Bom Pecas Ndahe
Juli 21, 2009 § 92 Komentar
Teroris itu mirip buaya. Mereka menunggu mangsa dengan sabar. Mata setengah terpejam seperti tengah bermalas-malasan. Dan ketika korban terlena. Bum!
Apa yang tersisa setelah bom meledak, korban bergelimangan, dan berita berseliweran? Mungkin kesedihan keluarga para korban. Isak tangis. Kebingungan. Dan rasa marah. Sebagian lagi mungkin merasa kembali memiliki dorongan dan kehendak untuk memperkokoh persatuan bangsa.
Saya melihat ada begitu banyak reaksi orang pasca ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, pada Jumat pekan lalu. Juga beredar beberapa versi teori, analisis, dan tak sedikit pendapat asal-asalan tentang motif pengeboman. Kebanyakan tak berangkat dari fakta. Ada yang mengatakan pengeboman berkaitan dengan pemilu. Ada yang bilang ini ulah para spekulan ekonomi asing. Dan sebagainya. Dan khalayak jadi kebingungan.
Pertanyaan terbesarnya: siapakah pelaku peledakan bom Marriott dan Ritz? Apa motifnya?
Tentu saja tak mudah menjawab pertanyaan itu. Polisi biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan, mungkin tahunan, untuk membongkar sebuah kasus bom. Proses dimulai dari olah tempat kejadian perkara, mencari kaitan antara temuan di lapangan dan data arsip, wawancara, pengejaran, pengecekan, dan seterusnya. Artinya, mustahil dalam tempo sekejap mereka mampu menyebut pelaku, jaringan, dan motif. Apalagi bila pelakunya ikut mati dalam aksi bom bunuh diri.
Saya juga tak mau dengan gegabah menyimpulkan apa pun. Saya tak memiliki informasi dan keterangan pendukung. Saya hanya memiliki kliping. Kumpulan arsip lama.
Menurut koleksi lawas itu, saya tahu bahwa taktik teror sudah dikenal ratusan tahun lalu, tapi menjamurnya gerakan teror internasional dimulai pada akhir 1960-an. Yang dianggap penyebabnya antara lain: gagalnya gerakan gerilya Palestina di Timur Tengah, mundurnya perlawanan bersenjata yang meniru revolusi Cuba di Amerika Latin, lahirnya gerakan mahasiswa radikal pada 1960-an, dan timbulnya berbagai konflik regional di Timur Tengah yang menimbulkan kepahitan dan frustrasi, juga perang di Afganistan dan konflik di Timur Tengah.
Tentu saja, teknologi modern juga ikut mendorong lahirnya gerakan teror tersebut. Teknologi membantu para teroris menciptakan alat-alat teror canggih untuk menjalankan aksi-aksi mereka.
Secara umum, gerakan teror bertujuan untuk mencapai beberapa hal. Misalnya untuk memproklamasikan kehadiran dan tujuan mereka, meningkatkan moral dan simpati merongrong keamanan dan ketertiban, memancing tindakan balasan, menakut-nakuti rakyat, serta mencari dukungan finansial terhadap gerakan mereka.
Gerakan teror, yang biasa dipakai kelompok gerilyawan kota, umumnya menyerang sasaran simbolis atau politis melakukan perampokan yang spektakuler, melakukan penculikan politis, atau menyerang pejabat pemerintah atau pengusaha kaya. Tujuan utama mereka terutama guna memperoleh perhatian publik. Belakangan, sasaran serangan mereka meliputi juga supertanker, pipa minyak dan gas bumi, hotel, kereta api, juga sekolah.
Marriott dan Ritz saya rasa juga target simbolik. Lambang Barat. Padahal pemilik kedua hotel di Jakarta itu adalah Tan Kian, 48 tahun. Konglomerat papan tengah Indonesia versi majalah Forbes Asia. Ada versi lain yang menyebut bahwa pengusaha Tomy Winata dikabarkan memiliki sebagian saham.
Saya kurang mengerti apakah para pengebom itu peduli pada kepemilikan hotel itu atau tidak. Barangkali mereka tak peduli dan semata menjadikan keduanya sebagai target hanya karena itu simbol Barat saja. Mungkin juga mereka peduli. Hotel itu dijadikan target karena banyak tamu asing. Semua yang berbau “asing” memang seksi sebagai korban.
Apa pun, hingga saat ini belum ada satu pun kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu dan menyatakan tujuannya. Ini janggal menurut saya. Kalau hanya untuk menarik perhatian publik, jelas tujuan itu telah tercapai. Tapi buat apa perhatian publik itu? Apa benar itu untuk memperjuangkan ideologi atau agama?
Charles Russell dan Bowman Miller pernah menerbitkan sebuah buku hasil penelitian tentang teroris, Profile of a Terrorist, pada 1977. Mereka meneliti 350 orang teroris dari 18 kelompok, dan menemukan bahwa para teroris itu umumnya bujangan berusia sekitar 20 tahun, dan pendidikan mereka universitas (atau paling tidak pernah belajar di perguruan tinggi).
Umumnya, mereka datang dari keluarga menengah, dan banyak di antaranya mempunyai kedudukan sosial yang memadai. Kedua peneliti itu juga mencatat: Ada kecenderungan bahwa umur para teroris itu makin lama makin muda. Tapi harus dicatat: hasil penelitian ini belum tentu sesuai dengan kenyataan Indonesia.
Sejumlah pelaku aksi terorisme yang ditangkap — sebagian bahkan telah diadili — di Indonesia memang rata-rata masih muda. Tapi tokoh-tokohnya, Dr Azahari dan Noordin M Top, jelas tak bisa dikatakan muda lagi. Sebagian juga telah berkeluarga, punya istri dan anak.
Umumnya berlatar belakang sosial-ekonomi kelas B-C. Ada yang berkerja sebagai tukang jahit, reparasi alat elektronik, atau pedagang keliling. Tapi rata-rata memiliki hubungan yang erat dengan — atau pernah pergi ke — Afganistan dan Pakistan. Kalau mau lebih spesifik lagi, mereka beragama Islam. Inilah yang lantas memicu prasangka agama dan polemik yang berkepanjangan.
Dari kasus bom yang meledak di tengah sarapan pagi itu, saya beroleh pelajaran. Teroris makin canggih cara kerjanya. Mereka banyak akal dan sabar. Ada jeda enam tahun antara bom Marriott pertama pada 5 Agustus 2003 dan yang kedua pada 17 Juli 2009.
Saya merasa cara kerja para teroris itu mirip buaya. Mereka menunggu mangsa dengan sabar. Mata setengah terpejam seperti tengah bermalas-malasan. Dan ketika korban terlena. Bum!
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Apakah sampean sudah takluk kepada aksi terorisme?
tidak takluk ndoro. saya tidak bergaul di lokasi target mereka. 😀
tampaknya intel-intelnya sibuk sama hal lain menjelang tanggal 8 juli jadi aja tak terpantau dengan baik tuh :p
Buaya tapi cerdas ya.. emang dasar teroris..
*** DUkung Pulau Komodo di New7Wonders Nature
pertamax
ternyata kalah cepet… ;))
Saya setuju dengan Ndoro. Persis dan mirip sekali dengan buaya makanya tidak pernah dengar cerita ada teroris meledakkan kebun binatang. Alasannya? …. Sesama binatang dilarang saling menyakiti. kek….kek….13X
memang bener sekali, dan saya juga setuju buanget ….get….get
yang pasti pelakunya seorang pengecut…..yah bolehlah di sebut buaya…buaya darat kali yah ndoro…..
maaf ndoro koq komen saya jadi admin yah…..dunno why ?
ooo…pantesan admin kok komennya aneh 😀
tetap waspada, Ndor!
smoga gak berimbas banyak buat image Indonesia deh, ini aja yang uda kliyatan yah $$$ yang turun tajam….kita para blogger ‘matre’ yang menguras duit bule jadi agak di rugikan juga
dan polisipun menolak mengaku bahwa mereka kecolongan
hmmm.. semoga semakin waspada terutama instansi terkait..
sukses ndoro, thanks share nya..
mmm…jadi selama ini polisi dan tni pada ngapain yah ? apa semua lagi pada istirahat setelah cape jagain pemilu ndoro ?
semoga tidak berlanjut
Yah, alasannya ideologi beda dengan buaya yang alasannya perut..
saya bingungnya kan tempatnya berdekatan dan selang waktu bomnya juga pendek. kenapa yang di Ritz gak lari terlebih dahulu? apa gak ada peringatan kalau hotel sebelanya (JW Marriot) baru saja meledak…
saya suka analisanya di sini .. nggak ngejudge dan membiarkan open 🙂
wong polisi aja masih menyelidiki, kita yang awam kadang cuman modal artikel dari inet which is material sekunder yang kadang keabsahannya belum jelas udah bikin analisa dan tuduhan yang katanya-keren.
salut buat postingannya ndoro
dan semoga si buaya itu aka teroris cepat dibasmi … siapapun itu !
Untumgnya si teroris kurang sabaran dikit. Andai diledakkan pas ada MU, biyuh….
Ikut berduka Ndoro….
Mungkin si terorisnya ngefans banget sama MU makanya,, waktu ngebomnya sebelum MU datang ke Indonesia.. 😀
Saya lebih suka komentar Mama Lauren (bukan ramalannya)…dia bilang, dalang nya pasti ketauan, tapi untuk apa? (nyawa telah hilang, korban luka telah terjadi -red) Yang penting kan bagaimana supaya ini tidak terjadi…
Kemana intelejen kita? Kalau memang ini group yang sama, atau dengan motif yang sama, bukankah ada tindakan prefentif? hmmm….memang mudah menyalahkan yah..heheehehe..
Sekarang bagaimana kita memberikan kesan kepada para teroris itu, bahwa gerakan mereka sia-sia.. 😀
btw, FB ane di aprup dong om..mao tag nih..
😀
Saya pikir tindakan teror bom ini banyak sekali kemungkinan motifnya ndoro, mulai dari kemungkinan campur tangan asing sampai gerakan makar yang sifatnya lokal.
Ya semoga saja motif segera terungkap dan nggak jadi kasus spekulatif kayak sekarang.
*untung kemarin ndak jadi beli tiket MU 😀
…memang, teroris datang seperti seorang pencuri. Bom pagi itu tidak hanya menghancurkan bangunan Marriot dan Ritz dan korban luka dan korban jiwa. Tapi, juga menghancurkan berbagai agenda/acara di sekitarnya. Manusia merencanakan, teroris menentukan. Jadi, ingat apa yang dikatakan Timothy McVeigh, pengebom gedung di Oklahoma: “I am the master of my fate.” Dasar!
teror rupanya ndak cuma dilancarkan pake bom. melalui internet, mereka mempropaganda dan menyebarkan teror. video pengeboman, foto-foto korban, foto-foto tempat kejadian, secara tidak langsung menyebarluaskan teror ini.
menurut pengakuan anggota sindikat teroris, para pelaku bom bunuh diri ini datang ke organisasi tersebut dengan sukarela, kemudian dicuci otaknya, dan siap mati demi keyakinan mereka. mereka datang dengan kemauan sendiri.
Terakhir kudengar kabar biaya menginap yang telah dibayarkan sang teroris kepada hotel pada hari pertama ia masuk ke hotel sudah 15 juta.
Satu lagi fakta, teroris itu kaya 🙂
(atau setidaknya diminta oleh orang kaya?)
