Hitman Pecas Ndahe

Maret 9, 2012 § 159 Komentar

Pembunuh bayaran itu mengiklankan diri di sebuah blog berjuluk Hitman Indonesia. Narasi penutup setiap tulisannya agak menggetarkan.

Jika anda menggunakan jasa kami, dan anda tidak serius, maka anda tidak akan lolos dari kami.

Muncul pertama kali pada 10 Oktober 2008, blog itu sekarang sudah ditutup dan tak bisa diakses. Kecuali melalui tembolok Google.

Image

Saya mengetahui perihal situs itu dari situs berita Tempo. Dari situ kemudian terungkap ada pula situs Indoblaki (sudah ditutup) yang menurut polisi juga menyediakan jasa pembunuhan.

Dan tba-tiba saya merasa seperti terseret dalam pusaran adegan film-film laga Hollywood.

Kemunculan blog itu tampaknya berbareng dengan keruwetan jiwa yang setengah tersembunyi di masyarakat. Sinting atau tidak, apa yang dilakukannya sebuah isyarat: kita tengah memasuki zaman kecemasan.

Kecemasan adalah ekspresi kebakhilan atau eksklusivisme. Kebakhilan menampik orang lain ikut dalam ruang dan waktu, di sebuah wilayah yang batasnya mereka tentukan dan tutup sepihak.

hitman pembunuh bayaran Indonesia

Mungkin pembuat blog itu serius. Bisa juga sekadar main-main. Yang jelas ada kesan yang ingin disampaikan bahwa dia adalah jagoan yang bisa melakukan apa saja dengan cara apa pun. Padahal belum tentu.

Buat saya, dia tak seperti jagoan dalam komik Asterix. Dalam komik, jagoan perlu ironi. Ironi membuat setiap kali seorang tokoh ditampilkan demikian perkasa, penting untuk ambil jarak. Jarak untuk berpikir lagi, dengan sedikit lelucon. Jarak untuk lebih arif.

Ironi membuka pintu ke kearifan itu. Ironi, kata Anatole France, adalah la gaieté de la réflexion et la joie de la sagesse. Bersama ironi kita bisa merenung kembali dengan hati ringan tentang hal ihwal yang berlebihan—dan jadi sedikit bijaksana seraya riang.

blog hitman pembunuh bayaran Indonesia

Barangkali itulah yang membuat mereka yang berusia di atas 40 — yang sudah menyaksikan sejumlah omong kosong di dunia — tak berhenti menyukai komik Asterix. Mereka hanya sesekali menengok kembali Superman atau Batman yang digemari pada usia di bawah 20.

Spiderman, Superman atau Batman dianggap terlalu serius. Kurang main-main. Mereka tak punya ironi sebagaimana Asterix.

Saya juga tak menangkap ironi dalam blog Hitman. Hitman tampaknya justru dirancang secara serius, semangatnya menakut-nakuti. Untuk menambah kesan angker dan misterius, blognya dibuat berlatar belakangnya hitam, tanpa logo, tanpa nama. Hanya ada kontak berupa alamat email.

Pemilik blog itu tampaknya seorang pendekar yang terlampau serius dengan kepahlawanannya sendiri. Dia mengkhayalkan sosok manusia yang serba dahsyat. Tanpa kelemahan. Tanpa senyuman.

Saya jadi membatin. Apa yang ada dalam benak mereka? Apa yang mereka puja dan percaya? Bahwa mereka adalah dewa-dewa yang bisa menentukan nasib orang? Kebencian bisa dituntaskan dalam satu letusan peluru?

Ah seandainya saja mereka pernah kecewa dalam mempercayai sesuatu dan memuja sesuatu…

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah sampean pernah bertemu seorang hitman?

Tagged: , , , , , , ,

§ 159 Responses to Hitman Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Hitman Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: