Syukur Pecas Ndahe

November 23, 2008 § 238 Komentar

Apa lagi yang bisa diceritakan setelah lampu-lampu padam, layar turun, dan pesta usai? Mungkin sebuah renungan. Barangkali kenangan.

Ollie)

Ini dia panitia Pesta Blogger 2008 (foto: Ollie)

Begitulah yang saya pikirkan dan rasakan ketika menulis posting ini, belasan jam setelah pelaksanaan perhelatan akbar Pesta Blogger 2008 Sabtu kemarin, di auditorium BPPT, Jalan HM Thamrin, Jakarta.

Saya mengucap syukur alhamdulillah acara kemarin berlangsung cukup lancar. Terus terang hati saya bergetar dan jantung bergemuruh kencang ketika berdiri di atas panggung dan menatap sampean semua yang menyesaki kursi-kursi. Lidah kelu, nyaris tak bisa mengeluarkan kata-kata. Semua kalimat yang sudah disiapkan dan disusun buyar entah ke mana.

Saya melihat ada antusiasme, kegembiraan, harapan, di paras sampean — membuat saya ngungun. Baru kali ini saya harus mengucapkan pidato, menerima amanah yang begitu berat di atas pundak. Sempat ndak percaya bahwa perhelatan Pesta Blogger 2008 itu akhirnya terlaksana juga.

Kekhawatiran dan kecemasan yang semula membayang langsung pupus begitu melihat keriuhan dan semangat sampean yang begitu besar. Senyum saya mengembang setelah mendapat tepukan dan salam tangan yang hangat sampean.

Banyak hal yang mungkin saya lewatkan dan luput dari perhatian saya. Saya ndak tahu berapa besar pengorbanan sampean untuk datang, berapa besar dana, energi, juga peluh yang sampean buang sebelumnya, bagaimana persiapan sampean dan seterusnya demi memeriahkan Pesta Blogger 2008.

Saya terharu mendengar cerita kawan-kawan yang datang dari jauh, menempuh perjalanan ratusan kilometer hanya untuk ikut memeriahkan Pesta Blogger. Ada teman-teman Tugu Pahlawan Surabaya yang bermodal nekat (special thanks to Anangku), Loenpia Semarang, rombongan jelata CahAndong Jogja, AngingMammiri, Blogger Ponorogo, Bali Blogger Community, WongKito Palembang, dan kawan-kawan lain yang tak bisa disebutkan semuanya di sini. Saya terbayang bagaimana kerepotan mereka bersiap dan berkorban sebelum datang ke Jakarta.

Mengingat itu semua, saya sadar betapa besar arti kehadiran sampean semua kemarin. Saya jadi merasa kecil dan bukan siapa-siapa.

Lewat posting ini, izinkan saya menjura dan mengucapkan terima kasih kepada sampean semua yang sudah sudi datang dan bergabung dengan teman-teman lain di Pesta Blogger 2008. Tanpa kehadiran sampean, reriungan kemarin pasti tiada artinya. You rock, guys!

Saya juga mengirimkan terima kasih untuk teman-teman panitia, baik yang sempat naik ke atas panggung maupun yang terpaksa menunggu di meja regitrasi, sponsor, well wisher, rekan-rekan media massa, para pembicara, penampil acara, dan semua pihak yang membantu pelaksanaan Pesta Blogger.

Saya tahu, masih ada yang belum puas dan melihat acara itu tak memberi manfaat apa-apa. Saya akui juga masih banyak kekurangan di sana-sini. Tempat yang terbatas. Pelayanan yang belum maksimal. Kerja panitia yang masih amburadul. Untuk semua kesalahan dan kekurangan ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Sayalah yang bertanggung jawab atas kekurangan ini.

Secara khusus saya juga meminta maaf kepada Ibu Endang dari Komisi Pemilihan Umum yang terpaksa membatalkan rencana sosialisasi pemilu karena tempat yang kurang memadai. Lain kali kami akan berusaha lebih baik, Bu.

Mohon maaf juga kepada teman-teman yang belum sempat saya sapa semua. Saya sudah berusaha, tapi sampean terlalu banyak dan tugas menanti. Lain kali kita jumpa lagi ya, Ki Sanak. Siapa tahu di lain kesempatan dan tempat yang berbeda, kita bisa lebih akrab bertukar sapa. Siapa tahu masih ada lagi Pesta Blogger tahun depan … dengan semua yang jauh lebih baik. Salam!

>> Selamat hari Ahad, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean masih pegel-pegel?

Tagged: , , , , ,

§ 238 Responses to Syukur Pecas Ndahe

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Syukur Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta