Chatuchak Pecas Ndahe

Februari 1, 2013 § 42 Komentar

Apa yang dicari orang Indonesia di Thailand? Seorang teman secara berkelakar menyebut 3B: Bangkok, Belanja, Bencong. Saya tersenyum kecut ketika mendengar jawaban itu.

Patung kuda di kios seni, Pasar Chatuchak.

Patung kuda di kios seni, Pasar Chatuchak.

Teman saya itu mungkin benar. Mayoritas orang Indonesia yang berlibur ke Thailand memang ke Bangkok untuk berbelanja. Sebagian lagi hendak menonton pertunjukan kabaret waria yang tersohor itu, Alcazar Show, di Pantai Pattaya.

Salah satu sorga belanja di Bangkok adalah pasar akhir pekan Chatuchak di Jalan Phahonyothin.

Sesuai namanya, pasar Chatuchak hanya buka di akhir pekan. Sabtu dan Minggu buka antara pukul, 09:00 – 18:00, sedangkan Jumat 18:00 – 24:00. Khusus bagian tanaman, buka pada hari Rabu dan Kamis pada 07:00 – 18:00.

kios kembang Chatuchak

chatuchak

Salah satu lorong di Chatuchak Weekend Market.

Pasar Chatuchak merupakan sorga belanja yang wajib dikunjungi wisatawan. Menyediakan hampir semua jenis barang, pasar ini dipercaya bisa membuat para turis belanja sampai bokek.

Maklum, harga barang di sini tergolong miring seperti di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Selembar kaos kualitas sedang, misalnya, bisa dibawa pulang dengan menukar selembar uang 100 Baht (sekitar Rp 35 ribu).

Menempati areal seluas 35 hektare, Chatuchak memiliki lebih dari 8 ribu kios. Kios-kios itu ditempatkan secara berkelompok sesuai kategori masing-masing — totalnya 11 kategori — misalnya kategori baju dan aksesoris (los 2-6, 10-26), cinderamata dan kerajinan (los 8-11), furniture dan dekorasi rumah (los 1, 3, 4, 7, 8), keramik (Seksi 11, 13, 15, 17, 19, 25), seni (los 7), dan seterusnya.

souvenir Chatuchak Bangkok

Kios cinderamata di Chatuchak.

Pengelompokan kios-kios itu tentu saja memudahkan pengunjung, terutama turis yang baru pertama kali menginjakkan kaki di sana, yang hendak berbelanja. Kalaupun masih ada yang bingung, tersedia satu lembar peta berukuran besar yang bisa diambil gratis di kantor informasi pasar.

Saking besarnya, rasanya tak cukup seharian untuk menjelajahi setiap sudut pasar. Apalagi untuk wisatawan yang baru pertama kali datang. Saya, misalnya, bahkan hanya sempat melongok bagian yang saya suka, Seni dan Galeri.

Kios-kios seni dan galeri berada di Los 7. Aneka barang kesenian dijual di sana, mayoritas lukisan dan patung. Seperti di Pasar Seni, Ancol, Jakarta, lukisan-lukisan di Chatuchak rata-rata karya pelukis lokal. Harganya bervariasi, antara Rp 5 juta rupiah – Rp 10 juta rupiah.

chatuchak bangkok

Salah satu kios penjual lukisan di Pasar Chatuchak.

Harga barang di pasar ini umumnya bisa ditawar. Masalahnya, sebagian besar pedagang hanya bisa berbahasa Thai. Hanya segelintir pedagang yang berbahasa Inggris. Itu pun sepotong-sepotong saja. Tawar-menawar dilakukan dengan bahasa Tarsan, atau memakai kalkulator untuk menunjukkan harga yang diinginkan.

Persoalan berikutnya adalah sebagian besar wisatawan belum tahu persis akan membeli barang apa, berapa harganya, dan di manakah lokasi kios yang menjual barang tersebut. Karena itu, sangat disarankan untuk datang pagi-pagi dan siap-siap bertualang menemukan keasyikan berbelanja: menemukan barang unik dengan harga masuk akal.

Karena Chatuchak adalah pasar terbuka yang buka dari pagi sampai sore, para wisatawan sebaiknya tak datang tanpa persiapan. Pakailah busana dan alas kaki yang nyaman. Kaos tipis, celana pendek, dan sepatu tanpa alas atau sandal karet adalah kombinasi terbaik untuk menyusuri gang-gang pasar. Kacamata hitam, topi, dan cairan pelembab untuk melindungi sengatan matahari boleh dibawa.

brunch Chatuchak Bangkok

Warung makan di tengah Pasar Chatuchak.

Bawa uang tunai secukupnya sangat disarankan karena mayoritas pedagang lebih suka bertransaksi dengan uang Baht. Gerai ATM memang tersebar di beberapa lokasi, tapi membawa uang tunai tetap lebih praktis. Simpan saja kartu kredit platinum atau gold di dompet. Hanya sebagian kecil pedagang yang mau dibayar dengan kartu plastik tersebut.

Yang tak kalah penting, selalu bawa air dalam botol di tangan. Serangan haus cepat datang bila sampean berada di dalam pasar yang sesak dan panas hawanya.

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah sampean pengen belanja di Chatuchak?

§ 42 Responses to Chatuchak Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Chatuchak Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: