Brand Pecas Ndahe
Desember 24, 2009 § 81 Komentar
Paras Fany Ariasari terlihat berseri-seri siang itu. Meski peluh membanjir di tubuhnya, senyum selalu terkembang di bibirnya. “Capek sih, tapi senang,” kata narablog asal Semarang itu.
Fany, juga dua narablog lainnya, Pitra Satvika dan Aulia Halimatussadiah alias Ollie, tengah mengikuti fun game yang diselenggarakan oleh PT Acer Indonesia di Gili Trawangan, Lombok. Fun game adalah acara selingan dari workshop teknologi termutakhir yang digelar oleh produsen laptop merek Acer itu pada 15-17 Desember lalu.
Pelibatan para narablog seperti Fany, Pitra, dan Ollie dalam aktivitas sebuah brand atau merek memang bukan yang pertama. Bahkan sedang jadi tren. Pekan lalu, misalnya, Happy Jus mengajak narablog mengikuti acara mereka di Bali. Pekan-pekan sebelumnya, ada AXE, Bask, BlackBerry, Centro, Coca-Cola, Microsoft, Nokia, Toyota, dan beberapa merek terkenal lainnya yang juga mengundang narablog untuk ikut dalam kegiatan pemasaran mereka.
“Mengapa merek-merek kondang itu tertarik mengundang para blogger, Mas?” tanya seorang blogger yang tak pernah diajak siapa-siapa.
Menurut pakar teori pemasaran Hermawan Kartajaya — seperti dikutip Pitra di blognya — di era media sosial ini, narablog adalah salah satu kunci mendekati konsumen karena opini mereka dipercaya oleh pembaca. Suara narablog bahkan lebih dipercaya ketimbang klaim sebuah merek.
Survei perilaku narablog oleh Indopacific Edelman pada Juni lalu mendukung pendapat Hermawan. Menurut survei tersebut, blog menempati peringkat keempat sumber informasi yang dapat dipercaya setelah koran, portal berita, dan televisi.
“Mengapa blogger merupakan sumber informasi yang bisa dipercaya?” kawan saya tadi bertanya lagi.
Pada umumnya, narablog menulis dengan jujur, sesuai dengan yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Memang ada juga narablog yang menulis karya berdasarkan pengalaman fiktif. Tapi narablog sejati, yang menulis dengan hati, biasanya berpendapat apa adanya. Narablog yang memiliki otoritas dan integritas tinggi bahkan mampu mempengaruhi baik teman-temannya sesama blogger maupun khalayak.
“Kalau seorang blogger populer berkata ia sebal terhadap seorang pakar telematika, bisa dipastikan hampir semua pembaca setianya akan ikut sebal. Kalau ia mengkritik sebuah produk, pembacanya akan cenderung ikut setuju membenci produk tersebut. Sebaliknya, seorang blogger populer pecandu BlackBerry, misalnya, akan dengan senang hati mempromosikan BlackBerry kepada semua teman-temannya, termasuk ‘meracuni’ pembaca blognya, untuk ikut membeli,” tulis Pitra Satvika di blognya.
“Apa perbedaan tulisan narablog dan jurnalis?” tanya kawan saya.
Laporan jurnalis tunduk kepada etika dan kaidah jurnalistik. Konsekuensinya, laporan mereka berjarak dengan obyek tulisan. Tulisan narablog umumnya berbasis pada opini dan pengalaman pribadi, kisah tentang manusia. Mereka bisa saja menulis tentang sebuah perjalanan wisata, kafe, makanan, maupun perangkat canggih terbaru, tapi selalu saja dari sudut pandang pribadi. Tulisan mereka jadi terasa dekat dengan pembaca.
Narablog menyodorkan tip, trik, dan pelatihan, serta membagikan pengalaman maupun keahliannya. Pembaca yang mencari alternatif dari laporan para jurnalis tradisional di media massa menemukan jawabannya dalam tulisan narablog itu. Khalayak menyukai gaya narablog yang khas karena secara alamiah orang pun akan tertarik pada pendapat dan pengalaman orang lain.
Kelebihan tulisan narablog itulah yang membuat para produsen mengajak mereka bekerja sama. Seperti kata Hermawan, pemilik merek menganggap narablog sebagai pintu masuk ke hati konsumen.
Hanya saja, masih ada produsen pemegang merek yang belum mengenal betul sosok narablog, termasuk kebiasaan, tabiat, kesukaan, dan hal-hal yang tak mereka senangi. Mereka menganggap semua narablog itu sama. Padahal setiap blogger itu berbeda.
Masih ada juga pemegang merek yang tak tahu bahwa blogger memiliki minat dan perhatian yang berbeda-beda. Ada narablog yang lebih suka menulis mengenai makanan, ada juga yang hobi memotret saja, mengulas produk teknologi, memperhatikan fashion, dan seterusnya. Pemegang merek bahkan masih ada yang belum paham bahwa tak semua blogger mau diajak datang ke acara yang mereka selenggarakan. Ketidaktahuan dan kesalahan persepsi ini kadang memicu konflik atau minimal kebingungan.
Lantas apa yang harus dilakukan para pemegang merek agar hubungan mereka dengan narablog berjalan mulus? Menurut sampean bagaimana, Ki Sanak?
>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah sampean mau juga diajak brand jalan-jalan?
nomer setunggal !!!
ndoro pulang bawa apa? menang leptop baru ndak? π
aku pulang bawa pitra, faniez, dan ollie π
daper acer yang dikonteskan ngak ndoro?
kalo ada jurnalis yg juga ngeblog atau sebaliknya ?
ya nggak gimana-gimana to, mas? π
Justru menambah pintu rezeki. btul kan ndor π
biar mulus, sering-seringlah mengirim sampel gratis produk..
*plak!!*
Suatu trend yang bagus … semoga yang diundang tetap jujur dan berintegritas ….
Trendnya sih bagus, hanya saja brand belum mempunyai fasilitas pengukur reputasi suatu narablog. Alhasil hanay bridge Blogger saja yang ummm jalan jalannya banyak .. hehe
Kalau para pemegang merk sudah mulai ramai2 mendekati narablog, apakah ini bukan berarti teknik lobi agar blogger memberikan review positif pada produknya, Ndoro?
Saya takut kalau nanti para bloggernya sudah dientertaint (disenangkan) terus tulisannya tidak obyektif lagi. Mirip kayak iklan βinsertionβ, video story pendek di TV yang menggandeng para artis itu loh.
Kalau teknik lobi ya sudah pasti toh. Kalau ndak, mereka ya ndak akan repot2 mengundang atau mendekati blogger (hihi, masih kurang nyaman menggunakan kata narablog).
Setelah itu ya bagaimana si blogger menerima itu semua. Brand ndak mungkin memaksa blogger untuk menuliskan sesuatu yang positif/negatif. Brand harus siap kalau apa yang dibicarakan oleh blogger ternyata bernada negatif (apalagi kalau tulisan itu benar-benar berterima di benak pembacanya, dan si pembaca mengutarakan komentar yang ikut-ikutan negatif).
Sekarang bagaimana cara yang perlu diupayakan brand agar si blogger mendapat inspirasi dan pengalaman menarik dari acara tersebut, supaya yang muncul di benak si blogger adalah hal-hal yang positif pula.
Idem Pit, pada intinya blogger ( masih ngak nyaman juga pake narablog ) akan tetap ajlan dengan hatinurani dan akan terus di Lanjutkan
Ini kerjasama saling menguntungkan ndoro.Gmn kalo para petinggi @ awak brand2 terkenal itu juga para blogger ??
Biarpun mereka petinggi juga blogger, perlu diliat juga apa mereka punya hubungan dekat dengan readersnya atau malah blog tanpa interaksi… denagn kata lain blog dengan rasa jurnalistik.
menurut saia ya ndoro pemilik merek itu mesti rajin rajin deh deketin bloger dan bagi bagi gift ato bagi bagi contoh produk mereka, biar para bloger seneng … he … 3x
Social comments and analytics for this post…
This post was mentioned on Twitter by ndorokakung: tentang brand dan untung rugi mengajak blogger http://bit.ly/6AKYBe…
siap-siap, kini blogger (narablog) mulai diperhitungkan π
Mulai diperhitungkan, atau lebih tepatnya ‘terapaksa’ diperhitungkan. Karna punya pengaruh yang kuat π
waa papii abis jalan2 π
papii follow blog aku juga dooonk.hehe
Hmm narablog..mirip dengan sitilah promosi lewat mouth to mouth….terkadang malah lebih dipercaya konsumen, dibanding dengan biaya promosi lain yang selangit.
Promosi dari teman, karib, sahabat, saudara…dan saya bisanya memang mendengar dari seperti ini sebelum memutuskan beli sesuatu…walau informasi lain tetap perlu
ikut seneng π
kurang lebih narablog itu kompor juga ya… Nah salah satu bakat terpendam aye euy
Blog selalu memiliki sifat personal. Blogger juga. Maka memperlakukan blogger (sebagai vektor virus, haha) tentu harus secara personal, bukan seperti memperlakukan crowd atau khalayak umum. Ada beberapa rekan yang dalam acara2 mengundang blogger itu tak dapat melakukan pendekatan personal. Mungkin karena yang diundang terlalu banyak, atau diundang bersama pihak lain (pers, pekerja infotainment komersial, marketer, dll), atau memang budaya perusahaannya tidak memungkinkan mereka bersikap personal dan berkomunikasi dua arah (kutukan nih). Sorry to say, tetapi yang semacam ini dijamin gagal deh :).
Beberapa kasus seperti itu juga terbukti, misalnya JFW kemarin, beberapa blogger diundang namun justru mereka disematkan ID berupa lomba blog. padahal mereka diundang ya buat acara2 ituh layaknya jurnalis namun dengan approachment yg berbeda. Untungnya yng datang ngak emosian … jadi yg ditulis ngak yg jelek jelek
mantab jaya gan, saya sepakat dengan mas koen
saya nunggu ada yang sponsorin jalan-jalan deh… π
Idem, nunggu ada yg ngajak jalan jalan
Hmmm… Emang banyak sih yang sering bikin review tentang produk2.. Kaya temenku yang rajin nyobain software dan bikin review-nya di blog… Tapi kalo diajak kerjasama, bisa2 review-nya gak objektif lagi dunk?
blog lebih dekat dengan pembaca, mungkin ini alasan utama brand mulai mendekati narablog
Wah asyik juga tuh. Tapi… ngeblognya bisa jadi nggak ikhlas kalo terlalu berharap yang kayak gitu π
lalu, narablog itu masuk kategori jurnalis atau wartawan infotainment?
Ndoro ikutan gak tuh?
Mau dong ndoro diajak jalan2. Caranya bagaimana? π
Wah, saya juga ndak pernah diundang siapa2. Jadi pengen :p
Saya mau juga kalo diajak.
enak juga ya …
kalo udah di ajak jalan-jalan trus di haruskan ngepost ttg brand itu ga, Ndoro?
Setauku malah diharapkan nge-post bukan diharuskan …lagi pula isi tulisannya se-objective mungkin dari sisi subjective blogger tentunya
satu hal yang tidak boleh dilakukan pemegang merek pd narablog agar kerjasama berjalan mulus: JANGAN SOK MENGATUR DAN MENDIKTEKAN KEMAUANNYA KEPADA MEREKA, karena narablog sejati pasti punya integritas yang tinggi.
memang sejak awal masing2 harus memahami posisinya. kalau ada hubungan simbiosis sih boleh-boleh saja.
yang saya masih aga bingung, siapakah yang sesungguhnya disebut sebagai blogger a.k.a narablog itu? yang sekedar punya blog? atau punya postingan khusus mengenai topik tertentu di blognya?
kalo semacam saya ini, saya sih lebih suka jalan-jalannya tok. belum pernah terbesit keinginan untuk nulis tentang brand meski diajak jalan2.. hehe..
tepatnya blogger yang punya perngaruh , btul kan ndor?
jadi mungkin kayaknya para jurnalis harus belajar sama narablog agar lebih dekat dengan pembacanya ya ndor?…
“tanya seorang blogger yang tak pernah diajak siapa-siapa.”
Hahahahahaha…. gak abis ketawa baca kalimat yang ini.
Mudah2an, semakin dipercayanya narablog dng ‘dunia luar’ akan membuat para narablog semakin bijak dan berisi. Macam padi.
Ngomong2, Ndoro, narablog itu artinya apa sih?
enaknya liburan dipantai
relasi antara blogging dan business !!
Yaaagh… mesakno ndoro.. ada yang ndak diajak siapa-siapa… π
Mbok yao.. ndoro yang ngajaaak… xixixi π
Mudah-mudahan blogger yang diundang tetap menulis dengan jujur sesuai hati nurani. Tanpa diintimidasi pesenan-pesenan khusus dari pemilik brand. Kalau tidak, apakah mereka sudi disebut sebagai pelacur idealisme?
Apakah para blogger masih menulis jujur sesuai hati nurani? Tanpa diintimidasi “pesanan-pesanan khusus” dari pemilik brand. Kalau tidak, tentu mereka akan dianggap melacurkan idealisme!
jadi pertimbangan … salam kenal π
selamat ya oom Ndoro, sudah menjadi narablog yang baik π
neng ratna sudah menjadi yang baik belum? π
memberikan yang terbaik, sudah. menjadi narablog yang baik? hem.. π
Satu lagi pengakuan untuk para narablog. Sebagai narablog pemula dan masih harus banyak belajar, saya ikut bangga… dan pengen ikut jalan-jalan juga, tentunya. π
Narablog…. Selebblog… istilah apa lagi nanti?
Hebat sekali… menjadi narablog populer, bisa menggiring opini para pembac macam kerbau dicucuk hidung, kalo kesal dengan satu-dua orang tokoh (entah karena memang murni mengkritiki atau ada masalah pribadi) lalu sekian pembacanya jadi jamaah untuk mengaminkan. Pemerintah mungkin bisa memanfaatkan kehebatan mereka ini, politikus-politikus juga selayaknya menuruti brand-brand (oh, begitu intelek sekali rasanya aku menuliskan kata ini!), dalam merekrut narablog untuk menjejali produk mereka ke calon konsumen.
Selamat tanggal 26 Desember para komentator: Apakah sampean-sampean juga mau maju ke saf terdepan dari jamaah blogger Indonesia ini, macam saf terdepan mesjid yang biasa diisi petinggi negara?
Enak ya kalo jadi seleb hehehe .. di gandeng kiri – kanan ^_^.
PR dan marketing memang digaji buat mencari segala celah (ya mungkin salah satunya strategi seperti ini) π
wuihh
keren jg nih istialhnya
satu lagi kang gimana kalo funblog :):) ini khusus para pembaca aja
beda lhos sama sunblog
satu lagi kang
mablog :):)
buat yg tiap hari ngeblog lbh dari 5 jam k ang
Mau.. mau.. mau apalagi dibayar.. Mau!!!
Kira-kira aja nih….
tahun depan mana yang akan lebih di percaya: narablog atau infotainment?
Jalan-jalan dan makan-makan…
tulisan blogger emang lebih simpel dan ga musti terikat sama kaidah jurnalistik a la wartawan, meski beberapa blogger adalah wartawan — termasuk saya, dan juga ndoro, bukan? π
dan, hendaknya brand juga lebih ramah terhadap blogger karena untuk membuat kerjasama yang baik.. tapi, bentuk ramahnya itu yang saya masih belum tau — secara, saya jarang2 banget dapet undangan dari brand (curcol) LOL π
simple apadanya pastinya mungkin itulah brand seorang blogger
Yang jelas, Narablog punya idealisme masing-masing didalam otak mereka. tidak dipengaruhi satu sen pun atas idealis mereka, bagaimana ki sanak ? setuju pada pendapat hamba ?
Para pemegang merk harus jujur tentang kelebihan dan kekurangan yang disandang oleh produknya, jangan hanya mengajak atau mengiming-imingi para narablog agar review produk mereka harus bagus sesuai keinginan mereka.
Narablog sama Narasoma sakti mana ya? π
Kalo ndoro juga diajak bareng, saya pasti mau… π
*bingung*
itu si arham semangad bgt ngasih komen. semangad apa nekad?
π
omong-omong bisa nikmat…dan menguntungkan…
masa…?
nasib juga sih…
he he he….
Plesir nggih ndoro? π
Mas brand itu anaknya siapa sih ? Tajir banget ajak para blogger jalan2..
nyari ndoro kakung npa nyasar sini ya.. salam blogger : )
hai semua..salam kenal yaa
ikut gabung dong..
salam kenal dulu aja dh…
kaya pernah denger Pecas Ndahe… bahasa apa ya?
seru euy rame2 naek perahu π
waaa… pasti hari itu menyenangkan y ndoro. jd memory yg sulit untuk dilupakan. he
Hehe pecaZ ndazhe
[…] kunjungan pertama dulu, saya dan beberapa blogger (Fany, Ollie, Pitra) diundang Acer Indonesia untuk mengikuti workshop […]
Wah… acaranya kayaknya seru banget tuh. Mantai men. π