di blog-blog milik anggota milis Kopdar Jakarta, Facebook, dan layanan microblogging seperti Plurk dan Twitter. Tanggal 14, pukul 14.

Sekarang saya mau berbagi cerita sedikit tentang behind the scene. Gagasan tentang proyek video musik Merdeka 2.0 digulirkan sejak pekan silam. Proses dimulai dengan melempar ide sekaligus penawaran siapa yang bersedia menjadi pemain sukarelawan di milis Kopdar Jakarta. Gayung bersambut. Dengan penuh antusias. Anggota milis berebut ingin ikut rekaman. Apa boleh buat, hanya mereka yang wajahnya ramah kamera dan bersuara merdu yang akhirnya terpilih. Well, sorry guys …

Video musik ini dikerjakan oleh Goenrock, sang sutradara merangkap juru kamera, penyunting, sekaligus penyandang kamera alias tripod. Ia dibantu Epat sebagai asisten sutradara merangkap juru catat adegan. Pengambilan gambar dilakukan di Warung Angkringan Wetiga dan di dalam rumah blogger Indonesia, dagdigdug, di kawasan Langsat, Jakarta, selama dua hari dua malam.

Proses pengambilan gambar tentu saja tak berjalan seperti yang dibayangkan. Jangan dibandingkan dengan proses syuting adegan sebuah sinetron kerja tayang buwatan rumah-rumah produksi India itu. Goenrock sang sutradara bertangan dingin — karena selalu menggenggam segelas es jeruk — harus berkali-kali meyakinkan para artis dadakan itu tetap santai tapi fokus. Yang penting tatap kamera. Dengar aba-aba dan pengatur tempo. Dan … action!

“Mukanya jangan dilipet gitu, dong. Emang serbet?” begitu Goenrock sesekali menegur. “Ayo sana dandan dulu. Pake bedak. Lipstik.”

Lain waktu dia berteriak, “Cut, cut, cut … hoooiii … nyanyinya jangan cepat-cepat. Ikuti metronome.”

Metronome? Ho-ho-ho … serius kali. Memang. Tapi berkat alat pengatur tempo inilah semua pemain bisa diatur. Tanpa metronome, tempo menyanyi pasti amburadul. Ada yang bergaya staccato, legato, portato, mars … campur aduk.

Untunglah, setelah melewati aneka bruhaha dan bruhihi, proses produksi video musik yang bersejarah itu akhirnya kelar juga. Semua pendukung, mereka yang terlibat, bertepuk tangan. Lega.

Nah, sekarang giliran sampean menikmatinya. Semoga terhibur. Bagi yang ingin muntah, dipersilakan lo. Tapi maaf, saya ndak sedia kantong plastik. Siap …. go!

Video musik Hari Merdeka.

Pernyataan: “Kami tidak takut!”

MERDEKA!

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean masih merasa bangga menjadi orang Indonesia?

Tagged: , , , , , , , , , ,

§ 134 Responses to Merdeka 2.0 Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Merdeka 2.0 Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: