Teror Pecas Ndahe

Mei 16, 2013 § 145 Komentar

“Tak ada kelompok ras atau etnik di Indonesia yang, betapapun kencangnya melakukan agitasi, dapat mengobarkan kekerasan sistematik dengan 1.198 orang tewas (27 di antaranya ditembak), 150 wanita diperkosa, 40 supermarket dan 4.000 toko dibakar, dan ribuan motor, mobil, dan rumah dilalap api di 27 area ibukota hanya dalam tempo 50 jam.”

Tulisan Ariel Heryanto itu saya kutip dari sini. Dan setiap kali membacanya, saya terkenang pada salah satu lembaran paling hitam dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998.

Saya sepakat dengan Ariel yang menulis:

Siapa pun yang mengenal Indonesia sadar betul bahwa tidak ada kelompok sosial di luar kekuatan negara yang mampu untuk menggelar kerusuhan secara dahsyat dan efektif seperti terjadi di Jakarta dan Surakarta beberapa waktu lalu.

Tidak PAM Swakarsa. Tidak juga FPI.

Tapi seperti peristiwa besar lainnya di negeri ini, apa yang sebenarnya terjadi pada Mei 1998 dan siapa dalangnya tak pernah terungkap tuntas.

Saya menuliskan posting ini agar kita terus mengingat dan melawan lupa, bahwa di negeri ini pernah terjadi kejahatan yang begitu keji. Dan para pelakunya tetap bebas berkeliaran di luar sana.

Kita boleh memaafkan, tapi tak layak melupakannya.

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Sampean umur berapa ketika kerusuhan itu terjadi?

Tagged: , , , , ,

§ 145 Responses to Teror Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke defantri Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Teror Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta