Dagelan Pecas Ndahe

Oktober 30, 2008 § 87 Komentar

Apa yang menarik perhatian sampean hari–hari ini? Kabar tentang Pesta Blogger? Hidup yang kian menekuk pinggang? Rupiah yang masih loyo? Naiknya harga barang-barang kebutuhan? Gadis sebelah kos-kosan? Bos yang makin sontoloyo?

Hari-hari ini saya terpukau oleh tiga hal. Apa itu? Yang pertama, saya terkesima pada seorang mantan tentara profesional, pangkat terakhirnya letnan jenderal, yang bertahun-tahun sebelumnya berurusan dengan taktik dan strategi militer, mesin-mesin perang, penguasaan teritorial, tapi tiba-tiba fasih bicara tentang perlunya kita menghargai produk dalam negeri.

Ia berkampanye tentang perlunya kita membeli hasil bumi dari para petani dan pedagang tradisional. Ia bagaikan juru selamat yang menyodorkan sosialisme, perbedaan kelas, dan sinisme terhadap barang-barang non tradisional.

Saya juga terpana begitu mendengar hikayat seorang raja yang dulunya tak pernah dipilih oleh rakyat, tapi tiba-tiba percaya bahwa rakyatlah satu-satunya kelompok yang sanggup mendudukannya di kursi kekuasaan teratas. Ia lalu mengajukan diri dengan alasan memenuhi panggilan ibu pertiwi. Ia juga meminta dukungan konstituen.

Yang terakhir, saya mendengar ratapan kesedihan seorang pemimpin gara-gara besannya terjerat tali hukum. Kemungkinan besar sang besan masuk bui. Kalau bukan sekarang, mungkin nanti, atau tidak pernah sama sekali.

Benarkah ia benar-benar gundah? Apakah ini bukan sekadar pilihan logis dari dilema yang tengah dihadapinya? Adakah ini soal citra belaka?

Hari-hari ini, saya merasa kian tak mudah mengambil sikap. Makin banyak persoalan yang tak saya pahami. Akhirnya saya malah jadi merasa sedang menonton dagelan-dagelan yang tak lucu ….

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah menyesap secangkir kopi seraya menyaksikan kelebat peristiwa sehari-hari?

Tagged: , , ,

§ 87 Responses to Dagelan Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke ekomagelang Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Dagelan Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta