Audi Pecas Ndahe
Mei 9, 2012 § 49 Komentar
Selembar foto bisa bercerita tentang banyak hal: Tentang keriangan daun-daun yang berguguran di musim panas; kesunyian sebuah tanah pertanian; kesejukan pagi di Taman Ayodya, kemuraman langit di atas Jakarta, kemarahan para buruh di jalanan, dan seterusnya.
Sehelai foto juga bisa menyingkap teka-teki romansa sepasang manusia yang selama ini ditutup rapat-rapat dan ditampik dengan berbagai dalih. Seperti foto di sebelah kiri ini.
Ia menjadi semacam bukti atas keriangan-keriangan kecil yang semula tabu untuk diungkap secara blak-blakan oleh pelakunya.
Gosip, pergunjingan tentang kisah cinta para pesohor, memang menarik perhatian khalayak. Apalagi bila dibumbui aroma perseteruan dengan orang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. Orang bisa menikmatinya seraya mengudap popcorn atau menyesap segelas kopi di warung angkringan. Seru dibicarakan, tapi juga mudah dilupakan.
Jejaring dan media sosial, seperti Instagram, memungkinkan orang membuka (atau dibuka) tabir cerita pribadinya. Orang pun bisa ikut menyebarkannya ke delapan penjuru angin.
Sebagian orang bahagia menemukan rumor-rumor yang tersebar di jejaring sosial. Sebagian lagi, terutama yang bersangkutan, terkesima atau kaget karena merasa tak siap.
Saya melihat berkah dan kutukan jejaring sosial itu membuat orang belajar mencari “jalan” lain. Karena merasa Twitter, misalnya, sudah terlalu hiruk-pikuk, orang mencoba media sosial lain seperti Path dan Instagram untuk menyalurkan hasrat pamer — dengan agak malu-malu.
Dua media yang terakhir itu mungkin dianggap semacam pintu belakang bagi sebagian orang yang belum berani terang-terangan menunjukkan kehidupannya. Padahal jejaring sosial itu saling berhubungan. Tak ada bedanya antara pintu depan dan pintu belakang, atau pintu samping.
Gambar yang muncul di Instagram bisa saja ditemukan oleh pengguna Twitter yang kemudian menyebarkannya ke media sosial lain seperti Facebook dan Twitter. Begitu juga sebaliknya.
Kencan sembunyi-sembunyi yang dilaporkan sebagai status update atau geolocation di Path bisa diteruskan pengguna lain ke media sosial sebelah. Lalu disambar dan disebarkan lagi ke tempat lainnya. Dan seterusnya.
Di Internet, termasuk media sosial, batas-batas runtuh. Semua titik terkoneksi sama lain. Bahkan suara yang pelan pun bisa bergema nyaring ke mana-mana berkat efek viral. Celakanya, masih banyak yang tak menyadarinya. Termasuk risiko dan konsekuensinya. Dan orang pun terkesima karenanya.
>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Apakah sampean sudah punya akun Instagram?
Beri peringkat:
Terkait
Tagged: audi item, facebook, gosip, iko uwais, Instagram, media sosial, twitter
sudah…
account instagram belum pernah punya. Karena sampai hari ini masih ragu untuk terlalu vulgar membuka diri ke dunia maya. bahkan Facebookpun tidak pernah terupdate dengan baik. Hanya blog saja yang selalu di update..:)
belum punya Ndoro:))
Menarik, Ndoro..
ih ndoro stalking.. ckckckck
Sudah Ndoro, dan sudah follow Ndoro, menimati foto2 stockholm.
Sudah juga Ndoro. Saya sudah punya akun instagram @yoriyuliandra, dan update poto2nya juga nyaris tiap hari *eh, promosi…
Di ranah maya juga tetap harus bijak dalam bertindak
Install dulu akh..
Gara-gara Ndoro, akunnya audi jadi private T_T
wah, belum punya, ndoro…
Waduuh … jangankan akun instagram! Orang Iphone and Android aja saya nggak punya. Jadinya ya cuman bisa mbayangin cerita sampeyan disini … Heheheheh
ada apa dengan audi dan istagram…???
tak punya instagram ndoro, tapi saja berjanji tak akan mengupload sembarangan foto dengan obyek manusia 🙂
hahahahaa blm punya
menarik juga instagram itu yah
semoga langgeng dan cepat menikah 😛
punya dong ndoro 😀
semula sempat mikir mobil audi ternyata audi item yah ndoro
menarik juga postingannya ndro ..
Hahaha tulisan yang menarik tentang instagram, tapi memang jejaring sozial sekarang semakin kurang privasinya 🙂
instagram memang membuat kita menjadi seperti selebritis tapi itu hanya dalam dunia maya….. hm…..
Ulasan yang menarik.. Memang social media perlahan tapi pasti menelanjangi dunia nyata..
ulasan yang komprehensif…
Tapi tetep lebih suka Salimar ya.. *eh
Bakal dicekokin bermacam2 sosial media terus ndoro kita mah sebagai konsumen, makanya kudu pinter2 menyikapi xixix..
Busyet dah, join gosip juga ya ndoro 😀
Sudah tidak ada ruang buat privasi
privasi dan ingin diketahui khayalah sudah ndak ada lagi jedanya…
salam kenal mas
saya belom punya acc instagrm, karena tidak memiliki android ataupun apple product 🙂
Cari Rumah diJual Tangerang
ikut menyimak iyah ndoro 🙂
thanks ndoro artikelnya sangat bagus sekali semoga bermanfaat.
keren juga ya yang namanya instogram.. ha
ikut menyimak, mungkin karena privasi seseorang yang suka menyebarkan identitas mereka padahal tidak mengenal teman online,,, seperti aku !!!!!
ga punya, abis gaptek
visit :www.edialisme.blogspot.com
masih banyak yang tak menyadarinya risiko dan konsekuensinya bila privasi diumbar di internet
memang tahun ini pada narsis,,, kebanyakan buka situs mesia sosial, dan lebih parah lagi lihat di jalan2 pasti anda akan menemui “generasi membungkuk”, seru
situs jejaring sosial membuka ruang gerak kita untuk bisa terbuka dengan dunia luas 🙂
instagram pecas ndahe ndoro hehehe
instagram…. yang logonya bintang segilima itu ya ndoro…..kok kayaknya syerem ya….
dengan media sosial dan instragram batasan semakin luas 😀
the best media uploader ndoro
Wah sekarang Audi sudah nyaman jadi Ny.Iko..tapi ini masih bulan Puasa lho..Jaga entar kena hukuman 2 bulan puasa terus menerus..Jaga ya walau Pengantin baru..
sippppp
jejaring sosial bisa dimanfaatkan untuk semakin tenar
Sepandai apa menyembunyikan bangkai baunya tak akan dapat ditutup – tutupi. Persis sekali dengan perumpamaan ini…
melalui selembar foto..
aku belum punya ndoro,,,
wah memang betul banget. Saya pun ngegep temen saya selingkuh sama perempuan lain lewat Instagram. Ternyata dia kurang hati-hati menyembunyikannya haha
nggak punya instagram mbah, 4L@y sekarang dia mah. Nggak kayak dulu. :$
bagus ndoro postnya
terima kasih udah di share