Ndoro Pecas Ndahe

Maret 9, 2009 § 112 Komentar

Ternyata wajah karikatural saya laku juga dijadikan barang dagangan. Setidaknya, seorang calon legislator sampai perlu meminjam tanpa permisi gambar saya yang menjengkelkan ini untuk kampanye. Ha-ha-ha-ha …

ndoro kakung jadi caleg

Siapakah caleg itu?

Saya ndak tahu dan ndak kenal. Saya malah baru tahu setelah kawan saya, Anton, mengirim SMS dan mengabarkan tentang pemakaian wajah karikatural saya. Anton juga membuat posting khusus mengenai kasus ini.

caleg kurang ajar

Tentu saja saya ngakak pol setelah melihat buktinya. Saya merasa, oalah ada-ada saja akal para caleg itu. Kok ya ada orang yang menganggap wajah karikatural saya akan memberi berkah suara? Apa dia itu ndak salah mengambil keputusan? Jangan-jangan dia dalam keadaan setengah sadar ketika memilih kartun karya sahabat saya di pabrik, Imam Yunni, sebagai ikon, hihihi…

Apa pun, saya ndak keberatan jika gambar wajah saya dipakai untuk berkampanye — meskipun agak semena-mena. Tapi jangan salahkan saya ya kalau sampean justru ndak dapat suara satu pun gara-gara memasang gambar saya.

Sebaliknya, jangan lupakan saya jika nanti sampean memang benar-benar terpilih sebagai wakil rakyat. Saya ndak akan minta royalti, nagih uang, atau mengharap ditraktir makan-makan. Saya cuma titip pesan agar sampean benar-benar memenuhi janji pada konstituen. Jangan sia-siakan amanah yang mereka titipkan ke sampean. Dan, ini yang penting, jangan korupsi ya. Malu! Saya pasti juga bakal ikut malu.

>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah sampean juga mau memasang wajah kartun saya?

Tagged: , , , , , , ,

§ 112 Responses to Ndoro Pecas Ndahe

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Ndoro Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta