Follower Pecas Ndahe

Agustus 16, 2013 § 57 Komentar

Apa sesungguhnya yang membuat kita tertarik follow atau unfollow akun di Twitter? Karena pemiliknya kita kenal, isinya menarik, atau alasan lain?

Pertanyaan itu begitu menggoda setelah saya membaca kicauan @savicali ini:

Saya ulang dengan cetak tebal: Mengapa orang mengikuti orang yang mereka musuhi?

Selama ini saya mengira seseorang layak diikuti di Twitter karena kerap menyebarkan kabar atau berita terhangat. Orang juga cenderung suka mengikuti seseorang karena ingin mendapatkan kicauan perihal motivasi, kutipan tokoh, romansa, cinta, perjombloan, gambar indah, mengetahui pendapat tentang suatu topik, dan sebagainya.

Sebaliknya, orang unfollow akun-akun tertentu lantaran menganggap mereka tiap saat hanya membicarakan dirinya sendiri: “aku makan ini di resto ini, baru check-in di hotel with fam, bajuku keren ya … ” dan seterusnya.

Akun-akun negatif, yang terlalu sering nyinyir atau mengeluh, biasanya juga ditinggalkan. Mungkin orang enggan ketularan energi negatif dari akun-akun tersebut, dan merasa hidupnya malah makin suram.

Saya sendiri hanya mengikuti akun-akun yang saya suka. Akun-akun tersebut saya ikuti lantaran saya merasa terhibur, mendapatkan informasi, menambah pengetahuan, serta memperkuat tali pertemanan.

Pertanyaan @savicali itu seperti meruntuhkan asumsi yang selama ini bersemayam dalam benak saya. Di luar dugaan saya, ternyata ada akun yang seperti sengaja mengikuti akun yang tak disukainya … entah apa alasannya.

Gara-gara membaca status @savicali itu juga, saya jadi teringat twit saya tempo hari.

Kicauan saya itu dibalas oleh @ulil seperti ini.

Apa yang terjadi? Dalam sekejap tab mention saya tak henti-hentinya menampilkan umpatan dari akun yang tak menyukai Ulil. Umpatan dan makian yang jumlahnya puluhan itu membanjiri tab mention dari pagi sampai malam.

Saya tak pernah membayangkan bahwa twit jawaban @ulil itu memicu reaksi begitu keras dari banyak akun. Karena penasaran, saya cek beberapa akun itu secara random untuk mengetahui apakah mengikuti @ulil atau stalking saja. Ternyata beberapa di antara mereka memang follower @ulil. Jadi dia mempunyai banyak follower sekaligus haters.

Saya jadi heran mengapa para haters itu tetap mengikuti walau mereka tentu sudah memperkirakan bahwa @ulil akan sering mengicaukan sesuatu yang tak mereka sukai atau berlawanan dengan pendapat mereka?

Saya tak tahu. Tapi ini mungkin menjelaskan mengapa akun-akun palsu yang menyebarkan kebencian, fitnah, dan permusuhan justru memiliki banyak pengikut. Jangan-jangan ada yang tak beres dengan kita di Twitter?

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Mengapa sampean follow atau unfollow seseorang di Twitter?

Tagged: , , , , , , ,

§ 57 Responses to Follower Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke Mesin Kasir Top Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Follower Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta