Pacar Pecas Ndahe
Februari 1, 2012 § 93 Komentar
Laki-laki itu tiba-tiba menyebut akun Twitter saya di linimasa. Tidak hanya itu. Ia juga menggamit nama seorang penyiar televisi perempuan ternama dan memaki-makinya. Lelaki itu bahkan menyebut sang penyiar dengan julukan yang tak senonoh.
Saya kaget, tak menyangka ada orang yang dengan kasarnya mencemooh perempuan secara terbuka di ruang publik. Dan aksi itu dilakukannya beberapa kali. Dengan pesan yang kurang lebih sama: menjelek-jelekkan perempuan itu.
Saya diam saja, tak bereaksi membalas pesan lewat Twitter. Saya hanya membatin, pasti ada sebabnya lelaki itu menuliskan pesan yang tak pantas itu.
Dugaan saya terjawab kemudian. Perempuan itu mengirimkan DM. Ia meminta maaf dan menjelaskan siapa lelaki itu. Rupanya mereka pernah menjalin ikatan suami-istri. Biduk rumah tangga mereka ternyata berhenti di tengah jalan.
Akhirnya mereka bercerai. Sang suami tampaknya tak menerima keputusan pisah itu. Ia berang. Lalu menyerang mantan istrinya secara terbuka di linimasa. Serangan itu berlangsung terus-menerus, nyaris tanpa henti.
Dan saya jadi korban, ikut terseret mengetahui masalah orang lain yang sebenarnya tak perlu saya ketahui.
Kejadian seperti ini bukan yang pertama saya alami. Dan saya mulai terbiasa melihat tanpa terkaget-kaget lagi. Seperti ketika saya juga menyaksikan bagaimana linimasa berubah menjadi media saling sindir pasangan-pasangan yang sedang bermasalah.
Pernah suatu hari saya membaca status seseorang yang bunyinya, “Cewek lain rajin disapa setiap pagi. Cewek sendiri dicuekin,” tanpa menyebut satu nama akun pun.
Status itu beberapa saat kemudian dibalas begini.”Love is dead. Mulai sekarang urus masing-masing.”
Meskipun keduanya sama-sama tak menyebut nama, saya tahu mereka sebetulnya tengah saling sindir. Kebetulan saya menjadi follower kedua akun itu.
Kali lain, saya membaca status pasangan yang saling mengirim kode berupa kalimat yang sebetulnya ungkapan kerinduan.
Cewek, “Jangan bobo terlalu malam ya. Ntar sakit kepala.”
Cowok, “Satu koding lagi, save, abis itu bobo.”
Cewek. “Sun jauh.”
Cowok. “Simpen di bawah bantal.”
Saya hanya tersenyum membaca kemesraan yang tak ditutup-tutupi itu. Saya juga pernah muda, kan? Toh sekarang ada istilah “pacar bayangan”, yaitu pacar yang hanya disebut, dirayu, dan diajak berantem hanya di linimasa. Di dunia nyata mungkin mereka bahkan belum pernah bertemu muka.
Media sosial memang telah mengubah cara orang berkomunikasi dan bersosialisasi. Dulu orang bercakap-cakap secara tatap muka dengan lawan bicaranya. Teknologi lalu menyediakan alat komunikasi jarak jauh yang sangat persona, seperti telepon selular.
Kini orang bersosialisasi di media sosial. Mereka berkomunikasi dengan temannya atau khalayak melalui media seperti Twitter.
Tapi perubahan media ini tak diikuti dengan pemahaman tentang media sosial, termasuk pernak-perniknya. Banyak orang yang asal saja melontarkan kalimat personal untuk orang lain. Mereka tak sadar bahwa percakapan di Twitter bisa dibaca oleh lain. Media ini adalah ruang publik yang terbuka.
Kalau saling melempar “kode” di linimasa untuk menyatakan perasaan kangen sih, tentu saja masih oke saja. Para pengikutnya tentu memaklumi kegalauan mereka.
Tapi jika status yang ditulis adalah serangan ke pacar gelap/terang, mantan pacar, suami/istri, atau ke siapa pun di pihak berseberangan, tentu saja para pembacanya jadi bertanya-tanya. Mungkin bahkan ada yang merasa terganggu karena ikut terseret ke dalam pusaran perkara yang bukan urusan mereka.
Linimasa adalah pentas yang penuh kecamuk. Kata-kata kadang bisa mengagetkan pembaca. Celakanya, banyak orang meremehkan kata. Menganggap ia hanya dekor dari sebuah kalimat. Padahal setiap kata punya sayap. Ia bisa terbang ke mana-mana, jauh dari kepala pelontar dan penerimanya.
Di linimasa, kitalah yang memberi makna pada setiap kata. Tapi kita juga yang tersesat di belantara tafsirnya.
>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Bagaimana sampean mempermainkan kata di linimasa?
Lama lama akan ada 2 akun menikah di twitter.
@modin : “aku nikahkan si @fulan dan @fulanah dengan mas kawin 1000 follower dibayar tunai”.
Bagi saksi2 yg setuju pernikahan ini harus mension. Bagi yg tidak setuju harus DM.
Hidangan disajikan dalam twitpic
Bwahaha… Kocak, mungkinkah?
kenapa gak mungkin… dalam konteks yang berbeda Gusdur sudah melakukannya lebih dulu dengan Shinta Nuriyah…
Sering2 ndro bikin akun seperti ini, yg bertemakan : mengingatkan tapi jªñgåñ terkesan menggurui | memotivasi | pengetahuan sosial,politik,hukum yg ndoro kuasai |
Saya sempat alami juga kejadian seperti yang ditulis Ndorokakung di awal, dan tak pernah mengerti bahwa ada orang yang rela menunggu suatu moment hanya untuk menjelek2an mantan. Dan moment itu dilakukan terus menerus kepada siapa saja. Apa gak capek atau bosan ya?
Ekspresi orang di jejaring sosial emang beragam ya? 🙂
kalau yang aneh aneh itu kerjaannya alay
horeee ndoro punya “pacar bayangan” *gagal paham*
emmm… kayanya orang puas aja gitu Ndoro kalau nulis di linimasa, apalagi twitter. walau itu sekedar pujian atau ungkapan hati. tapi sayangnya, konflik juga salah satu pilihan supaya bisa eksis di twitter. Ah semoga aku tetap bisa mengontrol kata dan tulisan. makasih share nya Ndoro 😀
Sejauh yang saya amati, memang kaum hawa yang lebih sering bermain ‘kode’ di twitter. Apa karena memang lebih ekspresif atau karena jumlah wanita yang lebih banyak dari pria. Menurut anda?
Betul juga, rata-rata tweeps sering merasa banyak hal-hal yang tidak layak tayang ternyata muncul di lini masa. Tapi kasus saling sindir dan kelahi emang kelihatan konyol.
Bijak dalam berinternet *kira-kira begitu…
aaahh twitter masih megang yak di indonsia sekarang ndoro.. tqpi aku seh udah mulqi mengurangi update di tw.. di blog aja deh :p
hahahaha
gua juga dulu pernah ndoro brantem gara2 status FB
#kacau anak labil sekarang , kwkwkwkwk
Twitter saya… belom pernah dipakai. >.<"
Wawasan saya bertambah, linimasa itu adalah timeline! 😀
walah burung-burung 🙂
tekan tombol “mute” untuk account yang sedang bertikai, masukin “list” account accout yang sedang mesraan 😀
diangkat demgan baik nih…. status dipakai untuk berkomunikasi satu sama lain. Sangat baik dan menyenangkan melihat kemesraan yang terbuka, tapi tidak sebaliknya.
Kode bertebaran di twitter. Syukur kalau ditangkap oleh orang yang dituju tapi kalau jadinya salah paham jadinya kacau! 😀
hihihi….geli sama yg kode2… 😛
Ini blog title-nya aneh menurut gw. Bahasanya itu. tetapi enak juga baca artikelnya.
Semacam #kode diatas #kode
begitulah efek buruk internet. ruang privat sudah bercampur dengan ruang publik. sayangnya kita tidak bisa membebaskan diri dari kenyataan ini. so, enjoy aja 🙂
untung aku gak pernah dinomensyen sama ndoro…
Itu namanya dari cinta jadi benci..
pilih inspirator/motivator saja … 🙂
kayak lagu aja cinta jadi benci
cinta…jadi benci
Postingan ini serasa menjadi sambungan potingan sebelumnya ya Ndoro……Mencerahkan.
Jadi masalah orang-orang itu sebenarnya apa?
Atau mereka merasa tak bermasalah?
banyaknya media untuk berinteraksi dapat juga berarti harus kuat-kuatnya menahan diri 🙂
Pesan ini begitu mengena tetapi terkadang orang lain sulit memahaminya, maka disitulah peran kata-kata dalam menyampaikan sebuah makna pribadi kepada publik, namun harus dibarengi dengan pengetahuan tata krama.
Bold statement:
Linimasa adalah pentas yang penuh kecamuk. Kata-kata kadang bisa mengagetkan pembaca. Celakanya, banyak orang meremehkan kata. Menganggap ia hanya dekor dari sebuah kalimat. Padahal setiap kata punya sayap. Ia bisa terbang ke mana-mana, jauh dari kepala pelontar dan penerimanya.
Di linimasa, kitalah yang memberi makna pada setiap kata. Tapi kita juga yang tersesat di belantara tafsirnya.
Tkicau salah sasaran malah bisa kacau…
Susunan huruf ternyata punya emosi ya. Twitter kan isinya cuma huruf-huruf.
nice 🙂
saya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.
Kowawa Kowawa …
#Nih demam twitter 😀
semakin kalut …
think before posting. itulah mantra yang mungkin harus diamalkan setiap netizen.
Mulutmu adalah harimaumu.
tulisanmu adalah ?
baru tau timeline itu linimasa *jadi malu*
mesra pecas ndahe
lini masa seperti pasar malam, kata ndoro di tipi 🙂
maka: satu2 orang datang, satu2 pergi. Yg masih tinggal, cemas kpn gilirannya pergi. 🙂
keren!
Hahahaha…. Lucu banget…
ah, di timeline, terutama teman-teman saya juga sering melempar #kode yang nomention tersebut.
tapi memang harus dipastikan dulu kalau orangnya juga akan menbacanya. kalau ngga, ya ga akan ada artinya.
Bahkan pada saat BBM sudah bisa digunakan di ruang privat juga masih ada sesama teman yang berlempar #kode 😀 Ini golongan exhibis barangkali ya? hehehe
pengaruh banget kalau internt ndoro .. hhe
perkembangan jaman yg semakin maju ..top lah pkoknya ,.,
bagus postingannya…
keep update, ya…
makin maju aja..
salam kenal…
ada hal yang bisa saya ambil dari tulisan om bahwa ternyata penggunaan kata linimasa lebih menarik ketimbang menggunakan kata “timeline”.^^
Kalo Salah paham di jejaring sosial sering sekali saya !
hmmmmm..interesting..mulut ama tangan perlu saringan pastinya..
yah gitu deh ada plus minusnya dunia maya
jaman sekarang social media kaya twitter udah jdi makanan sehari hari anak remaja 😀
Namanya saja social media, ya dipakainya untuk bersosialisasi, apakah itu positif atau negatif
fenomena jejaring sosial memang selalu menarik untuk dicermati
hemchhh….
begitu cerita nya
kita bisa b’tukar info d web kmi http://unsri.ac.id
lucu bget dech…
Thank infonya, Pokoknya T O P deh…
[…] saja masih bisa menimbulkan fitnah, apalagi semaunya. Jadi inget tulisan Ndoro Kakung dalam Pacar Pecas Ndahe … satu petikannya cukup realistis Tapi jika status yang ditulis adalah serangan ke pacar […]
wah menarik juga ceritanya yang anda buat cukup menginpirasikan juga.. thank ya atas informanya..
boleh donk datang ke website kami di http://unsri.ac.id
makasih banyak udah mengingatkan… emang rada aneh manusia skr sejak adanya sos media.. kadang ada yg berdoa, memasak, jalan2.. hehe aneh2 aja deh pokoknya.. 😀
Memang sosial media sekarang di jadikan tempat saling sindir menyindir pasangan .. 😀
ea…begitu lah endingnya. 😀
Menurut saya itu “norak” namanya…kedewasaannya msh kekanak-kanakkan…hal pribadi diumbar di media sosial..atau trnyata semua manusia pengen jd seleb ya…hahaha
Nice share gan,,,
manthap infonya,,,
hhaha .. kyk lagu ndoro . benci = benar benar cinta . hhe
nice
http://www.centplay.com/affiliate/id_878/
masalah private d umbar d publik… ( tepuk jidat z deh )
bisa juga ni benci benci tapi rindu.
kunjungan pagi, thanks gan buat info nya, mantab
kunjungan sore nie….
salam knal..
emang skrng bnyak bgt orang2 ngeluarin unek2 ny ewat tweet, kalo yg isinya agak ga sopan kadang suka males bgt bacanya, jdi suka di blng menuhin TL deh, tapi klo yg romantis2 agak lebay gmna gtu kadang suka bkin ketawa2 🙂
sip Download RPP Berkarakter disini
hmmmm
sampe ngakak guling ndoro bacanya 😀
linimasa makanan apa itu hehe
social media is curhat media 😀
yah, skrang bgthu gan, sblumna kn teknologi dbuat untk memudahkan manusia, twitter dbuat untk memudahkan komunikasi seperti SMS, sayang bgt dsalahgunakan bgthu gan..
nice share gan
Simpan bantal buang ke bawah tempat tidur . . . cinta online tuh
cuma via phone doank ndoro
betul sekali ndoro, akses itu memang banyak terjadi dimana-mana, twiter sudah merajalela.makasih atas sharenya….
siapa sebenarnya orang itu…..
hhaa geli liat kodenya ndoro :p
Kadang saya jengah juga, Ndor lihat pesan-pesan private yang diumbar di linimasa. Apalagi pesan-pesan penuh kemesraan diantara pasangan. Ih kayak gitu mbok ya disimpen atau ditulis dari gadget private mereka masing-masing. Tak berperasaan, apa mereka tak tahu di sini ada kaum LDR? He? *mbrebes mili* *malah surhat*
sepertinya saya tau siapa kedua orang tersebut. waktu itu pada akhirnya saya unfollow si “cowok” 😀
TL nya lebih terkesan PrettyBoy – buat dia sih lebih cocok PrettyMan – pemred soalnya *ups*
terlalu gombal ndoro…
Saya setuju banget sama ndoro!!!! *maaf saya dari tadi komen di banyak post nya ndoro karena saya sepikiran banget!*
Menurut saya sosial media itu harus digunakan sebaik mungkin karena semua orang bisa baca apa yang kita update. Mereka bisa menyimpulkan banyak hal lewat apa yang kita update. Menurut saya juga tidaklah penting untuk share masalah pribadi ditwitter karena pada akhirnya tidak ada solusi yang bisa di dapat.
Banyak yang bilang kalau mau tau sifat seseorang buka aja timeline twitternya. Itu bisa jadi ada benarnya.
Saya memang suka main twitter tapi saya jadi sadar tidak ada gunanya. Saya lebih memilih untuk mengupdate blog saya aja 😀
kereen.
siiiiipppppppppp
knpa kok ada pecas ndase ndor ?
artikelnya menarik, thank
Sampai sakit perut bacanya gan, lanjutkannnnn