Drop-out Pecas Ndahe

Februari 6, 2009 § 47 Komentar

sekolahSeperti apakah wajah anak-anak Indonesia masa kini? Di sela-sela pendar-pendar gemerlap lampu-lampu neon pusat perbelanjaan, mal, dan deretan town square, di bawah gedung-gedung perkantoran dan apartemen jangkung yang menjilat langit, ada lebih dari 155 ribu anak yang berkeliaran di jalan. Sekitar 2,1 juta anak menjadi pekerja di bawah umur. Mereka drop-out dari sekolah dan menjadi sasaran empuk perdagangan anak.

Di Jakarta saja, data Dinas Pendidikan DKI Jakarta tahun 2008 menunjukkan jumlah anak drop out di tingkat SMA mencapai 1.253 orang. Jumlah anak putus sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan 3.188 orang. Di tingkat sekolah dasar, ada 571 pelajar yang putus sekolah. Di tingkat SMP, ada 1.947 pelajar.

Di Padang, Sumatera Barat, 7.682 siswa, mulai dari SD sampai SLTA, putus sekolah pada tahun ajaran 2007/2008. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat menyatakan penyebab utama anak putus sekolah adalah buruknya situasi ekonomi. « Read the rest of this entry »

Sekolah Pecas Ndahe

Januari 29, 2009 § 79 Komentar

:: Untuk para orang tua yang sedang kerepotan mencarikan anak-anaknya bangku perguruan tinggi.

Syahdan, seorang anak bertanya kepada ibunya. “Sekolah itu apa sih, Bu? Mengapa aku harus bersekolah?”

Di pagi hari yang basah oleh hujan, sang Ibu tersenyum mendengar anaknya bertanya seperti itu. Ia menatap mata anaknya yang bening, seperti telaga di musim semi.

Sang Ibu lalu menjawab. “Dulu, konon, orang menyebut sekolah dari kata schole bahasa Yunani. Konon pula kata itu berarti semacam waktu senggang, kesempatan sang guru dan sang murid saling bertemu, memberi dan menerima. Kini, waktu senggang, saat untuk bermain justru semacam pengkhianatan terhadap sekolah.”

“Pengkhianatan? Apa maksudnya, Bu? Aku tak mengerti.” « Read the rest of this entry »

DikDoank Pecas Ndahe

Januari 27, 2009 § 79 Komentar

Lelaki itu memakai kaos jingga dan celana jins gombrong. Topi hitamnya menutupi rambutnya yang tipis dan pirang. Sebingkai kacamata bertangkai hitam ala Bono U2 nangkring di atas hidungnya.

Dengan bertelanjang kaki, lelaki itu berdiri di depan sekitar 40-an anak usia sekolah dasar, di tengah lapangan rumput nan menghijau. Matahari hampir roboh di barat.

KANDANK JURANK | Suasana belajar di Komunitas Kreatifitas Kandank Jurank Doang

KJD | anak-anak belajar di Komunitas Kreatifitas Kandank Jurank Doang

Sambil memegang mikrofon, lelaki itu meminta anak-anak yang duduk lesehan di atas rumput untuk mengeluarkan buku gambar.

“Siapa yang tahu ada berapa kitab yang kita kenal?” lelaki itu bertanya. “Ayo yang tahu maju ke depan.”

Seorang anak perempuan mengacungkan tangan, berdiri, lalu menuliskan jawaban di papan. “Benar atau salah anak-anak?” lelaki itu bertanya lagi dengan suara kencang. « Read the rest of this entry »

Sekolah Pecas Ndahe

Januari 1, 2009 § 59 Komentar

Apa yang lagi tersisa setelah piring-piring bersih, gelas-gelas kosong, dan terompet tahun baru tak lagi menyalak? Senyap? Tidur panjang? Kesiangan atau kenangan?

Setelah almanak disobek, dan 2009 dimulai hari ini, barangkali ada baiknya kita kembali menghadapi kenyataan. Mari melihat jalanan. Lihatlah anak-anak dan para perempuan yang menengadahkan tangan di perempatan seraya menutup wajahnya.

anak jalanan

Apa boleh buat, wajah tahun baru masih agak sedikit suram. Krisis global yang menghumbalang banyak negara Barat mungkin sebentar lagi bakal sampai di sini. Bayang-bayang kelesuan ekonomi barangkali akan segera terlihat.

Saya mendengar ada beberapa perusahaan lokal yang mulai memecat sebagian karyawan. Dalihnya macam-macam, misalnya atas nama pensiun dini — seperti kabar yang sayup-sayup terdengar dari sebuah pabrik media ternama.

Lantas bagaimana sampean akan memulai hari di tahun yang baru ini, Ki Sanak? « Read the rest of this entry »

Bocah Pecas Ndahe

Desember 23, 2008 § 46 Komentar

Saya menemukan anak ini pada sebuah pagi di salah satu sudut Terminal Bus Blok M, Jakarta Selatan. Ia tengah tertidur nyenyak. Wajahnya yang polos terlihat begitu damai.

wajah damai meringkuk

Saya tak tahu siapa nama, asal, dan siapa orang tuanya. Saya juga tak tahu ia sedang melukis mimpi tentang apa. Barangkali juga ia tak sedang bermimpi. Siapa yang bisa menebak apa isi kepala anak ini?

Tidurnya begitu tenang seolah tak terganggu oleh lalu lalang para penumpang. Bising mesin Metromini yang meraung kencang, semburan asap knalpot yang bikin sesak paru-paru tak mampu mengusik. Satu-satunya tanda kehidupan hanyalah napasnya yang teratur.

Saya menemukan foto itu di antara tumpukan dokumen-dokumen di dalam laptop ketika sedang bersih-bersih. Saya ingat, paras anak itu bersih. Begitu pula pakaian dan celananya. Ada semburat cat di rambutnya yang keriting. Oh, bocah. Siapakah engkau? « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with anak at Ndoro Kakung.