Berita di luar algoritma

April 10, 2023 § 1 Komentar

Kamu pernah membaca judul berita media daring yang diawali dengan kata “viral”?

Saya yakin bukan cuma pernah, tapi justru sering sekali. Di media daring bahkan hampir setiap hari ada berita dengan judul, seperti “Viral Dukun Sakti dari Kalimantan”, ” Viral Video Ibu Pejabat Pamer Tas Mewah”, “Viral Video Pelecehan di KRL”, dan sejenisnya.

Ada apa ini?

Ini alasan publik harus kritis terhadap media

April 6, 2023 § 1 Komentar

Tidak mudah menjadi veteran wartawan yang masih suka membahas tentang kinerja jurnalis dan media.

Kritik bisa dianggap sebagai serangan. Masukan dinilai sebagai ketidaksukaan.

Seorang sahabat–wartawan yang masih aktif– bahkan menegur saya gara-gara konten saya tentang kinerja media.

“Ndoro dkk tak perlulah menyerang media semasif itu. Untuk apa juga?”

« Read the rest of this entry »

Wartawan harus bijak menggunakan ChatGPT

Maret 2, 2023 § 1 Komentar

Bagaimana perusahaan media menyikapi kehadiran artificial intelligence seperti ChatGPT?

Begitu pertanyaan salah satu peserta diskusi yang saya ikuti di sebuah kantor media tempo hari.

Apakah masuk akal jika perusahaan pers perlu mengeluarkan larangan penggunaan ChatGPT?

« Read the rest of this entry »

Pedoman Pecas Ndahe

Februari 6, 2012 § 53 Komentar

Sejarah ditorehkan di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat, 3 Februari 2012. Dewan Pers dan komunitas pers hari itu mengesahkan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Pedoman itu menjadi panduan untuk seluruh pengelola media siber di Indonesia.

Penyusunan Pedoman ini, kata anggota Dewan Pers Agus Sudibyo, untuk merespons perkembangan pesat media siber di Indonesia dan meningkatnya jumlah pengaduan terhadap media siber yang diterima Dewan Pers.

Adapun proses penyusunan Pedoman Pemberitaan Media Siber dimulai sejak tahun lalu. Saya juga sempat diundang satu kali dalam diskusi perumusan draft pedoman.

Dewan membuka peluang pedoman ini direvisi di masa mendatang karena media siber terus berkembang pesat. « Read the rest of this entry »

Etika Pecas Ndahe

Februari 2, 2009 § 65 Komentar

Perlukah blogger memiliki kode etik? Kalau iya, siapa yang membuat?

Pertanyaan itu menari-nari di kepala saya setelah seorang kawan mengajak ngobrol agak serius tentang kasus yang tengah dihadapi oleh seorang blogger yang dituduh mencemarkan nama baik seorang wakil rakyat.

Diskusi ringan itu terjadi di tepi sebuah pemakaman di Purwakarta sore tadi. Kami tengah mengantar kepergian seorang sahabat yang tutup usia tadi pagi setelah terkena serangan stroke. Langit mendung. Gerimis sesekali jatuh. Tanah liat becek dan membuat sol sepatu kami menebal.

Mula-mula kawan saya itu — tepatnya juragan di tempat saya bekerja — bertanya, apakah blogger itu memiliki kode etik sepertinya para jurnalis mempunyai kode etik jurnalistik? « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with pers at Ndoro Kakung.