Etika Pecas Ndahe
Februari 2, 2009 § 65 Komentar
Perlukah blogger memiliki kode etik? Kalau iya, siapa yang membuat?
Pertanyaan itu menari-nari di kepala saya setelah seorang kawan mengajak ngobrol agak serius tentang kasus yang tengah dihadapi oleh seorang blogger yang dituduh mencemarkan nama baik seorang wakil rakyat.
Diskusi ringan itu terjadi di tepi sebuah pemakaman di Purwakarta sore tadi. Kami tengah mengantar kepergian seorang sahabat yang tutup usia tadi pagi setelah terkena serangan stroke. Langit mendung. Gerimis sesekali jatuh. Tanah liat becek dan membuat sol sepatu kami menebal.
Mula-mula kawan saya itu — tepatnya juragan di tempat saya bekerja — bertanya, apakah blogger itu memiliki kode etik sepertinya para jurnalis mempunyai kode etik jurnalistik? « Read the rest of this entry »
Motif Pecas Ndahe
Desember 21, 2008 § 59 Komentar
Posting saya tentang blog uneg-uneg yang diduga kuat milik seorang karyawan stasiun televisi korban pemecatan ternyata berlanjut dengan sangat menarik.
Kenapa menarik? Mari kita runut kronologinya. Karyawan TV itu ditangkap pada Sabtu, 12 Desember 2008, lalu dimasukkan ke sel polisi Jakarta.
Di sel, ia tak mendapatkan akses Internet, baik lewat HP, laptop, maupun perangkat lainnya. Itu sebabnya, blog yang memicu heboh itu, tak diperbarui lagi sejak tanggal penangkapannya. Seorang kawan memberi tambahan info penting, “Dia sudah mengaku sebagai pemilik dan pengelola blog itu, dan tampaknya dia bekerja sendirian.”
Tapi anehnya, blog itu tiba-tiba memiliki posting baru. « Read the rest of this entry »
Iwan Pecas Ndahe
Juli 15, 2008 § 51 Komentar
Nurliswandi (Iwan) Piliang dilaporkan ke polisi oleh Alvin Lie, politikus Partai Amanat Nasional, gara-gara tulisan di Internet. Begitulah kabar yang saya baca kemarin di detikcom.
Gugatan itu berawal dari tulisan Iwan di Presstalk yang terbit pada 18 Juni 2008. Di situ tertulis antara lain:
PAN meminta uang Rp 2 triliun kepada Adaro, agar di DPR tidak dilakukan hak angket menghambat IPO Adaro. Bahkan Alvin Lie, anggota DPR dari PAN, datang ke kantor Adaro menemui Teddy P. Rahmat. Menurut sumber saya itu Alvin pun meminta uang mulai dari Rp 6 miliar, terakhir Rp 1 miliar untuk dirinya,. “Edwin yakin perusahannya sehat, solid, apalagi Dirjen Pajak sudah mengatakan tidak ada masalah pajak di Adaro,” tutur sumber ini. Edwin tidak mempedulikan “ancaman” hak angket DPR menolak IPO PT Adaro Energy Tbk.
Kalimat itulah yang membuat Alvin Lie berang karena merasa difitnah, dan melaporkan Iwan ke polisi kemarin. « Read the rest of this entry »