Terakhir pula kudengar kabar bahwa gaji teroris sama dengan 4 kali lipat gaji polisi.
Ya panteslah kalo kayak gini.
@saeful ra mungkin itu.. lho mau di beri ratusan milyar tapi lho jadi martirnya.. ?
indonesiaunite!
mudah2an pelakunya beneran ditangkep, bukan mati pas disergap kayak azahari dulu yg sangat berbau trik
kami tidak takut
ayo lawan terorisme
!!!
Isu-nya sih pendanaan aksi kali ini didapat dari hasil merampok duit 15 miliar ituh..
*gosip*
kelihatannya kok janggal, soalnya butuh waktu untuk brain washing, pemantauan, simulasi dan lain2nya..
kita harus selalu waspada.. dan semoga terorisnya ketemu dan di ngge bal balan wae
Nggak ada yg perlu ditakutkan. Cepat atau lambat manusia akan mati juga..
turut berduka ndoro… semoga tidak terjadi lagi di masa mendatang…
kenapa indonesia seolah-olah dijadikan wadah untuk mengirimkan “pesan” kepada dunia internasional bahwa disini “anti asing” ya ndor?, apa karena disini umat muslim paling banyak?
yang ngebom itu pengecuut!!
#indonesiaunite
nambahin nanya berdasar kliping nya ndoro..
imperialisme modern oleh si super power itu konon dimulainya sejak thn 1953 ketika sebuah perusahaan minyak inggris ditendang oleh pahlawan iran untuk alasan nasionalisasi.. dan kemudian si pahlawan ini digulingkan oleh antek2 si superpower itu beberapa tahun setelahnya..
apakah ada referensi ndoro, bahwa ada hubungannya kegilaan teror meneror ini dengan fenomena itu? Kok tahunnya mirip2..
**duuh, asik2 membangun teori konspirasi**
TIndakan orang yang menyatakan bahwa dirinya benar dimata mereka dan tidak melihat bahwa ada orang lain yang hidup disamping mereka…
Indonesiaunite
Moga2 bomnya gk nyampek jawa timur…*klo petasan gk apa2..kan hampir ramadhan*
cukup jakarte ama bali aja…
pelaku lapangan emang masih muda, tapi otaknya tua2..
padahal, kalo misal pemuda itu ga salah jalan dengan ngebom, dan semangatnya dialihkan menjadi membangun bangsa, bukan ga mungkin Indonesia bisa lebih maju dibanding Barat2 ituh
Mudah2x an aja para teroristna pada sadar smua. Jangan sampe ada kasus bomb lainnya di indo
Teroris memang benar-benar mirip buaya, diam-diam menghanyutkan. Setelah kita lupa akan kejadian lama, kemarin langsung diingatkan kembali.
Turut berbela sungkawa buat pihak yang telah dirugikan dan akan dirugikan.
betapa tak terberkahinya hidup yg hanya membuat kecemasan…
Teror BOOM, sungguh membuat ketenanganku tersentak, dadaku terasa sesak( padahal Ndak Bengek lo aq ro ), banyak umpatan ,caci maki , prediksi , spekulasi , sampai muncul teori-teori yang membuat diri ini semakin ndak ngerti, lalu emang iya teroris itu kayak buaya yang pandai mengendalikan dirisendiri terhadap situasi , aku juga ndak bisa berbuat apa apa selain mawas diri dan pasrah pada Illahi ( dah genap i nya 30 )
Kalau kayak kita2 (saya tepatnya) , tidak bisa membuat analisa apa2. Data-2 yang Ndoro berikan mungkin bisa menjadi referensi pengetahuan.
Fakta lain lagi Bad News is Good News. Kemarin baru mulai mau tenang dengan hingar bingar beritapemilu…. lha kok sekarang hingar bingar berita bom. Kapan dunia ini mau tenang tanoa berita ya…..??
ngak takluk ndoro .. ngak takut 😀 smoga ngak ketemu buaya juga… kecuali kalau cicak cicaknya rame…
btw kapan yah kita bisa ngelakuin aksi nyata buat para terorrist ( bomber, Invasi perang dan laen laennya ).. ? karena terrorist juga bukan hanya bom tapi ada israel , invasi amerika dan laen laennya
Mungkin seperti yang digambarkan di film Collateral Damage yang menceritakan tentang aksi terorisme di Amerika oleh pejuang Kolumbia. Mereka (menurut saya) memiliki tujuan yang bisa dikatakan tidak jahat, karena bermaksud memperoleh kemerdekaan dari penindasan Amerika. Namun yang disayangkan adalah caranya yang harus mengorbankan rakyat sipil yang tidak berdosa.
Jika tujuan teroris tersebut adalah Amerika, mengapa tak menyerang White House saja? Atau pentagon mungkin. Tentu jawabnya tingkat kesulitan mereka akan jauh lebih tinggi. Untuk mencari jalan mudah (mungkin)mereka mencari target yang menjadi simbol (bukan target sesungguhnya) dengan mengorbankan rakyat sipil. Dan itu artinya, mereka tidak cukup gentle dalam menghadapi musuh yang ingin dihancurkan….
Bukan begitu ndoro? 🙂
pada intinya adalah mereka selalu menargetkan sasaran pada orang yang tak berdosa…
http://lowongankerjadiglobaltv.wordpress.com
kalau bom itu asli made in Indonesia, Harusnya malaysia takut.
Yang Pasti Pelakunya adalah orang” yang kejam dan biadab Juragan Ndoro..
Mereka mengorbankan nyawa orang-orang tak berdosa demi tujuan sesat mereka..
Lawan Teror..
Lawan Kebiadaban..
Salam Perubahan..
Salam Anak Bangsa..
http://celotehanakbangsa.wordpress.com/2009/07/22/celotehan-dokter-obat-modal-sabar/
Mmm… ada komentar yang saya mau komentari *halah*. Mau di Jakarta atau Bali atau Papua sekalipun, yang namanya teror bom ya janganlah sampai terjadi. Entah ada alasan apapun dibalik aksi ini, yg jelas sebagai manusia saya ngilu2 melihat korban yg jatuh. Kemarin dulu liat para penjual kaos & suvenir MU dadakan lemes2 karena modal mereka ga akan balik.
Bom memang sudah meledak. Tapi after effectnya bisa terasa berbulan2, bahkan bertahun2 kemudian. Pada orang2 biasa seperti kita.
Bom itu mengerikan,saya juga takut
Apa teroris tidak berfikir, kerugian bangsa Ini dengan perbuatan mereka! “Pecah Ndase”
Yang saya tidak habis pikir adalah bagaimana cara mereka merekrut dan memberikan dokrin dokrin kepada para pelaku bom bunuh diri itu. karena kalau dipikir secara logis, kalau pelaku bom akan mati sahid mengapa mereka para perekrut tidak melakukan sendiri tapi malah lari ke sana kemari menghindari kematian.
Konspirasi tingkat tinggi..
Umumnya berlatar belakang sosial-ekonomi kelas B-C. Ada yang berkerja sebagai tukang jahit, reparasi alat elektronik, atau pedagang keliling. Tapi rata-rata memiliki hubungan yang erat dengan — atau pernah pergi ke — Afganistan dan Pakistan. Kalau mau lebih spesifik lagi, mereka beragama Islam. Inilah yang lantas memicu prasangka agama dan polemik yang berkepanjangan.
Ndoro, saya kira tidak satu pun gerakan teroris yang atas dasar agama tertentu, dalam Islam sendiri sama sekali tidak ada domain yang memantik seseorang untuk melakukan aksi teror apapun, yang ada hanyalah makna ‘jihad’ yang kerap kali disalah tafsirkan untuk dipakai sebagai untuk agitasi aksi teror, motif agama hanyalah penyedap rasa dari sebuah berita tentang aksi terorisme. wallahu a’lam.
btw gimana sih bikin quote?
what ever it is, mari kita ambil positifnya. Bahwa finally… after all those 6 months of pemilu, and everybody fighting for nothing) akhirnya kita sepakat dalam satu kata, LAWAN TERORIS.
LAWAN TERORIS ? setuju!! namun kenapa negeri tercinta ini selalu jadi incaran para penebar teror… sy gak tau apakah karena idealisme agama atau perbedaan ideologi… kalau yg islam yg dituding (oleh orang barat) sebagai penanggung jawab, sy kok gak percaya… ah bingung sy bukan pengamat politik…@#$%^??!!
saya bukan pendkung teroris………….lenyapkn teror
1. Soal teror, ada kalimat berbunyi ” Kill one threaten thousands”. Makanya teroris suka ngebom karena membunuh satu orang saja menakutkan ribuan orang. Apalagi jika yang tewas puluhan.
2.Pengungkapan teroris memang tidak mudah karena mereka bekerja dengan sistim sel. Orang lapangan,pelaku bunuh diri itu mungkin saja penggangguran atau pedagang asongan yang di rekrut dan dicekoki macam2 lalu keluarganya dijanjikan diberi uang buanyak. Dalangnya kan sembunyi sambil mesam-mesem.
3. Negara sahabat kan juga belum menemukan siapa pelaku di 11/9 tho,katanya negara canggih, kok ya mlempem. Kalau si Rambo kok gagah gitu yaaa.
4. Salam dari Surabaya.
pengen misuh : wedhus
ndor 😆
Ada sebuah syair indah tentang bom di blog saya.mampir ya dan beri komentar
Tapi kenapa nge-bom nya selalu di Indonesia mulu yah?
trs knp juga tuh hotel marriot gak belajar dari pengalaman pahit nya yg dulu yah?
tanya kenapa?
he-he-he…
padahal marriot kan hotel bintang lima..
Yang penting waspada terhadap hal-hal diluar kebiasaan di sekeliling kita…
Namun kegiatan tetap berjalan.
Hari Sabtu, tanggal 18 Juli 2009, saya jalan-jalan ke museum di Kota Tua, banyak turis asing dan mereka juga masih memenuhi cafe Batavia. Besok di Mal GI, memang relatif agak sepi, tapi tetap banyak pengunjung.
Dan hari ini, jalanan tetap rame, Mal PP juga rame, dan turis asing jalan-jalan…jangan sampai dikalahkan oleh teror. Apapun teroris itu pengecut, beraninya dibelakang layar….
Saya ikut berduka pada keluarga yang menjadi korban….semoga pelakunya cepat tertangkap.
Yah mungkin mereka memang para buaya, mengendap-endap menunggu mangsa lengah. Dan yang lebih parah lagi lihatlah para buaya darat yang sibuk memberikan wacana, analisa ini dan itu seputar kejadian tersebut. Tv-tv kita menyajikannya dengans sangat antusisas. Hasilnya….., adalah keresahan bertambah, perang opini, dan masalah bom itu tidak terpecahkan. Marilah kita sama-sama merenung. Marilah kita bahu-membahu dengan jernih agar kejadian bom ini tidak terjadi lagi dan lagi..
nice bahasan kang, ngomong2 pecas ndahe apa ya??
Saya bukan buayanya ndoro…
duuh,
teroris itu JAHAT . bukan JIHAD !!
tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, tidak ada motif yang jelas….ini malah yang mengerikan ndoro. hanya ingin membuat kekacauan saja. seperti permainan. jadi ingat sama tokoh Joker di film “Dark Knight”.
Teroristnya pintar ndoro, disaat2 polisi sibuk menggembosi KPK dan pengamanan pilpres dia bikin ulah..
