Caleg Pecas Ndahe
April 15, 2009 § 105 Komentar
Gagal meraih suara membuat para calon legislator bertingkah aneh. Ada yang gila, bahkan ada pula yang bunuh diri. Tak siap kalah?
Kalah dan menang dalam permainan itu memang biasa. Tapi kalau kalah dalam pemilihan umum, lain lagi ceritanya. Begitulah kisah yang kita dengar hari-hari ini menyangkut para calon legislator yang gagal meraup suara, padahal sebelumnya sudah merogoh modal tak sedikit.
Kisah tentang mereka yang terlempar keluar dari jalan menuju Senayan itu macam-macam. Ada yang unik, lucu, bahkan yang mengenaskan pun ada. Saya mencuplik beberapa, dari kliping daring yang terkumpul beberapa hari belakangan ini — setelah penghitungan suara pemilu dimulai.
Di Bulukumba, misalnya, caleg Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Andi Langade Karaeng Mappangille, bersama tim suksesnya memblokir jalan sepanjang 3 kilometer. Aksi nekat tersebut, menurut situs berita Inilah, diduga akibat perolehan suaranya yang tidak mencukupi menjadi caleg terpilih. « Read the rest of this entry »
Ndoro Pecas Ndahe
Maret 9, 2009 § 112 Komentar
Ternyata wajah karikatural saya laku juga dijadikan barang dagangan. Setidaknya, seorang calon legislator sampai perlu meminjam tanpa permisi gambar saya yang menjengkelkan ini untuk kampanye. Ha-ha-ha-ha …
Siapakah caleg itu? « Read the rest of this entry »
Abdul Hadi Jamal Pecas Ndahe
Maret 4, 2009 § 218 Komentar
Bagaimanapun pandainya seseorang menyembunyikan borok, Internet sanggup membongkarnya. Bau busuk yang disimpan rapat-rapat bakal tercium juga.
Saya mendapatkan pelajaran itu dari kasus Abdul Hadi Djamal. Anggota DPR RI Komisi Perhubungan ini ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menerima suap pada Senin malam lalu.
Dalam sekejap, blog pribadi anggota Partai Amanat Nasional ini mendadak kena imbas. Pengunjung ramai-ramai meninggalkan komentar bernada caci-maki dan hujatan di shout box. Aksi kecaman ini bahkan diberitakan di media-media daring seperti Tempo Interaktif.
Mungkin agar tak membuat citra Hadi Jamal kian tercoreng, admin/tim suksesnya segera bergerak. Mereka memblokade akses ke blog itu. Penutupan sementara blog itu berlangsung sekitar pukul 18.00 – 19 WIB. Dalam kurun waktu tersebut, pengakses hanya mendapatkan satu halaman bertuliskan, “Blog ini terbuka hanya untuk pembaca yang diundang saja.”
Mulai tadi pagi ini, blog itu sudah bisa diakses lagi. Tapi tampilan dan isinya berubah total.
Header blog yang semula bertuliskan “Ir Abdul Hadi Djamal MM, Anggota Komisi V DPR RI (Saat Ini Kembali Mencalonkan Diri Sebagai Anggota Legislatif Dari Partai Amanat Nasional (PAN) Di Daerah Pemilihan I Sulsel meliputi Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar” telah berubah menjadi “Perjuangan Tidak Berakhir di Ujung Terali Besi Pak!!!” « Read the rest of this entry »
PKN Pecas Ndahe
Maret 3, 2009 § 84 Komentar
Kali ini kita ngobrol tentang anak sekolah dan pekerjaan rumahnya. Syahdan ada seorang bocah lelaki dari salah satu kota satelit Jakarta. Dia masih duduk di bangku kelas 3 sebuah sekolah swasta cukup ternama, cabangnya ada di mana-mana.
Pada suatu hari, ibu guru meminta anak itu dan semua murid kelas 3 membuka buku pelajaran PKN atawa Pendidikan Kewarganegaraan. Pagi itu, ibu guru hendak menerangkan materi tentang harga diri. Setelah menerangkan panjang kali lebar, lengkap dengan contoh-contohnya, ibu guru mengambil kesimpulan atas pelajaran itu.
“Jadi harga diri adalah penilaian seseorang terhadap diri orang lain. Orang lain menilai diri kita berdasarkan tingkah laku kita. Paham anak-anak?” tanya ibu guru.
Murid-murid serentak menjawab, “Pahaaaaaaaaaam …”
Ibu guru melanjutkan penjelasannya. “Harga diri seseorang berperan penting dalam pergaulan. Orang yang harga dirinya baik adalah jika orang itu bertingkah laku sesuai norma. Sebaliknya, orang yang harga dirinya tidak baik adalah orang tingkah lakunya tidak sesuai norma. Tahu bedanya anak-anak?”
Anak itu menjawab berbarengan dengan teman-temannya, “Tahuuuuuuuuu …”
“Nah, kalau sudah tahu, sekarang ibu akan memberikan PR untuk kalian. Kalian harus membawa gambar-gambar contoh orang yang harga dirinya tidak baik. Tidak usah banyak-banyak. Satu saja sudah cukup. Besok dikumpulkan ya. Mengerti?” tanya ibu guru.
“Mengertiiiiiiiiiii …” jawab murid-murid. Dan bel tanda pelajaran berakhir pun berdentang. Murid-murid pulang dengan riang. « Read the rest of this entry »
Caleg Pecas Ndahe
Agustus 13, 2008 § 110 Komentar
Mbakyu Sinden penjual gudeg langganan saya itu terlihat kian sibuk belakangan ini. Tapi, tampaknya bukan karena pembeli gudegnya semakin banyak. Bukan pula lantaran dia mau membuka cabang di tempat lain. Karena penasaran, saya pun bertanya apa yang membuatnya seperti sedang mengejar setoran, meski dia bukan sopir taksi atau bus Trans-Yogya.
“Saya sedang mengurus surat-surat, Mas,” jawab Mbakyu Sinden.
“Surat apa, Yu?” tanya saya.
“Ini lo, surat keterangan macam-macam. Ada surat keterangan dari Pak RT, Pak Lurah, Pak Polisi, banyaklah pokoknya. Saya kan mau jadi caleg.”
“Waduh, caleg? Calon legislator? Yang bener, Yu? Memangnya sampean mampu?” « Read the rest of this entry »