Pacar posesif
Februari 20, 2023 § 1 Komentar
Rasa bersalah kadang datang dari hal tak terduga, seperti yang terjadi tempo hari.

Hari itu saya ditelepon seorang marketer perempuan dari sebuah bank. Setelah berbasa-basi, dia menyampaikan adanya penambahan fasilitas baru untuk, sebuah apresiasi sebagai nasabah loyal.
Dia lalu minta saya datang ke kantornya untuk menyelesaikan proses administrasi. Saya bersedia, tapi hari itu saya belum punya kesempatan untuk segera ke kantor cabang bank tersebut, karena harus menyelesaikan beberapa urusan kantor dan pribadi ke beberapa tempat berbeda.
Saya lalu minta nomor telepon dia yang bisa dihubungi via Whatsapp untuk memberi kabar kalau lain hari saya punya waktu mampir ke kantornya. Kami pun saling bertukar nomor.
Beberapa menit kemudian, dia mengirim pesan pendek via Whatsapp.
“Besok siang Bapak mau ke mana, di daerah mana?” tanya dia.
Mungkin karena kebiasaan, saya menjawab sekenanya. “Mbak kok kayak pacar yang posesif sih, pengen tahu saya besok mau ke mana, hehehe….”
Eh, dia mengirim emoticon kaget.
“Aduh….maaf, Pak….Bapak mengingatkan saya ke pacar. Dia juga suka marah kalau saya tanya mau ke mana. Maaf ya, Pak… 🙏”
Saya juga kaget membaca jawaban dia. Saya tak menyangka dia punya trauma.
Akhirnya saya memutuskan untuk tak melanjutkan percakapan via Whatsapp, karena merasa bersalah.
Sebenarnya sopankah, kalau ada orang yang baru kita kenal, tapi sudah berani bertanya kita mau ke mana, Kisanak?
Kayaknya ukuran kesopanan marketer perempuan beda dari kita, kisanak ndoro. Pernah sekian tahun silam, seorang (tele marketer) perempuan sebuah bank swasta dari Jakarta, yang menawarkan kredit tanpa agunan (KTA), menelepon ke rumah di atas pukul delapan malam karena tidak berhasil menghubungi saya via ponsel. Lha yang mengangkat telepon rumah istri (karena saya masih di kantor yang lokasinya di luar kota/saya bekerja di Yogya, rumah di Solo). Kata istri ke saya, dengan nada gimana, gitu, “Mbake kuwi seko bank tenan to, kok towo-towo utangan wengi-wengi?”
O ya saat itu — dan sampai sekarang — yang saya perlukan adalah KTA yang kredit tanpa angsuran, bukan kredit tanpa agunan. 😁