Kenangan Pecas Ndahe
Mei 13, 2008 § 34 Komentar
Hari ini, langit Jakarta masih seperti yang dulu, sepuluh tahun lalu. Awan berarak pelan dalam kelabu. Udara lembap.
Tak banyak potongan ingatan tentang hari itu yang masih saya simpan hingga detik ini. Samar-samar, dalam gudang memori yang kian padat ini, berkelebat bayangan-bayangan masa lalu yang semakin lindap.
Ah, betapa pendek ingatan. Betapa kencang waktu beranjak ke depan. Entah sudah berapa ribu fragmen kejadian menghilang, sudah berapa juta momen kepedihan melayang.
Hari ini saya terlontar ke satu dasa warsa yang lalu. Pada sebuah masa ketika Jakarta berkelimun asap dan kebingungan. Dalam lingkungan pabrik yang mencekam, kami bertanya-tanya, apa yang terjadi di luar sana? Siapa yang terbunuh, terpanggang, lari lintang pukang di jalanan?
Siang itu, matahari dan api bersekutu membakar Jakarta. Kota porak poranda. Gedung-gedung meleleh. Kaca-kaca pecah. Remuk. Berantakan.
Setan-setan mengangkang di delapan penjuru angin. Menyebar dendam, menebar ancaman. Nirwana terbang entah ke mana.
Angkara murka. Amuk massa. Jakarta berubah jadi Alengka. Membara. Dan setelah itu senyap. Nyap. Hening dalam nestapa.
Di antara jangad-jangad yang masih hangat terbakar, arang tubuh yang mendekap kaleng susu, margarin, TV, dan baju-baju, sungai air mata menjadi telaga darah, ibu-ibu melolong, mencari anak-anaknya yang hilang dalam kalut.
Hari ini, sepuluh tahun yang lalu. Kenangan itu begitu menikam. Tajam …
sepuluh tahun lalu saya di depan tipi ndoro lihat hura hara di ibukota….
itu kan sepuluh tahun yg lalu…
hasilnya skarang? π
sepuluh tahun yang lalu saya nonton tipi di rumah karena sekolah libur…
10 tahun yang lalu saya masih kerja ikut orang dengan gaji kurang sehingga hanya bisa mengerang
sepuluh tahun lalu saya masih SMP. pas THB (istilah sekarang UAS) kebetulan duduk sebangku dengan adik kelas cewek cakep lagi. lumayan bisa jadi pengobat stress karena gak bisa ngerjain soal..
aaaah 10 tahun yang lalu saya masih di Jogja, yang berhati nyaman… cuma bisa liat lewat tipi.. hihihihi..
10 tahun lalu, walah, masih SD kelas 4.
ngeri, ndoro π¦
OMG. Hari ini ya? Aku lupa π
Tapi aku tidak lupa apa yang melatarinya sih π
wah tulisan mu apik ndor… π
Yupe!
Sesuatu yang buruk telah terjadi sepuluh tahun yang lalu.
Dan seperti biasa, seperti kasus-kasus sebelumnya, cukup berat bagi kita yang hidup di negara ini untuk mengungkap satu kasus secara gamblang dan jelas siapa yang salah dan siapa yang benar….
Atau barangkali memang kita tak ditakdirkan untuk dapat melihat kegamblangan itu?
And things are getting worse now..
masih ingat gak semua toko2 diganyang, barang2nya dirampas… wanita2 thiongkhoa diperkosa secara sadis… bensin dirampok.. bahkan ada yang dibakar..
Dan nyawa sahabat2 saya harus terenggut dengan paksa…
Saat itu 10 thn yg lalu.. sahabat2 saya sedang berteriak menuntut sanag bapak pembangunan turun..
Ahhh.. sudah beda sekali dengn sekarang ruapanya..
Sepuluh tahun yang lalu untungnya saya pas lagi jadi mahasiswa sehingga ikut-ikutan turun ke jalan, dan nunjuk-nunjuk hidung pejabat waktu itu. Nuduh mereka sebagai anteknya orde baru.
Banyak kawan-kawan aktivis yang hilang dan sampai saat ini tak ketemu lagi. Entah di mana mereka.
10 tahun…dan kasusnya tak kelar2 juga. ah, disentuh juga nggak, kali :p
10 tahun yang lalu..
ah…
masa suram…
seingat saya ndoro
1(satu)dolar amerika sampai 16 ribu rupiah lebih
jujur…ndoro … tulisan ndoro sangat bagus
10 thn lalu, malam harinya, saya liat toko etnis tionghoa tutup semua. Di tembok ditempeli tulisan begini “PRIBUMI”
semoga penjahatnya cepet ketangkep.
sepuluh tahun lalu masih sempet teriak2 di stadion gajayana bersama ribuan mahasiswa malang, yup waktu itu saya masih belum lulus jadi mahasiswa π
10 taun yg lalu ngeilat beritanya ditipi. bedua ma bokap ngamatin perkembangannya.. tiap ada yang baru, langsung manggil, paa.. sini paa, ini nih ada sekilas infoo.:D
10 tahun yang lalu saya masih smp π heehehe
saya lagi berasa rugi ikutan demo 10 tahun yg lalu itu ndoro.
*blm ada perubahan secara menyeluruh
ΚΔ±lΙq ΙΉΔ±ΚΖunΙΎ ΙsΙΙΉΗs ΙΔ±sΗuopuΔ± nlΙl unΙ₯ΙΚ Ι₯nlndΗs ‘ΙΚ
Nirwana terbang entah ke mana . . .
ayo balapan nyari ‘nirwana’ di kamus . . .
sama nggak dengan nirvana . . . π
10 tahun yg lalu? ikutan konvoi dari gerbang darmawangsa kampus unair, trus treak-treak “TURUNKAN SOEHARTO!”
hmm.,.sepuluh tahun yang lalu…
apa ya..yang jelas dimana-mana memang kacau,tapi di jogja tetep adem ayem ga ada rusuh
Rasanya saya juga masih mengingat tangis, rengek ketakutan, kepulan asap gas airmata yang bikin mata merah dan kerongkongan kering, perih, bentakan tentara dan todongan senjata di punggung. Juga teriakan dimana-mana. Tawa sumringah beberapa anak kecil yang berhasil mengambil susu, makanan kecil, di toserba dekat rumah. Juga tawa girang seorang tetangga yang berhasil mengangkat lemari es dari salah satu mall di Jatinegara, setelah sebelumnya berjibaku dengan orang-orang lain yang ikut menjarah mall tersebut.
Btw, Ndoro membaca tulisan ini, jadi ingat “Anak Bajang Menggiring Angin”, pas fragmen Alengka dipanggang api karena angkara Rahwana.
andai saja rekaman2 suara pengiriman pesan pager saat itu masih ada saya akan share ke rekan2. suara kepanikan dan ketakutan massal yg gak bisa hilang begitu saja dari ingatan, sampai saat ini π¦
ndoro mesti lagi ikut bawa lari karung gula dari toko cina …. hayooooooo
10 tahun yang lalu masih kelas 1 SMP ndoro…
Selain Jakarta dan Medan, 10 tahun yang lalu jogja juga rusuh. tepatnya jalan Gejayan dan sekitarnya.
Tiada menyisakan apa-apa kecuali reformasi yang sudah dibajak oleh penjahat-penjahat itu..
;-0
sepuluh tahun yang lalu – masih pake putih abu2.
pulang jalan kaki rame2 dr kebayoran sampe rempoa. dijalan ngeliat orang2 lagi ngejarah. karena bareng sama andita + silvi (kembang sekolah gw) jadi ga berasa cape. yg sebel begitu sampe rumah ga ada makanan. emak gw cuman bilang kaga ada orang jualan, udah untung lu pulang selamet sambil tersenyum…….
aku ingat ‘kecemplung sawah diuber-uber brimob’
gak nyangka bisa naik pagar tembok setinggi 3 meter, tapi gak bisa turunnya. ( hoalahhh.. ) sampai ada warga yg baik hati membawaken tangga untuk turun.
mata perih semua gara2 gas airmata, lagi2 ditolong orang kampung masuk kerumahnya sembunyi dan cuci muka.
oalah, lakoon…lakoon..!!