Motif Pecas Ndahe

Desember 21, 2008 § 59 Komentar

Posting saya tentang blog uneg-uneg yang diduga kuat milik seorang karyawan stasiun televisi korban pemecatan ternyata berlanjut dengan sangat menarik.

pemiliknya sudah ditangkap, tapi bisa update

Kenapa menarik? Mari kita runut kronologinya. Karyawan TV itu ditangkap pada Sabtu, 12 Desember 2008, lalu dimasukkan ke sel polisi Jakarta.

Di sel, ia tak mendapatkan akses Internet, baik lewat HP, laptop, maupun perangkat lainnya. Itu sebabnya, blog yang memicu heboh itu, tak diperbarui lagi sejak tanggal penangkapannya. Seorang kawan memberi tambahan info penting, “Dia sudah mengaku sebagai pemilik dan pengelola blog itu, dan tampaknya dia bekerja sendirian.”

Tapi anehnya, blog itu tiba-tiba memiliki posting baru.

Posting itu terbit pada Sabtu, 20 Desember 2008, atau satu hari setelah saya mengulasnya di blog ini. Isinya singkat saja:

Sampai detik ini belum ada konten baru untuk di posting dari tokoh kita.
Banyak konten yang masuk tapi tidak relevan dengan perjuangan tokoh kita.
Cerita disini bukan semata mencemarkan nama baik tetapi adalah sebuah bentuk perjuangan dalam mencari keadilan.
Tunggu kabar selanjutnya.

Salam,
Blog master

“Pejuang harus kalah walau di bui,keadilan itu pasti datang”(Igor Wolf Gang).

Penulis posting itu menggunakan kata “kita” untuk menggambarkan seolah-olah orang lainlah yang menulisnya. Ia juga menyebut-nyebut tentang “pencemaran nama baik”, seolah-olah menjawab posting saya sebelumnya.

Saya tahu penulisnya tentu bukan mereka yang membicarakan posting ini sambil menyantap dimsum di Kemang. Pasti juga bukan mereka yang membicarakannya lewat jalur milis Ring-1 atau Ring-2, hahahaha …

Saya jadi penasaran dan bertanya-tanya. Siapakah yang memperbarui blog itu? Apakah dia memiliki sekondan di luar sana? Mengapa pula sang sekondan — jika ada — itu harus membuat posting baru? Apakah sang sekondan — siapa pun dia — ingin menunjukkan pada dunia bahwa si pemilik asli blog itu masih bebas berkeliaran? Ataukah sebetulnya ada pihak ketiga? Jika ya, apa motifnya?

“Yang tampak sebetulnya tak selalu seperti yang terlihat, Mas. Sampean mungkin melihat, tapi tak memperhatikan. Sampean mendengar, tapi tak menyimak. Belajarlah menunda arti. Endapkan. Renungkan,” kata Paklik Isnogud yang saya ajak berdiskusi mengenai kasus ini.

“Kalau menurut analisis sampean, apakah kasus ini sebetulnya puncak dari gunung es, Paklik?” saya bertanya.

Paklik Isnogud lagi-lagi cuma mesam-mesem dan berlalu meninggalkan saya. Saya ndak terima ditinggalkan dua kali seperti ini. Saya tarik tangannya. “Sik, sik, sebentar Paklik. Sampean jangan pergi, jawab dulu pertanyaan saya.”

Paklik Isnogud mengibaskan tangan dan menghindar, lalu tertawa ngakak. “Motif, Mas. Motif. Carilah siapa yang paling diuntungkan dari kasus ini,” katanya sambil terus melangkah.

Wah, sontoloyo tenan …

>> Selamat hari Ahad, Ki Sanak. Apakah sampean menyukai kisah detektif yang penuh teka-teki?

Tagged: , , , , , , ,

§ 59 Responses to Motif Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Motif Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: