Facebook Pecas Ndahe
Februari 17, 2009 § 144 Komentar
Ponari punya batu ajaib. Kita punya Facebook. Sama-sama irasional. Mereka yang percaya keduanya tak perlu saling mencemooh.
Begitulah pesan seorang kawan kepada saya pada sebuah pagi yang malas. Saya terhenyak ketika pesan itu memasuki Inbox dan saya membukanya.
Dalam hati saya bertanya-tanya, kenapa teman saya yang bermukim di sebuah pelosok desa di Bali itu bisa mengambil kesimpulan seperti itu?
“Itu perlunya Anda membuka cakrawala berpikir yang lebih luas,” kata teman saya itu.
“Oh, baiklah, Guru. Mohon murid yang masih banyak belajar ini diberi pencerahan,” begitu saya meminta pada orang yang sudah saya anggap sebagai guru spiritual pribadi itu.
Maklum, dia petinggi agama. Ia mengajarkan kebajikan dan moralitas. Saya menjura dalam-dalam padanya.
“Begini,” kata kawan saya itu. “Legenda tentang Ponari dan batu ajaib semacam itu ada di berbagai belahan dunia mana pun. Anda boleh percaya, boleh tidak.
Tapi kita hanya akan membuang energi kalau memperdebatkan hal ini sebagai takhayul, mistik, irasional, atau bahkan ‘ajaran sesat’, karena ada ‘dunia lain’ di sekitar kehidupan kita ini.
Ponari dengan batu ajaib yang konon dari petir itu punya komunitas, mereka adalah ‘warga dunia’ yang mungkin berbeda dengan warga dunia lainnya. Tak bisa saling menyalahkan.
Orang yang berjam-jam di depan komputer karena asyik dengan Facebook, bisa dicap gila oleh petani sayur yang tak paham apa itu Facebook.
Apakah batu Ponari itu betul ajaib pun tidak usah diteliti dengan cara-cara ‘orang sekolahan’. Semakin ‘dilecehkan’ batu itu, semakin kuat kepercayaan komunitas Ponari bahwa batu itu memang berkhasiat.
Biarkan saja batu itu nanti yang ‘bicara’, apa dan siapa sesungguhnya dia, sang batu.
Saya punya cerita tentang bagaimana takhayul bisa menggelikan. Syahdan beberapa tahun lalu di Bedugul, Bali, ada pohon yang meneteskan air padahal musing kering tak kepalang. Entah siapa yang memulai, orang berbondong-bondong datang ke sana meminta berkah dan kesembuhan. Irasional, kata sejumlah dokter. Takhayul, kata tokoh agama. Konyol, kata orang kantoran.
Namun, orang tak surut dan terus pergi ke sana. Orang baru meninggalkan pohon itu ketika diketahui ada gerombolan burung kecil yang hinggap di sana dan kecing ramai-ramai.
Anda tahu nggak, kabar tentang air pohon yang bisa dijadikan obat itu ternyata cuma bualan tukang ojek?”
“Ha-ha-ha ….” saya ngakak mendengar absurditas konyol itu. “Tapi Guru, bagaimana menjelaskan bahwa ada orang sembuh dari kencing burung atau sembuh dari air yang dicelupkan batu oleh Ponari?” saya menyela. “Ilmu kedokteran mana yang bisa mengurai hal itu?”
“Itu namanya, menurut mereka yang percaya, adalah ilmu kedokteran spiritual. Tubuh ini, kata penganut ilmu itu, bisa mengobati dirinya sendiri yakni dengan cara membangkitkan tujuh cakra utama yang ada dalam tubuh.
Pembangkitan cakra atau lazim juga disebut pembangkitan kundalini adalah hal yang dicari berbulan-bulan oleh penggemar meditasi. Namun, ada orang yang bisa membangkitkan tujuh cakra itu dengan instan dan tak perlu kursus meditasi dengan membayar pengajar segala, jika orang itu menyerahkan seluruh keyakinan dengan bulat dan seratus persen pada satu obyek tertentu.
Kebulatan tekad itu yang membangkitkan tujuh cakra utama dalam tubuh. Ini yang dimiliki oleh komunitas Ponari. Tentu tak semuanya sembuh karenanya ada yang sukses ada yang gagal membangkitkan cakra utama itu.
Batu ajaib, keramik ajaib, tongkat ajaib, hanya obyek. Ketika obyek itu jatuh wibawanya dan tak lagi bisa dijadikan obyek untuk membulatkan keyakinan, orang akan meninggalkannya.
Maka, biarkan saja Ponari memainkan obyeknya, sepanjang obyek itu tidak mencelakakan orang.”
“Eh, tapi kan sudah ada empat warga yang tewas saat mengantre, Guru,” saya mengingatkan.
“Ah itu ekses menemui obyek. Kalau antrean komunitas Ponari itu ditertibkan sejak awal, tak perlu ada korban. Tapi lebih dari semua itu, saya melihat batu itu sudah jatuh wibawa. Buktinya, ketika Ponari jatuh sakit, orangtuanya membawanya ke dokter di rumah sakit.
Yang penting, kita – Anda dan saya – yang gemar chatting, memelototi Facebook, bergosip di milis, tak usahlah mencemoh. Toh kita pun juga sangat irasional di mata mereka.”
Mendengar kalimat terakhir kawan saya itu, saya pun tertegun. Mungkin dia ada benarnya. Dan jangan-jangan kita sebenarnya juga sudah mulai irasional karena terlalu lama menghabiskan waktu di depan PC hanya untuk bergunjing di milis, melihat status teman di Facebook, buang sampah di Plurk ….
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Berapa lama sampean rata-rata menghabiskan waktu mengakses Internet dalam sehari?
Facebook itu candu…
facebook itu berhala, kek batunya ponari.
sok tau?
blagu
saya kejedug ndoro
hiks
tapi saya juga belum menemukan fungsi FB selain buat chat dan menemukan teman lama … bisa bantu menemukan keasikannya ndoro ?
🙂
gw pgen bgt reunian ma tman sma gw…
mang ci kata orang facebook tu candu..
hhaha.hidup facebook! ! !
😀
ngomong2 tu yg nemuin pesbuk jngn2 kaya’ ponari di samber peter dulu makanya pesbuk jd terkenal..
Daripada bengong sendirian di kos ndoro… *alesyan*
24 jam normal waktu dalam sehari, 6 jam normal waktu tidur, 2 jam normal waktu di perjalanan, 1 jam normal waktu makan pagi, siang, dan malam, kalau tidak ada urusan ke mana-mana, berarti 15 jam normal waktu saya di depan internet.
saya tetap mencemooh.. karena mencemooh itu mnyenangkan
Kalo boleh tahu siapa guru spiritualnya ndoro? Gede Prama kah? .. 🙂
Tapi siapapun dia, aku setuju ndoro. Facebook sendiri juga bisa menjadi hal yang ‘irasional’ buat mereka yg tak mengenalnya … 🙂
kalo ga ada DVD bagus buat ditonton, kalo ga ada kuliah, ga ada pacar, ga ada makanan, facebook menjadi pelarian.. *gila*
kadang bisa seharian, kadang gak sama skali, saya masih seneng bercengkrama n kelon dengan keluarga sih ndor..hehehe..
hiiiiiiiiiiii
Postingan yang mak jlebb, ndor.. 😀
jadi kesimpulannya ndoro sudah musyrik karena bermaen-maen facebook dan teman-temannya?
kekeke
aku rindu baca tulisan guru sampeyan itu koran pabrik, mbok disuruh ngeblog gitu…bikin enlightment 😉
[…] Ndoro Kakung wrote an interesting post today on Facebook Pecas NdaheHere’s a quick excerptPonari punya batu ajaib. Kita punya Facebook. Sama-sama irasional. Mereka yang percaya keduanya tak perlu saling mencemooh. Begitulah pesan seorang kawan kepada saya pada sebuah pagi yang malas. Saya terhenyak ketika pesan itu memasuki Inbox dan saya membukanya. Dalam hati saya bertanya-tanya, kenapa teman saya yang bermukim di sebuah pelosok desa di Bali itu bisa mengambil kesimpulan seperti itu? “Itu perlunya Anda membuka cakrawala berpikir yang lebih luas,” kata teman saya itu. “Oh, […]
posting ini nggak maksud mencemooh to ndor….
Kalo Facebook paling cuma pagi dan pas malem, itu juga buat liat aja. 😀
segala puji bagi Mark Zuckerberg…. pencipta semesta FB
🙂
sepertinya Blog yg akan terus hidup…
bedanya klo percaya batunya ponari adalah suatu kemusyrikan sedangkan maen facebook dan segala tetek bengek komputer bukan.
Setuju Ndoro.
sepertinya makin irasional setelah membaca Facebook’s New Terms Of Service: “We Can Do Anything We Want With Your Content. Forever.”
😀
saya ngag sering2 maen pesbuk dan ngeplurk.. orang apa saya ini..???
ndoro, itu pak putu setia?
facebook beda dengan jesbuk lo..what jesbuk?
JackBook kaliii..
😀
tiap orang kan punya pendapat, Guru, eh, Ndoro. jadi kalo memang ada yang ingin rasional dan tak sepakat, ya monggo saja, kan? 🙂
walah…..saya facebook-an hampir 3 jam sehari….itu gimana itu, Ndor???
setuju, Ndoro!!! boleh juga tuhh…
baru sadar kalo *setiap orang bertanggung-jawab atas pikirannya masing-masing* begitu kata guru saya..
ato yang paling gampang diinget, ‘lakum dinakum waliyadin’
oia, saya gk ngitung nih berapa lama saya ngakses inet per-hari.. huhu
bergunjing di milis???? *ngakak*
anu ndoro….percaya ato tidak, tp feeling saya mengatakan, abad 21 adl moment kebangkitan spiritual…
*kabur ke pucuk gunung merapi*
gue bingung mo ikutan FB tapi ga tau carax ? tolong dong
ponari itu penjelmaan gusti kanjeng nabi isa. iya isa yang rasul kasih sayang itu ndor… *tebar2 rumor ga jelas*
Isooo … ae … ndoro …
Ndunyo tambah tuwo …
Kayaknya, arah dunya ini bercabang dua, satu ke arah mistik yang tambah kebablasan, yang satunya rasional sing kebablasan. Tapi dengan satu kesamaan, sama2 irasional, ….. dari sudut pandange …. sopo yo ….
Soal harus ngerti atau ndak ngerti, sehingga masuk akal apa nggak, kayaknya nomer dua ndoro ….
Nomer satu kita harus ngerti rambu2, wilayah boleh apa ndak boleh, dosa apa pahala, syirik apa nggak, swargo opo neroko, dst … dst …
Baru nomer dua mulai belajar memahami FB iku opo, Ponari sopo, dll
Nomer tiga, mungkin … mungkin lho ya … baru kita kaji apa berlama2 di depan PC bisa membuat PC jadi braholo, chatting-an apa bisa diketegorikan perbuatan sia-sia, utawa merusak diri, nonton bf hasil donlotan dosa apa pahala, dst … dst …
Hehehe tulisan yang ajaib, Ndoro 🙂
Di mata orang-orang pra-sejarah, barangkali kita pun dibilang irasional karena berebut minyak yang tak lain adalah hasil dari jasad plankton yang hidupnya bareng mereka.
Soal internet, sepanjang saya bangun dan setidaknya ada blackberry, disitu saya berhadapan dengan internet 🙂
bisa juga, komen di blog ini juga termasuk irasional yah ? 😀
sama kasiaanya semakin modern semakin irasional seperti manusia2 primitif yang mempercayai sesuatu yang irasional juga … liat cara berpakaian orang yang merasa modern, semakin terbuka dan ga ada beda dengan suku2 yang masih primitif.. jadi pesannya jelas..
setuplurk sama kalimat terakhir ndor…*buang sampah di plurk* hehehe…. *nggak ikut-ikutan demam FB*
dasar pesbuK,,, hahaha!!!!
saya suka tulisannya ndoro,,,,
waduh..ndoro saya setuju dengan pemikiran Anda, kadang tingkah laku ita yg terbawa trend teknologi juga bisa dibilang irasional sama mereka yg menjadi komunitas Ponari…
Tapi kan ndoro tingkah laku kita ini yang doyan ama internetan, FB, browsing dll memang wujud nyata dari kemajuan zaman, nahhh…klo yg di jombang itu kan malah jadi kemnduran zaman, tp saya sih cuma bisa brharap apa yg terjadi di Jombang sana cepet berlalu aja…
Salam damai untuk semua…
facebook dan ponari, hmm.. dua2nya sebenernya ga ada hubungannya sama sekali. tapi yah, kalo diliat2 emang dua2nya narik massa yang lumayan gede..
dalam pikiran saya, ponari itu bukan legenda.. dia cuman hal yang dibesar2kan saja – apalagi di era keterbukaan dan kemudahan media ini.. dari dulu juga hal2 begitu ada, tapi yah… semuanya kan kembali pada sugesti tiap orang
dan, facebook? hmm.. itu kan sebuah tren saja.. sama kaya’ dulu FS meraja.. dan, saya bukannya pesimis, tapi bisa jadi facebook juga bakal kena peak, dan akhirnya nurun.. gituh..
still anyway, kita liat aja ke depannya gimana 😉
akses internet? bisa seharian..pokoknya selama berada di kantor..kalau sudah pulang kantor, ya tidak, hehehe…
berkat FB saya bisa bertemu dengan teman2 yang “ajaib”
saya termasuk petani yang tak paham apa itu facebook, tapi seneng keluyuran di internet, toh di sini murah meriah, jadi kantong tetep aman …..
aku juga ga mudeng facebook….
tapi kalau browsing, sehari bisa berjam-jam, hehhe
Andai ponari punya fesbuk….
comment yang pas yang bisa jelasin hubungan antara ponari sm fesbuk.., moga aja ponari baca!
wah, pencerahan ini om. seneng ada yang mbahas model sampeyan gini, sudut pandang yang laen.
hmh….different point of view…different opinion… 😀
Gedebookkkk…. gue kejatuhan duren neh, kali aja durennya bisa bikin sakti 🙂
*introspeksi diri*
saya ndak terpengaruh sama facebook ndoro…. kalo sama blog waahh bisa panjang critanya 🙂
sebuah pelosok desa di Bali?
yahh,,memang begitu adanya ndoro.. percaya gak percaya..
hae blech knalan …
errr….rata2 12 jam kayaknya, ndoro. hhh….capek deh
Karena membaca posting ini saya jadi teringat pada facebook saya. Ya sudah, sekalian unggah foto saja.
as a member o “pesbuk”… I a gree with this opinion. Tapi tetep hidup “pesbuk”
face book..wajah buku, buku muka? muka buku? oh itu gini artinya ndoro…
kalo kelamaan di face book kita lama lma bisa lihat “face” kita sendiri di layar monitor…jadinya kaget sendiri BUK! ( coba deh saya udah pernah begitu)
JANGAN CARI AKU DI FACEBOOK-MU…
nah itulah ndoro, di sini udah mulai merasa gila kebanyakan haha hihi sama facebook. Memang asik sih ketemu temen2 lama, ledek2in foto masih kecil, komen2 di status orang.. tapi lama-lama mikir, apa enggak lebih baik waktunya dipake buat yang lain?? Misalnya, untuk berolahraga, atau bersosialisasi dengan dunia nyata… atau apa enggak, untuk membersihkan tujuh cakra utama?
**ngacirr…**
Mmm…Ga tau yaw, sampai sekarang saya itu masih tidak begitu berminat dengan FB atau FS ya karena itu hanya banyak membuang waktu saja..
Lebih nikmat dengan Blogging banyak Ilmu baru yang bsia diambil udah gitu bisa kenal ama yang punya WP lagi, Maz Matt he hehe..
Salam Bocahbancar…
http://bocahbancar.wordpress.com/2009/01/27/memberdayakan-masyarakat-atau-memperdayakan/
hae.. blceh knalan
Sepakat sama Nadia dan BocahBancar, biasa saja tuh dengan facebook/pun plurk. Ngga minat kalo hanya untuk narsis2an. Buka FB paling 15 menit, plurk ngga punya. Buat apa belagak jadi center of the world?
Hmm, inikah virus digital narcisim yang mewabah?
kamu cantik juga……………
Fitur yg paling kusukai di FB: Notes, trus maen tag sm temen2, trus diskusi ttg tulisan di notes itu. Jd sama kayak d wordpress gini lah. Intinya, sama seperti FB, WP juga berhala. Hahaha…
oh kaya kue mas
tembe ngerti mas, tapi aqidah tetap kudu dijaga yach
aya-aya wae….yang penting buat fesbuk mah bisa bijak menggunakannya. btul???
ana setuju itu
kalo temenku… ngakunya gak demen facebook n plurk, padahal getol bgt buka n ngapdet yg begituan.
huerraaan… koq bisa gitu yak, malu or muna?
Irasional ora yo.?
kita serasa bersaksi tiada Tuhan selain Facebook–laailaahaillalfacebook (meski sejenak, atau berjenak-jenak)…
biasa ndoro barang baru bg yg baru tahu, ntar jg bosen sndr 😀
ponari klu dibuatin pesbuk trus foto batunya dipajang mgkn bs manjur jg kali ya buat yg percaya
entah “Batu Ponari ” ataupun “fesbuk” sepanjang berguna buat kita dan org lain kenapa kita cemooh…..
memang seharusnya kita sebarluaskan , bilamana kita menemukan “kesaktian ” / kegunaan entah darimana asalnya , spy org lain ikut merasakan kesaktian/kegunaan yg pernah kia rasakan itu….
Itulah hidup….berbagi….sharing….
salam ndoro…..
aaaaaaaaa
fenomena yg silih berganti muncul tenggelam dilupain masyarakat
lah nek aku ngadep internet terus, lawong aku golek duwit soko warnet ki, piye no?
heheh.. kalau saya sih sudah 2 minggu ini tidak ada koneksi internet di rumah. Saya cabut sementara. soalnya setelah dipikir2 sy ga butuh2 amat. butuhnya cuma buka FB, imel, FS… jadinya saya bertekad: internet untuk hidup (pakai kalau butuh-di warnet ajaaaa :D) bukan hidup untuk internet (nyandu jadinyaaaa).,,, 😛
tapi kok gw lebih eringan buka wordpress ya daripada buka facebook…
ya, karena temen gw dikit kali ya? hehe
http://diazhandsome.wordpress.com
huY
huy jg
Facebook itu sodara Facial 😆
*pegang bedak, sambil ngaca*
dari jam 7 pagi sampe jam 10 malem
ini masi normal gak ya?
PONARI????
Hny ank kcyL,,,
aneh bin waGu…
6-8 jam kalo lagi kuat
😀
Hahaaaaa….ini postingan paling inspiratif Ndor. TOOOPPPPPP…!!!! Ndoro kembali saya nobatkan menjadi inspirator. Tengkyuuuuuuu
Entri ini membuat saya tertegun dengan suksesnya. TFS, Ndoro.
*BTW, kalau tentang irasional, saya juga sudah meninggalkan irasionalitas sejak lama. Dengan atau tanpa Facebook. ;-D*
Face Book itu racun dunia … tapi sebelum ada fatwa dari MUI … mari kita nikmati bersama – sama 🙂
Pesbuk…bisa menyebabkan mata rabun, ambeien dan tagihan listrik membengkak…:)
hello semua….,
saya pertama x ikut facebook….. saya mau nyari temn & berbgi ilmu di fb
tpi caranya gymn?????
buat tmn2… fb cpt membosankn g.
Hahaha….face book dam batu petir…
Benar juga ya……tergantung komunitasnya…..ada yang sampai kecanduan face book
Wakakakak….ga mikir ngitung jam, kdang lupa waktu…. :d
Photo komentarnya gede ndoro….huhehe
MANTAP ndorrrrrrr,,, jleb, jleb, jleb 🙂
Baik faceboook, WP, dan temen-temennya itu, bisa jadi candu semua..
Tapi selama yang make bisa memanfaatkannya dengan bijak, rasanya gak ada masalah ya to..
Bagi saya facebook biasa saja. ;p
Rata2 ya? Kayaknya hanya sewaktu tidur, saya tidak mengakses internet. 😀
fb ada gunanya
pesbuk membuatku jarang membuka mulut sekarang,
lebih sering bicara melalui keyboard..
wah.. bahasan yang menarik
facebook itu nyandu……bener!!!!!
yaa internet dan dunia mulai bersaing kegilaan,,kira kira siapa yg lebih gilaa??hahaha
Ponari dgn batu setannya bolehlah dibilang berhala terang-terangan,
tapi apa sangkut pautnya sama FB. Kalau cuma mau hidup sendiri di dunia ini, jangan pernah ikut FB. Berkibar terus FB……….!, Sebarkan terus opini-opinimu….. agar tercipta keseimbangan kehidupan berbangsa kita ini.
[…] Persamaan Fenomena Ponari dan Facebook (Ndoro kakung ingkang Pecas Ndahe) […]
Saya lihat kemarin Ponari udah sibuk bermain laptop dengan tangan kirinya, sementara tangan tangan sibuk nyelup. Mungkin dia sudah bikin akun facebook juga 😛
maw ponari kek,,
maw face book kek…
iank pendhting happie……
(^_^)v
Rasional dan irasional itu tolok ukurnya darimana? 😕
Selalu bingung memang dengan yang satu ini. Jangan2 membaca postingan di blog jadi tindakan irasional juga. Apa langkah satu2nya mesti memutus koneksi dan keluar dari internet untuk jadi rasional?
Fesbuk? Setidaknya saya bisa dapat lagi teman2 lama, dan tahu kalo hutan makin rusak karena kiriman foto dari mereka 😛
Aku ga percaya sama ponari ndoro..
semoga paragraf terakhir bisa diresapi
presiden aja percaya pada air dan padi ajaib. kenapa orang ga boleh percaya batu?
yah…memang begitulah ndoro..
fesbuk membikin kita makin individualis di dunia yg sangat mendukung akan individualisme seseorang ini (ribet bgd dah)
tp gimanapun juga fesbuk bnyk manpaatnya. ga skedar cari temen dan chatting, bisa bisnis, promosi, cari jodoh, dan yg lebih ekstrim, kawin (nikah maksudnya) via fesbuk. oalalah…kok makin complicated dunia ini ??
tapi apa mau dikata ?? HIDUP FESBUK !!! hheehhee….
[…] Memang Kang Sronto sering lihat Mas Roy berjam-jam di depan laptop kerjanya cuma senyam-senyum saat buka Facebook, cengar-cengir liat foto di Friendster, ngakak di YM, dan buang sampah di Plurk. Tapi mana tau Kang Sronto soal begituan. Mas Roy terdiam, benar juga kata Ndoro Kakung….kalo kita masih suka Facebook,Friendster, Plurk dan sebangsanya, sebaiknya tidak mengatakan hal-hal klenik seperti ini adalah irasional. Karena bagi mereka pun kita dianggap irasional!….silahkan baca selengkapnya pandangan Ndoro Kakung ini. […]
Numpang trackback, Ndoro 😀
toss sama postingan diatas 🙂
facebook menghemat waktu blogwalking hehehehe…tapi bisa bikin penyakit iseng kumat dan penyakit menunda pekerjaan jadi kronis…hampir sama dengan virus ngeblog sih, cuma kalau nenangga di blog biasanya saya nggak iseng…kecuali sama ndoro..hehehehe
yang pasti satu hal … bikin ga mau lepas dari komputer ..hehehe
numpang iklan ya
Komunitas Blogger Indonesia
http://www.facebook.com/group.php?gid=61861062552
cosa aranda dan oom pun sudah bergabung 🙂
iya neeh… asyik dFB, pe males ngapa2in…
Facebook yah?
hmm..klo buku terakhir yang aku baca sih Toto Chan…
Kalo buku yang ini pengarangnya syapa?
ada ga sih,sisi positif dari facebook???
tapi soal yang barusan,ada benernya juga sih!
well
no
ya ya ya
Sebisa mungkin kita harus bijaksana menyikapi berbagai hal yg ada di sekitar kita, Ponari bisa nyembuhin dia hanya sebagai pelantara. dan jangan berlebihan juga dengan Facebook, kan interaksi sosial secara fisik gak bisa diabaikan.
Suwe-suwe ndoro jadi tambah temuwo (dewasa+),kebanyakan FB kali ya…
“ponari” sebuah fenomena alam,”facebook” sebuah teknologi modern, nyambung ngga ya…
Aku online 8 jam-an setiap 2 hari..
Artinya seminggu ada 24 jam di depan komputer..
Maklum, jaga warnet 😀
Yah,
kita memang tidak bisa menyalahkan ‘kesaktian’ Ponari, ketenaran facebook, keagungan musik rock, dan daya tarik situs porno..
Masing-masing pasti punya penjelasan sendiri..
Selama mereka ndak nyenggol kanan sikut kiri, yo ben..
Hargailah 😀
Sebenarnya segala sesuatu itu baik asal tidak menjadi prioritas nomor satu. Memang sudah kecendrungan dari manusia, aku pikir, untuk memilih sesuatu yang irasional.
diman aja kamu …………………
mantap juga face book gue mengucapkan syukur dan teraima kasih
enak juga di facebook
Ya kalo tidak mengatur diri sendiri memang segala sesuatu bisa jadi berhala. Tidak cuma Facebook saja. Lha wong saya juga Facebooholik je..
Nampaknya memang iya kalau facebook sekarang sudah menjadi candu.
hai kaum bae. baek-baek ya kalo mo niru tentang system di K-LINK . . .
Kalo inyoonk sich biasa aj Ndor, sah2 aj orang punya pendapat, yang aneh kan klo orang dah tau gak mangpa’at, masich aj pada diperbuat.
BATU ponari mangpa’at buwat Ponari-sekarang jadi jutawan kan.
FB-klo bisa bikin orang jadi jtwan baru impaslah
pada nyandu krn ujung2nya memang pd butuh t4 pertunjukan eksistensi diri, Cu. hmm, mbah ngikut komen di sini karena begitu juga kali ya?
klo mnrut gw sich, up too you… tp yg pntng NIIIIIAT!!! coz, klo niat’y cari temen n ngjalin hubngan silaturahmi, itu kan baik… ya ga!? n dipake u/ yg baik2 aja! okey!
hmm…..
saya sebagai manusia yang baik hati. MAKA SAYA AKAN DENGAN SENANG HATI , AKAN BERBAGI SEBUAH KONSEP KESEHATAN DAN JUGA PELUANG BISNIS YANG LUAARRRRRRR BIASAAAA . . . . . .
maaf saya belum tau cara menginstall facebook dan cara penggunaan dari facebook itu sendiri…tolong donk siapa yang iklas bisa memberika aku solusi…kalau bisa tlg kirimkan lewat emailku.tmrs.
aq ingin buat pasbok/gman caranya maklum kutu kupret wong ndeso klutuk ndoro. tapi aq tertarik dengan brand ndoro kakung/ pecasndahe……alias pecahndase ….. apa ndoro kakung asli kota batik pok?
ngobrol
facebook memang sudah mendarah daging kung
anak sd saja sudah bisa maenan facebook
bahkan mereka rela facebookan hingga ber jam ham
watch vampire diaries online
[…] cukup terhenyak membaca tulisan di blognya ndoro kakung yang ngetop itu, bahwa fenomena facebook, laiknya fenomena Ponari, yang menampilkan aura irasional […]