Wakil Rakyat Pecas Ndahe

September 16, 2009 § 87 Komentar

dprMenjelang akhir masa jabatannya, Dewan Perwakilan Rakyat ngebut menyelesaikan sejumlah rancangan undang-undang. Di antara rancangan itu ada yang telah diputuskan di rapat paripurna menjadi undang-undang, misalnya Undang-Undang tentang Perfilman Nasional.

Tapi kontroversi mengikuti keputusan itu. Selain isinya yang dianggap sangat mengekang kebebasan berekspresi, sehingga diprotes pelbagai kalangan, undang-undang disahkan oleh hanya sebagian kecil wakil rakyat. Kurang dari 70 orang. Jumlah ini jelas sangat kurang dari kuorum. Sah secara tata tertib, tapi rasanya kurang legitimasi.

Dua undang-undang lagi, RUU Rahasia Negara dan RUU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, menanti giliran berikutnya. Dua-duanya juga dinanti dengan harap-harap cemas karena juga kontroversial.

Dalam situasi yang memprihatinkan seperti ini, saya jadi ingat sebuah lagu lawas Iwan Fals, Surat Buat Wakil Rakyat, album Wakil Rakyat, 1987.

Begini syairnya … « Read the rest of this entry »

Layanan Pecas Ndahe

Juni 23, 2009 § 67 Komentar

Dewan Perwakilan Rakyat hari ini mengesahkan Rancangan Undang-Undang Pelayanan Publik. Pejabat atau petugas yang tak memberikan layanan sesuai standar bisa dikenai sanksi.

Seorang teman menuturkan pengalamannya ketika hendak membuka kafe baru di sebuah jalan yang ramai, persis di jantung Jakarta. Tentu saja bukan pengalaman yang menyenangkan, tapi malah agak sedikit menjengkelkan.

Semua dia membayangkan bahwa sebagai pengusaha yang hendak membuka tempat usaha baru, niatnya bakal didukung oleh pejabat di lingkungannya. Apalagi jenis bisnisnya sah dan halal. Ia tak pernah membayangkan bila usaha yang akan memberi pemasukan daerah itu malah dihambat.

Benarkah begitu? Kenyataan rupanya tak sesuai harapan. Kawan saya itu diminta membuat 17 surat izin. Ya, tujuh belas! Itu artinya ia harus mendapatkan 17 cap dari lembaga-lembaga pemberi izin. Sampean bisa bayangkan, untuk mendapat satu cap saja, kawan saya itu harus melewati beberapa meja. Dan di setiap meja ia harus merogoh kantong agak dalam.

Tak adakah jalan pintas? « Read the rest of this entry »

Handphone Pecas Ndahe

Januari 20, 2009 § 61 Komentar

Sampean jangan coba-coba lagi menyalakan handphone atau alat elektronik lain yang bisa mengganggu navigasi penerbangan. Kalau bandel dan masih cas-cis-cus ketika pesawat akan lepas landas atau mendarat, dan selama penerbangan, sampean bisa dipenjara maksimal dua tahun atau kena denda Rp 200 juta.

Begitulah penjelasan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal tentang salah satu sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang hari ini diteken oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Setelah membaca berita itu, saya jadi teringat lagi perdebatan lama mengenai keselamatan penerbangan dan penggunaan handphone di dalam pesawat. Benarkah sinyal handphone mengganggu sistem navigasi? Benarkah gelombang radio yang dipancarkan telepon genggam akan membuat pesawat jatuh? « Read the rest of this entry »

Esek-esek Pecas Ndahe

Oktober 31, 2008 § 104 Komentar

ruu pornografi disahkan

Puas? Puas? Puas? Setelah palu diketok dan undang-undang itu sah, lalu apa ya sampean mau potong tumpeng?

Lah terus bagaimana nasib dokumen-dokumen esek-esek di dalam laptop dan PC saya? Apakah sebagai orang dewasa saya ndak boleh melihatnya lagi? Apakah sebagai pelukis ternama saya ndak boleh nggambar wanita tanpa sehelai benang pun? Doooh …

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah sampai hari ini sampean masih menyimpan dokumen panas?

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with undang-undang at Ndoro Kakung.