Kelabu Pecas Ndahe

Januari 12, 2009 § 49 Komentar

Pagi ini, hujan tumpah di sana-sini. Langit abu-abu. Jalanan macet. Ah, Senin kelabu.

Begitu membuka koran pagi dan majalah, ternyata warnanya sama saja — juga muram. Sebuah kapal motor tenggelam di perairan Majene, Sulawesi Barat. Lebih dari 250 penumpangnya belum ditemukan.

Dua tahun yang lalu, di lokasi kecelakaan kapal motor itu jugalah, pesawat Adam Air tertimpa nahas dan tenggelam. Ratusan penumpangnya juga hilang, terkubur di dasar laut.

Begitu membaca halaman berikutnya, terpampang kabar bencana banjir di sejumlah daerah. Di Majene dan Polewali, Sulawesi Barat, banjir menelan korban sepuluh orang meninggal. Banjir juga mengakibatkan sebuah jembatan ambruk dan memutuskan akses Trans-Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Barat dan Selatan.

Dari luar negeri, masih saja kita baca kelanjutan tragedi perang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Israel kian gencar membombardir Gaza. Hamas gigih bertahan. Warga sipil makin terjepit. Korban meninggal terus bertambah. Oh, dunia yang kian muram dan kelabu …

Semuanya kelabu?

Tidak juga. Masih ada satu dua kabar yang cukup menggembirakan — sebuah cahaya di ujung lorong. Misalnya?

Tarif bensin premium akan turun lagi, dari Rp 5.000/liter menjadi Rp 4.500/liter. Pengumuman penurunan tarif ini diperkirakan pekan ini.

Tarif listrik ada kemungkinan bakal turun. Mungkin akan diumumkan hari ini setelah rapat kabinet.

Apa lagi? Oh ya, saya juga membaca berita-berita kasual hari ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin meluncurkan album musik yang ketika. Penggarapan album tersebut ditangani oleh musikus kondang, dan blogger, Jockie Suryoprajogo.

Lalu ada berita tentang Megawati Soekarnoputri yang mengkritik bahwa SBY itu terlalu sering tebar pesona lewat program-program yang berpihak pada rakyat.

Saya geli baca pernyataan itu karena Megawati toh sama saja. Kalau SBY tebar pesona, Megawati tebar air mata. Ia sering menangis bila sedang berorasi di atas panggung, menyampaikan pidato politik.

Ada pula sebuah feature yang ringan dan lucu di majalah Tempo terbaru. Sebuah kisah tentang sebuah kelompok relawan yang siap mati sahid untuk Palestina.

Kelompok relawan itu katanya dilatih bermacam-macam ilmu, termasuk ilmu kebal. Pertanyaan saya: kalau kebal, kapan sahidnya?

NB: Dari semua berita itu, saya paling senang yang ini: MU menggilas Chelsea 3 – 0. Horeee …

>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah sampean juga pengen punya ilmu kebal?

Tagged: , , , , ,

§ 49 Responses to Kelabu Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Kelabu Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: