Kemiskinan Pecas Ndahe
Oktober 15, 2008 § 52 Komentar
Tuan, tahukah kau tentang si miskin yang rudin? Siapakah mereka gerangan? Dari manakah mereka datang?
Seseorang baru saja memberi tahu — dengan wajah keruh. Ia berbisik ketika bercerita bahwa si miskin adalah tokoh sejarah dengan riwayat yang sangat panjang. Mungkin terlalu panjang. Ia ada sebelum para raja dinobatkan, dan ia tetap ada di zaman ini, sesudah para raja (kecuali di kartu remi) berhenti berfungsi.
Si miskin lahir, anehnya, bersamaan dengan lahirnya si kaya. Di masyarakat yang masih terbatas gerak naik-turunnya, di kalangan puak yang belum mengenal uang yang dimiliki sendiri dan barang yang diperjual-belikan, si miskin adalah tokoh cerita yang ganjil. Mereka tak punya makanan, tak punya teman.
Pernahkah Tuan bersalaman dengannya?
Mungkin belum. Tuan dan puan tentulah enggan berdekatan, apalagi bersalaman dengan mereka, kaum paria. Mereka, si rudin, jelata yang tak bernama datang dari mana-mana, dan bergerombol di mana-mana. Celakanya, sejarah mengajarkan, si miskin akan selalu bersama kita.
Pernahkah Tuan menjenguk rumah kardus mereka? Mengintip nasi kerak di piring mereka? « Read the rest of this entry »
Kubah Pecas Ndahe
September 10, 2008 § 67 Komentar
Fenomena kubah terbang melesat di Kailolo, Pulau Haruku, Maluku Tengah, pada 2003. Meski agak basi, sebagai blogger kuper saya baru tahu tentang keajaiban ini dari Youtube, yang juga telah disiarkan stasiun televisi TV 7 tempo hari.
Antara percaya tak percaya, keajaiban mungkin memang ada dan bisa terjadi di mana-mana. Bagaimana menurut sampean, Ki Sanak? Apakah ini trik atau … « Read the rest of this entry »
Antara Pecas Ndahe
September 4, 2008 § 55 Komentar
Benarkah lagu-lagu Indonesia akan dibatasi pemutarannya di radio-radio Malaysia? Semula saya terpana membaca berita dari Kantor Berita Antara ini setelah diberitahu Paman Budayawan itu.
Saya pikir ini bakal jadi berita besar dan kontroversial. Bayangkan, bagaimana mungkin negeri jiran itu akan memblokade penyiaran lagu-lagu Indonesia di stasiun-stasiun radio mereka?
Apakah mungkin mereka melawan jaringan industri rekaman global? Bukankah para penyanyi Indonesia bernaung di bawah label internasional dengan jangkauan kekuasaan ke mana-aman? Apakah tindakan Malaysia itu tak melanggar perjanjian WTO dan AFTA? « Read the rest of this entry »
Batas Pecas Ndahe
September 1, 2008 § 60 Komentar
Agus Condro Prayitno mengaku menerima Rp 500 juta setelah pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Ia juga mengungkapkan nama-nama koleganya di PDI Perjuangan yang ikut menikmati uang serupa.
Ini bukan soal naluri, tapi moral, Jeung! (foto: detikcom)
Rekan-rekannya yang disebut itu kemudian ramai-ramai membantah pengakuan Agus. Pengurus partai juga mencoret nama Agus dari daftar calon legislator karena dinilai mencoreng nama partai. “Kesannya semua orang PDI Perjuangan busuk,” kata salah seorang anggota fraksi partai itu.
Siapakah Agus sebenarnya? Pahlawan yang jujur atau pecundang? « Read the rest of this entry »

