Moge Pecas Ndahe
Februari 11, 2014 § 36 Komentar
Siapakah para pesepeda motor gede (moge) itu? Penggemar fanatik? Para pria kaya? Orang-orang yang kehilangan akal sehat?
Saya tak mampu menjawabnya ketika melihat foto yang saya ambil dari akun Instagram Triawan Munaf. Dia Triawan merekam gambar di bawah ini dari harian The Jakarta Globe.
Foto yang menunjukkan serombongan pengendara moge itu kemudian beredar di Twitter dan memicu kontroversi. Banyak yang mengecam tindakan pengendara yang masuk busway itu — tindakan yang melanggar aturan lalu lintas.
Di akun Instagram Sarah Sechan yang mempublikasikan ulang foto itu bahkan timbul polemik panas antara yang pro dan kontra moge.
Sampai-sampai si pemilik akun berkomentar menengahi seperti ini:
“Sebetulnya foto ini simple banget: ada aturan yg diabaikan. kendaraan memang bisa apa saja, pengendara siapa saja, tapi intinya adalah: ada peraturan yg dilanggar. dan sama seperti pelanggar aturan lain dalam hidup, membela diri dgn sejuta alasan itu lbh mudah daripada mengakui kesalahan. makanya di indonesia ini lalu lintas, politik, kondisi lingkungan, semua semrawut. di lalu lintas sembarangan, buang sampah sembarangan , ambil uang rakyat seenaknya. welcome to indonesia, love it or leave it.”
Di Jakarta, pelanggaran aturan lalu lintas adalah pemandangan sehari-hari. Kemacetan dahsyat bahkan sering terjadi karena pada saat sejumlah orang melanggar aturan, orang lain pun akan melanggarnya. Dan bila hal itu terjadi, anarki yang timbul pun akan mengenai hampir siapa saja, dengan derajat berbeda-beda.
Kenapa orang tak sadar juga akan hal itu? Entah. Yang jelas, di jalan-jalan ibu kota telah terjadi semacam paralelisme dua asas. Yang pertama adalah asas siapa-kuat-boleh-ambil-jalan, dan metromini pun dengan mudah mengintimidasi bajaj.
Yang kedua adalah asas biar kecil-asal-banyak: sepeda-sepeda motor itu, dengan persatuan dan kesatuan dan kenekatan, bisa menghentikan arus mobil, apalagi bila mobil itu sedan Lamborghini atau Jaguar. Si pengemudi takut cat sedannya lecet dan penumpangnya takut dikeroyok.
Kehidupan jalanan di Jakarta mungkin cermin Indonesia — yang semrawut.
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Sampean punya moge?
Hanya orang kaya yang ikut komunitas moge, kalo menurut saya nih ndor, boleh aja komunitas moge mengelilingi sepanjang jalan itu hak mereka, namun yang perlu di garis bawahi JANGAN MELANGGAR PERATURAN LALU LINTAS karena kerugian bukan hanya mereka yang menggung, tapi juga orang lain
Belum punya moge Pak.
Boro-boro moge, ndor. Pinjem sana pinjem sini mulu nih.
boro2 moge hehehe, setuju lah sama komen pertama.. yg penting gak nyusahin orang lain dan gak mencelakakan orang lain
di jalan
π
dan pejalan kaki harus no comment, dan pejalan kaki harus ngalah sama yang motoran, yang mobilan, yang jualan…
maaf malah curhat, Ndoro…
Gak pengin punya moge, apalagi setelah melihat kelakuannya pada nggak beradat kayak gitu. Emang penting ya Ndor punya moge?
Jika melihat wajah indonesia maka lihatlah jalan lalu lintas ny…
tidak berkependidikan para moge yg ada di indonesia , dan gak bermanfaat
mogenya udah beli tiket busway kali ndoro…. hhheee…
pengen moge, tak punya untuk belinya. π
gak pengen moge, di bogor malah susah lewat.. macet mulu hehe
gag punya moge… kalau udah pelanggaran yg besar-besaran gitu, aparat mana? ada sanksi juga apa kagag?
Hehehe, masyarakate koyok ngene, opomaneh pemimpine.. Mangkane emang luwih becik ki introspeksi kok ya, dari pada saling menyalahkan.. Wehehehe..
selama ini kalo bukan di Jakarta yang jalannya ga macet, ada kumpulan moge pawai, lebih adem ayem, jarang yang protes, tapi ini karena peristiwanya di Jakarta,
Mentang-mentang sugih terus kemlinthi… Biasa itu ndoro… Kalau kere terus kemlinthi, lha itu baru keblinger…
[…] *Foto: Instagram Sarah Sechan dan tulisan Ndorokakung. […]
harus nya di tindak dengan di tilang masa pengendara lain masuk jalan trans jakarta di tilang masa pengendara motor ini tidak
Nah hal-hal macam begini ni yang dianggap beberapa pihak merupakan hal sepele tapi jadi hal penting bagi pihak lain.
Soal langgar melanggar aturan memang menjadi salah satu kebiasaan beberapa warga Indonesia yang tentunya menghambat diri kita sendiri ya ga?
Ini bukan semata-mata tidak mau menaati peraturan, sengaja melanggar peraturan, ada alasan emergency, ataupun tidak peduli dengan peraturan, tapi mempertanyakan self-respect.
Ndoro, kita ijin share artikel ini di twitter kita boleh ya? @theunlearn
belum punya moge nya juga ndoro. hehe
belum punya doro, cuma punya mocil. hehe
OBAT KANKER HIDUNG
artikelnya sangat bagus,terimakasih infonya
http://goo.gl/XKUrDa
belum punya doro. he..
Seharusnya klo para penegak hukum mau melakukan tugasnya dengan sesungguhnya, foto ini sudah bisa dijadikan alat bukti kan??
Percuma dong klo di perempatan jalan dipasangin cctv, klo cuma buat acara televisi doang, yang kalo di surabaya pada awalnya bikin orang takut, tapi lama-lama orang jadi EGP karena ngga pernah ada tindakan terhadap para pelanggar yang sudah jelas2 melanggar dan terekam kamera.
Memang susah mengawasi sekian ribu kendaraan yg melanggar dan butuh sekian lama waktu untuk mengidentifikasi pelanggarnya, tapi kalo ngga dari sekarang kapan lagi?
Walaupun saya juga pernah melanggar dan ngga suci2 amat juga π
Ijin share fotonya di motorrio.com nggih kung
pengen moge, v gak ada untuk belinya. he
Pengen moge ndorr
Reblogged this on idabagusarkarna.
bau punya sepeda mas, hehe
pengen moge, maskipun cuma nebeng. hahaha
se enak nya saja ya
Beh bener2 rusuh nih si moge!
Jangan ganggu pengendara lain lah..
Enggak kebayang, bagaimana jika ada seribu moge di kota kecil dengan lalu lintas superpadat seperti Jakarta.
brother hood bandung hadir gan
matap sekali nih web nya
Hanya orang-orang waras saja yang menilai bahwa tindakan diatas melanggar aturan. Kalo belum menilai demikian, ya harap maklum, wong namanya saja hidup di Indonesia.
Masalahnya, seberapa banyak yang “maklum” dan seberapa banyak yang “waras”?
coba sekali2 di berlakukan sanksi hukum dengan cara mengambil moge si pelanggaran aturan lalu lintas dan didenda 50% dari harga mogenya itu ,pasti gak ada lagi yang berani