Yah mungkin mereka memang para buaya, mengendap-endap menunggu mangsa lengah. Dan yang lebih parah lagi lihatlah para buaya darat yang sibuk memberikan wacana, analisa ini dan itu seputar kejadian tersebut. Tv-tv kita menyajikannya dengans sangat antusisas. Hasilnya….., adalah keresahan bertambah, perang opini, dan masalah bom itu tidak terpecahkan. Marilah kita sama-sama merenung. Marilah kita bahu-membahu dengan jernih agar kejadian bom ini tidak terjadi lagi dan lagi..
Salam kenal ndoro… dari
phikendhut
Ndoro, para teroris itu bukan orang miskin, atau menurut isitilah Ndoro “berlatar belakang sosial-ekonomi kelas B-C”. Soalnya, untuk untuk njalankan operasi pasti butuh duit em-em-an.
Bayangin aja Ndoro, (dulu) mereka mbajak Pesawat Wayola. pasti logistik operasinya nggak dikit lho.
Atau (konon) Amrozi ngebom Bali pakai bahan RDX satu mobil penuh. Lha, beli TNT satu mobil itu duitnya brapa…?
NB: pokoknya, analisis terorisme boleh awur-awuran, seperti para pakar di tivi.
seperti dlm istilah suroboyo, suro=wani, boyo bahaya
jadi buaya itu sama dengan bahaya….. apapun jenisnya
Absen nih gan..
Abis bom kok ga ada postingan lagi..
postingan Juragan ndoro slalu anak bangsa tunggu..
http://celotehanakbangsa.wordpress.com/2009/07/25/jenis-jenis-tidur-survei-dan-analisa/
siapaun pelakunya, semoga lekas terbekuk… 😦
indonesiaunite!
Salam dari Karawang bos 🙂
kayaknya harus disudahi saja ngebahas Bom dan teroris, tiban terorisnya GeeR aja nongol di tv mulu…
Siang Ndoro,
Saya tidak tahu takluk atau tidak dengan para teroris,
sebenarnya saya ikut mengatakan ‘kami tidak takut’ dan ‘we are brave’,
tapi kadang, hati kecil saya masih mengatakan,
“kalau ke sana, aman gak yah”
“haduh, gimana nih kalau tiba-tiba bis ini meledak”
“itu orang bawa tasnya gede banget, jauh-jauh ah dari sini”
apakah itu berarti saya takluk?
x'(
termasuk buaya darat juga bukan mereka itu?
Semua teror bom di negara kita ini jika mau ditarik benang merah kebelakang polanya selalu sama, diledakkan di semester II. Pesan dari Bang Napi “Waspadalah!”
wahhh apakah ada konspirasi dari asing…..
Jelas tidak takut, ini negara kita sendiri, bukan punya orang-orang yang mau pindahkan perang dari Iraq & Afghanistan kesini.
Kita semua berharap semoga bom kuningan adalah bom yang terakhir yang diledakkan teroris di Indonesia maupun didunia, mari kita doakan pelakunya cepat tertangkap dan diberikan hukuman yang sepadan dg perbuatan yg telah dilakukannya.
yg jelas dg ada “BOM” turis pada takut masuk Indonesia, jadi sasaran mrk juga “Industri Pariwisata”…ayo kita dukung 7wonders for pulau Komodo..!!!
aku suka bgt ama isi” dari blog ndoro kangkung….
penulisan nya bagus, isi berbobot, gk membosankan, dan layak dibaca….
kalo dipikir’ darimana mereka bisa dpt byk uang utk bom yach?
kenapa teroris identik dgn muslim?
apa krna teroris yg belakangan ini selalu mengatasnamakan islam?
hanya Tuhan yg tao dech…
kasian ya teroris itu….saking sempit cara pandangnya , sampe nggak bisa melihat keindahan dr sebuah keanekaragaman…
Bajigur, wedang ronde