Pisah Pecas Ndahe

Desember 1, 2008 § 40 Komentar

Apa kabar November? Semoga kau baik-baik saja pagi ini setelah Desember datang. Selamat jalan hujan, langit kelabu, daun-daun yang robek, dan hati yang remuk oleh perpisahan.

Sudah berbelas senja lewat sejak terakhir kita bertemu, sebelum kau terbang bersama kenangan. Aku masih ingat kau berdiri di bawah mendung dan hujan yang nyaris jatuh. Parasmu telaga. Sosokmu rimba pesona … seperti senandung RSD, Satu Bintang di Langit Kelam.

Kau datang dengan sederhana..
Satu bintang di langit kelam
Sinarmu rimba pesona dan kutahu telah tersesat …

Dulu aku memang sempat tersesat bagaikan perahu kecil yang mengapung pelan di selatan — menanti cemas. Dan seiring waktu berlalu, aku jadi kertas putih yang mulai menguning diterjang debu.

Tapi usahlah kau semak hati melihatku pergi sekarang. Kamu toh bisa asyik sendiri. Dan hampamu bakal hilang oleh pelangi impian. Barangkali bila nanti kita akan bertemu lagi, sehabis gerimis, ketika tanah tak lagi basah oleh air mata.

Jalan hidup memang begitu jauh dan melingkar-lingkar. Kita tak akan tahu apa yang menunggu di balik tikungan. Mungkin sebuah kejutan. Barangkali cuma hujan yang kepagian. Tapi janganlah kau berputus harap. Sebab, siapa yang bisa menujum kelak?

Kukejar kau … Takkan bertepi
Menggapaimu … Takkan bersambut
Sendiri membendung rasa ini
Sementara kau membeku …
Khayalku terbuai jauh
Pelita kecilmu mengalir pelan..
Dan aku terbenam ….

Selamat berpisah November. Selamat datang Desember. Esok pasti membawa gemuruh dan gempitanya sendiri. Dan kita masih sempat mengejar waktu dan mimpi — seribu tahun lagi.

>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean masih melihat mendung?

Tagged: , , , ,

§ 40 Responses to Pisah Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Pisah Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: