Rawa Pecas Ndahe
Mei 27, 2014 § 49 Komentar
Mau lihat sunrise di rawa nggak?
Apa? Sunrise? Di rawa? Nggak salah tuh?
Iya, bagus deh. Besok pagi yuk, kita ke sana. Tapi mesti berangkat sebelum subuh. Mau?

Saat matahari terbit di Rawa Pening
Begitu potongan percakapan antara rombongan kami (Motulz, Handry, Teddy, Ainun) dan Jati pada malam pertama mendarat di Kayu Arum Spa & Resort, Salatiga. Jati adalah pengelola tempat penginapan yang tenang dan nyaman itu.
Mendapat tawaran yang menantang itu, kami kontan menyambut dengan antusias. Dalam benak saya, kami akan mendapat banyak bahan menarik buat difoto. Matahari terbit, rawa, dan perahu adalah kombinasi maut dalam fotografi.
Tepat pukul 04.00, sesuai waktu yang telah disepakati pada malam sebelumnya, Jati muncul di lobi hotel dengan cerah-ceria. Duh, kok nggak ngantuk sih, mbak?
“Langsung berangkat kita?” ia bertanya.
Dengan mata masih setengah mengantuk saya langsung mengiyakan.
Perjalanan menunuju Rawa Pening ternyata hanya memakan waktu sekitar 15 menit naik mobil dari Kayu Arum, hotel tempat kami menginap di Tegalrejo, Salatiga. Hari masih gelap ketika mobil memasuki lahan tempat parkir di pinggir rawa.
Menurut Wikipedia, Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Namanya diambil dari kata “pening” yang berarti “bening”.
Rawa Pening merupakan danau sekaligus tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektare, ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru.
Menurut legenda, seperti yang tercantum di Wikipedia, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi Baru Klinthing. Baru Klinthing adalah sosok legenda yang berubah menjadi anak kecil yang penuh luka dan berbau amis sehingga tidak diterima masyarakat, sampai akhirnya ditolong janda tua.
Sekarang rawa ini mengalami pendangkalan berat. Hampir seluruh permukaan rawa tertutup enceng gondok. Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang yang masuk ke rawa, terutama di bagian hulu.
Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi.

Pemandangan di tepi Rawa Pening
Para nelayan sekitar sampai sekarang masih mencari ikan di sana. Mereka membangun keramba-keramba di tengah rawa. Tapi akhir-akhir ini, perahu nelayan makin susah bergerak lantaran permukaan air yang dipenuhi enceng gondok.
Saya membuktikannya ketika menyusuri perairan rawa yang tenang itu. Di beberapa bagian, perahu kecil yang kami tumpangi tersendat di tengah hamparan enceng gondok yang subur menghijau.
Kesulitan itu tak ada artinya dibanding yang kami dapat pagi itu. Dua perahu yang kami sewa selama sekitar dua jam lebih dengan ongkos Rp 200 ribu pada sebuah keluarga nelayan, membawa kami menuju titik-titik yang tepat untuk menyaksikan keindahan matahari terbit.
Nelayan yang membawa kami tampaknya sudah sering membawa wisatawan. Ia hapal benar lokasi-lokasi terbaik untuk memotret. Ia bahkan mengarahkan perahu ke bagian-bagian yang jarang dikunjungi wisatawan tapi pemandangannya begitu elok.
Saya merasa kami sedang memasuki Sungai Amazon saat menyusuri kawasan itu. Di kiri dan kanan sungai terdapat pohon-pohon rimbun nan menghijau.
Pemandangan di pinggir rawa pada pagi hari tak kalah memukau. Sekawanan burung bangau terlihat mulai riuh di sarangnya yang terletak di salah satu sisi rawa. Bayangan karamba-karamba dan jaring nelayan yang terefleksi di permukaan rawa bagaikan lukisan alam yang syahdu.
Setelah puas mengelilingi rawa, kami pun merapat kembali ke titik berangkat. Segelas teh manis hangat dan sepiring pisang goreng telah menanti.
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Apakah sampean pernah ke Rawa Pening?
Saya belum pernah ke Rawa Pening. Ada buayanya enggak, Ndor?
wah wah.. traveling asyik nih..murah meriah.. tidak ada salahnya dilakukan sesering mungkin bareng keluarga.
Waah.. jadi pengen ke sana lagi eeuuyy
pengen banget ke sana asyik kaya nya
menarik dan bermanfaat sekali infonya makasih
wah ndoro kakung ke salatiga. kayu arum itu resort baru, saya orang salatiga malah belum pernah ke sana. kayaknya bagus ya 😀
mantap banget deh rawa nya pemandangan nya indah
Bagus … untuk mendapatkan foto bagus terkadang tak mudah 🙂
kalo gag salah kalo ke magelang bisa lewat sini ya mbah.
mbak itu foto2 yang ada slidenya namanya apa ya kok keren ?
menarik banget artiklenya
wah pemandangannya bagus yah apalagi kalo buka web ini –>>
wah pemandangannya bagus yah apalagi kalo buka web ini –>>
[…] melihat matahari terbit. Seketika itu juga saya, @ndorokakung dan @ted_kho menyepakati untuk siap berburu matahari terbit itu. Persiapannya – menurut @mulyajati adalah harus bangun jam 4 subuh! Blaar.. kami […]
Terimakasih atas info nya gan..
makasih banyak artikelnya bermanfaat
Thank info nya
<
Takut juga kalo nggoling bos, soalnya prahunya kecil gitu lagian gak bisa berenang.. heheeee
rawa ini ada cerita mitosnya lho ndoro, dlu saya sering diceritain almarhum ibu saya yg asli org semarang ndoro, jadi kangen dongeng sebelum tidurnya nih ndoro 😀
wah mantap banget foto dan artikelnya
ditunggu foto dan artikel selanjutnya
makasih banyak infonya
rawanya bagus mantap
Pengen kesana jadinya, rutenya dari Jakarta enaknya lewat mana Ndoro ?
Keren tuh 😀
Blog Komputer & IT
Apakah ndoro pernah juga mampir di bukit cinta. Tempatnya berada di pinggiran rawapening juga 😁
rawa yang sangat indah ndoro dengan pemandangan yang indah sekali mantap
rawa yang indah
Sudah lama dengar tentang rawa pening
kepingin rasanya hunting landscape disana, tapi lom kesampaian
😀
rawanya sangat indah
thanks sob untuk postingannya…
article yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu…
salam kenal yach…
kunjungi blog saya ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca..
http://chaniaj.blogspot.com/
Eceng gondok yang booming memang … susah dikendalikan, Semoga pemerintah lebih respon agar rawa pening bukan jadi danau timbunan eceng gondok apalagi sampah yang akan menghancurkan lingkungan sekitarnya.
http://obatalternatifterbaik.blogspot.com
rawanya sungguh indah sekali
Saya belum pernah. Semoga suatu hari nanti bisa kesana. 😀
mbah kung sama mbah putri saya brsal dari Desa Bejalen di pinggiran Rawa Pening… jadi kngen pengen naik perahu lagi sama alm. mbah kung di tengah rawa
Pemandangannya ngeri uey kerennya top
rawa yang sangat indah sekali menarik banget deh artikelnya
rawa yang indah sekali pemandanganya ndoro
rawanya bagus dan menarik
keren tuh fotonya…. 😀
jadi Pengen ngerasain sendiri….
butuh perjuangan untuk melihat keindahan rawanya mantap
aku ucup sekolah di man yk 1 depan mirota kampus ,depan soto kudus , aku tinggal sementara di barak pondok pesantrenn, temen sekamarku namanya adi , dia terkesan unyu bahkan teman2 memanggilnya robot add aku ya ini fb ku
Cakep rawanya, serasa kembali menyatu dengan alam
rawa yang sungguh menajubkan sekali
wah, keren ya! saya sih mau juga sesekali liat spot sunrise.. tapi… hiksss
begitu murah untuk menikmati alam ini
tempat yang bagus, tapi saya belum kesana hehehe
Bagus bagus fotonya Ndoro.
tambak bisa merusak ekosistem di danau
kerajinan kayu