Fresh Pecas Ndahe
Februari 19, 2009 § 32 Komentar
Ide — kata seorang kawan — ada di udara. Kita tinggal memetiknya. Sedikit boleh, banyak pun tak dilarang. Semampu sampean saja.
Nah, orang yang mampu dan paling banyak memetik ide di udara itu lantas sering disebut-sebut sebagai kreatif. Tapi memungut ide dari udara bukan perkara mudah. Kita butuh latihan. Latihan. Dan latihan. Terus berlatih.
Komunitas Fresh (freedom of sharing) mengajak kita untuk terus mengasah, melatih, memetik ide untuk melahirkan kreativitas.
Latihan rasa Fresh berikutnya akan berlangsung Senin, 23 Februari 2008, di Salihara, mulai pukul 19.00 WIB.
Apa itu Salihara? Kenapa pula di Salihara?
Silakan klik di sini untuk mengetahui informasi lebih jauh tentang Salihara, juga aktivitasnya.
Salihara didirikan oleh Goenawan Mohamad, jurnalis senior pendiri Tempo, penyair, dan sastrawan masyhur.
Nah, Goenawan atau biasa dipanggil GM akan menjadi salah satu pembicara di acara Fresh Senin nanti. GM pulalah yang telah berbaik hati meminjamkan salah satu ruangan di Salihara untuk ngobrol.
GM akan menjadi pembicara paling senior di acara Fresh yang pernah ada. Sebelumnya, Fresh selalu memberi kesempatan anak-anak muda untuk berbicara dan belum pernah menghadirkan narasumber sekelas GM, dalam hal umur.
Kenapa lelaki berumur itu, yang sudah tak bisa disebut fresh, dihadirkan? Apakah kita kehabisan anak-anak muda yang kreatif?
Bukan, bukan karena itu. GM dipilih lantaran kadang-kadang kita perlu mendengarkan mereka yang sepuh. Orang tua adalah telaga yang tenang. Tempat kita berhenti sejenak dan becermin.
Lantas, apa tema pertemuan Fresh mendatang? Di halaman Facebook, tertulis begini:
Lantaran klaim Malaysia atas beberapa aset budaya bangsa seperti reog ponorogo dan lagu rasa sayange, kita lantas sewot dan memaki-maki negeri tetangga tersebut dengan sebutan “Malingsia”. Bukan kali ini saja bangsa Indonesia berlaku reaktif terhadap kemajuan negeri tetangga yang bahkan telah berani menggelontorkan tagline pariwisata “Malaysia, Truly Asia” alias “Malaysia, Asia yang Sebenar-benarnya”. Cemburukah kita? lalaikah kita? atau semata-mata hanya kalah “gebrak”?
Lantas sampai kapan Indonesia, bangsa yang “besar” ini, akan terus-terusan merasa kecolongan? Tak mampukah kita belajar untuk mengulangi sukses Jepang, Cina atau India, yang dulunya juga sering dianggap “tukang contek” namun kini telah bertransformasi menjadi pembuat produk yang disegani?
Kuncinya bukan pada aset yang berlimpah, tapi kreativitas! Pertanyaannya, apakah Indonesia mampu berubah dari bangsa yang cuma bisa sewot menjadi bangsa kreatif? Seberapa kreatifkah kita dibanding bangsa-bangsa yang lain? Mampukah kreativitas membawa kita menjadi bangsa pemenang?
Temukan jawabannya pada diskusi FreSh 23 Februari 2009 di Salihara! Be there or be behind! Untuk informasi dan pendaftaran, silakan kunjungi halaman Fresh di Facebook.
>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah merasa kreatif?
yah…… apa kagak ada diskusi modelo nlen-nya ya, Ndor?
siapa sih yang gak ingin berguru langsung pada GM??? Baca semua bukunya juga masih kurang …
Aku masih ngerasa kereaktif, om… Mesti gabung komunitas fresh dolo neh kayak’e…
Siap! Ta’ meluncur ke tekapeh… 😀
Lha itu ndor yg sulit, dari sewot mulu jadi kreatif. Lha energine mung entek dinggo sewot tok, kapan mikir kreatife. Sewot geto lo..
wah asik tuh kyaknya..
kayak tema HUT ke-264 Kota Solo tahun ini ” Solo Kreatif Solo Sejahtera”..
apakah berarti Kreatifitas berbanding lurus dengan ke-sejahtera-an ?? Semoga…
Salam dari Solo..
sudah “merasa” kreatif ndoro, baru dengan sok tahunya bikin web design 5 cm sendiri, jadinya pusing sendiri…
sampai ketemu di salihara ndoro…
baru liat woro woronya di facebook… keren kayaknya acaranya..
saya ndukung aja ndor…
Thanks atas infonya Ndoro. Mudah-mudahan bisa ikut gabungdi Salihara, apalagi pembicaranya adalah salah satu penulis idola saya
sebenernya kita udah kreatif ndoro..trutama industry musiknya..menjajah malaysia..cuman kalo teknologi yah…nggak takdirnya kali ndoro…serahkan ama jepang dan korea aja dah..
yang kreatif … kadang 2 kebablasen saking kreatifnya ndoro…
Datang ah.
ngerefresh ide….? temping eh penting itu
salihara cuman seperlemparan kolor dr kos. ikut!
Wah, ini nyang seger-seger…
*syik asyiik….*
Wah, jeruknya seger..
GM nya juga seger meski sampun sepuh..:)
Mbah, mungkin nggak nek aku tuku buku Caping trus bukunya kukirim ke kamu dan dimintakan tanda tangan GM ?:)
Kirain adol jeruk Segar JURAGAN
wah tempat e di samping rumah nih,
dateng ahhh
Hmm, dateng Salihara kulakan jeruk ingkang presh nggih, ndoro?
*pembantu rumah tangga di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara
Insya Allah hadir, Oom :).
Tapi bukan karna GM loh. Dari zaman sekolah aku udah menyisihkan uang saku yang pas2an itu buat beli Tempo dan kemudian beli buku2 Caping, demi baca GM. Sekarang lebih suka denger anak2 muda aja deh.
yak.. saya usahakan hadir ndoro..
mudah2an lagi ga kena deadline
*sambil ngelirik undangan seminar di kemang.. DOOHH!!
hadir!
Semoga sukses diskusi freshnya ndoro
dan melahirkan ide ide yang kreatif
setiap hari, Doro.
kudu kreatip jadi orang, atuh.
daftar ndoro, meneruskan berguru pada GM…!!!!
ndoroooo, berangkatnya bareng dooonk…
Let me join the group ndoro … soale aku orang yang gak pernah merasa kreatif. hiks
Yee.. dipromosiin.. *kasih sosis solo ke ndorokakung*
Hiks…Senin…
Monday is working time….
Duh sastrawan masyur….
benerr banget tuh ndoroo,, duduk bengong adalah dosa terbesar kita. jadi kalo ngerasa kecolongan juga salah kita sendirii..
hmm,, kalo msalahh ide aku punya sarann,, jangan dibawa seriuss jalani dengan penuh canda , orang yang terlalu serius cuma punya ide sedikit menurutku. ndoro juga bilang kan otak kita harus freshh,, dengan cara tidak serius ide kita muncul.
tapi jangan salah setiap ide yang melayang layang bisa diambil siapa saja, tetep fokus dan kombinasikan setiap pemikiran yang datang..
jiahahhaa…..
suguhannya jeruk santan yang kecil-kecil yang fresh yaa
jangan lupa realisasinya, biar ga bosen diskusi mulu..
Quote:
“Ide — kata seorang kawan — ada di udara. Kita tinggal memetiknya. Sedikit boleh, banyak pun tak dilarang. Semampu sampean saja.”
Berarti sampai dia bisa dipetik harus ada yang menumbuhkannya dan merawatnya dong ndoro? hmmm… *thinking*