Mawar Pecas Ndahe
Desember 17, 2008 § 36 Komentar
Lanskap itu seperti mural-mural muram di dinding gereja Santo Basilika. Burung-burung berkelintaran dalam diam. Tumpukan perdu yang rebah. Daun-daun pucat. Laut yang beku. Sapuan warna pastel nan banal.
Perempuan mawar merah berdiri tegak menatap lanskap itu dengan hati rusuh. Air matanya merabas ke pipi. Badannya meretek ditikam hawa dingin. Hatinya renyek oleh kenangan yang pahit. Kenangan tentang lelaki pecinta mimpi yang pernah memetik rembulan dan bintang ke pangkuan.
Kenangan itu berawal pada sebuah musim semi, ketika lelaki pecinta mimpi hendak mengajaknya berlawalata ke ujung cakrawala — ke tanah nirmala. “Aku ingin kau menemaniku menghabiskan sisa hidupku,” begitu lelaki pecinta mimpi memberinya janji.
Tapi janji itu ternyata tak pernah ditunaikan. Langkah mereka berhenti begitu saja di tengah jalan tanpa tanda-tanda apa pun sebelumnya. Tujuan bahkan belum ada separuhnya.
Mengingat semua kenangan itu, jantungnya merenyut kencang. Ia memang tak pernah menyesali serpihan kenangan, juga pertemuannya dengan lelaki pecinta mimpi. Tapi ia sulit mengerti, mengapa jalan jadi begitu ruwet dan licin?
“Apakah aku cuma pungguk yang merindukan bulan?” begitu perempuan mawar merah bertanya-tanya.
Di pinggir danau yang beriak tenang, lelaki pecinta mimpi duduk sendiri di atas resbang kayu mahoni. Gerimis jatuh. Pelangi meringkus sepi. Senja sebentar lagi datang. Angin yang mendesah sayup-sayup mengantarkan sebaris senandung sendu …
Seems like forever and a day
If my intentions are misunderstood
Please be kind
I’ve done all I should
I won’t ask of you
What I would not do
Oh, I saw the damage in you
My fortunate one
The envy of youthWhy would they
Tell me to please those
That laugh in my face?
When all of the reasons
They’ve taught us
Fall over themselves
To give way … *) This I Love – Axl Rose
Lelaki pecinta mimpi tak mengira apa yang pernah dimulainya ternyata tak pernah diselesaikannya. Cinta mungkin memang ruang dan waktu. Ia bisa habis hari ini, di tempat ini. Tapi bisa tumbuh kembali esok atau lusa di ladang yang lain.
“Tapi aku bukan sedang mereta-reta. Janjiku bukan bualan belaka,” begitu hatinya berteriak kencang.
Bagi lelaki pecinta mimpi, hidup ternyata seperti lorong yang ruwet dan licin. Dia kehilangan pegangan di tengah jalan; lalu sesat di bawah sinar matahari terang. “Perempuan mawar merah itu pasti tak pernah memaafkan diriku.”
Di pinggir lanskap yang muram, perempuan mawar merah itu masih berdiri tegak dalam kelimun kabut. Dia menggeleng-gelengkan kepala bagaikan hendak mengusir gundah.
Ask yourself
Why I would choose
To Prostitute myself
To live with fortune and shame?
Oh yeah
When you should
Have turned to the hearts
Of the ones
That you would not saveI told you
When I found you
All that it amounts to
Is love that you fed by
Perversion and pain … *) Prostitute – Axl Rose
Dan, helai-helai bunga mawar merah pun luruh ke tanah.
>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Apakah sampean sudah pernah mendengarkan album terbaru Guns N’ Roses terbaru, Chinese Democracy?
Beri peringkat:
Terkait
Tagged: cerpen, chinese, democracy, guns n roses, liris, metafora, prosa
perlu diberi disclaimer nggak ya? *cemas*
karena saking mekarnya rambut teman saya itu, akhirnya dia dipanggil mawar di kampus 😀
yah, cinta memang bisa habis kapan saja ndoro..mengerikan jika waktunya salah
*iki ngomong opo tho*
lelaki pecinta mimpi yang terus menjadi mimpi bagi sang perempuan mawar merah. how sad …
se-menye2-nya tulisanmu, Pakdhe…
aku tetep sukaaaaa…..
Rasa ingin berdiri di samping perempuan mawar merah itu…
perempuan mawar merah… kayak lagunya slank…
salam kenal om!
hmmm…
siapakah mawar merah itu Ndoro jangan jangan yang kemarin datang ke gunungkelir hahahahaha
salam hormat
udaaahhh….
waktu blum launch, di myspace nya GnR
kembalikan CD sayaaa segera !
kemaki tenan gembul iku…
prihatin saya.
kasihan perempuan mawar merah bagaimana kalo diganti dengan mawar putih aja …
udah kehilangan garangnya, sound-nya juga berubah 😦
Mawar oh mawar kenapa warnamu merah mawar..?
kalo hijau mungkin namanya MaJo = Mawar Hijao…hehe
aHa….infotaintment model baru! hahaha…. sepertinya nangkep deh 😛
gosip apa ini ????
Sip Analogi critanya…
Saya belum pernah tahu lagunya G & R yang itu Ndoro….. Coba saya cari dulu…
saya baru tau kalo lagu2 GNR bisa dikolaborasiin sama cerita sastra ndoro… 😉
Billy K.
iamthebilly.wordpress.com
bersambung.wordpress.com
wah kembang mawar kenapa bisa menjadi pujaan kejadian cinta seseorang ya
makanya saya lebih suka lili putih…
😀
ndorokakung kelihatannya lagi puyeng dengan ndoroputri ya….ngibrit ahh…!!!
pinjem dong Ndoro CD-nya GnR yang bari itu
ya, kenapa tanpa disclaimer??? saya bukan mawar, Ndoro….saya perempuan api.
*perempuan yang ke-GR-an*
Lelaki pencinta mimpi, biarkan mawar itu luruh satu persatu… mari, kepangkuan perempuan pelangi, hidupmu akan kembali cerah dan berwarna…
*ditendang karena merusak cerita*
ouch
karena bunga mawar lambang cinta kasih mangkanya menjelang tahun baru harga setangkai bunga mawar akan naik seiring dengan ikrar sang penabuh cinta dibulan Januari
saya kok lebih tertarik dengan disclaimernya…jadi???
sik sik.. iki gosip baru?
jangan-jangan ini STEGANOGRAFI?
*nyari dukun kriptografi*
nggak ngerti… :p
kesian amat lakinya…
ah ndoro seperti biasa berhasil bikin pengen jilat-jilat tembok..see you this evening @wetiga ya..
some people live their dreams
some people close their eyes
some people’s destiny passes by….
some…poerna A mild
*pltak!dijitak*
perempuan mawar merah, perempuan bermafela…
duh koleksinya banyak amat…
🙂
Cinta mungkin memang ruang dan waktu. Ia bisa habis hari ini, di tempat ini. Tapi bisa tumbuh kembali esok atau lusa ladang yang lain.
Ga mudeng, ga mudeng…
uhuk….
uhuk….
hiks….