Verifikasi Pecas Ndahe

Maret 25, 2011 § 41 Komentar

Apa yang sampean lakukan bila di Twitter tiba-tiba muncul status seorang kawan berbunyi, “Butuh darah golongan B positif untuk anak penderita kanker di rumah sakit A. Hubungi 0818979xxx”?

Apakah sampean langsung meneruskan pesan itu ke linimasa (timeline) via RT? Mengecek nomor kontak untuk memastikan kebenaran kabar itu? Bertanya kepada si pengirim pesan pertama?

Saya berani bertaruh, sebagian besar dari kita, termasuk saya tentunya, akan dengan gampang memilih menekan tombol retweet tanpa memverifikasi kebenaran kabar itu. Dan tindakan ini terus berulang dan semakin sering terjadi setiap hari.

Jika kabar itu benar sih, tak ada masalah. Bagaimana bila sebaliknya? Mungkin akibatnya tak terlalu serius. Mereka yang tertipu paling hanya akan mengumpat. Tapi bayangkan seandainya kabar itu lebih dari sekadar informasi tentang kebutuhan darah. Bagaimana seandainya informasi palsu yang beredar itu tentang ancaman tsunami? Kebakaran? Kebutuhan dana? Sumbangan? Kematian seseorang? Atau hal-hal genting lainnya? « Read the rest of this entry »

Etika Pecas Ndahe

Desember 14, 2009 § 37 Komentar

Umurnya baru sebelas tahun, dan setiap kali ada kesempatan, dia pergi memancing di dermaga di depan kabin keluarganya di sebuah pulau di tengah sebuah danau di New Hampshire.

Syahdan menjelang dimulainya secara resmi musim penangkapan ikan bass, anak laki-laki itu dan ayahnya memancing di awal senja.

Mula-mula mereka hanya berhasil menangkap sunfish dan perch (sejenis ikan air tawar) dengan umpan cacing. Namun ketika malam datang, joran anak itu melengkung. Dia tahu bahwa ada sesuatu yang sangat besar tersangkut di ujung pancing. Segera saja ia menarik-ulur senar.

Dari jauh, ayahnya mengamati dengan kagum saat anak lelaki itu dengan tangkas menangani tangkapannya di sepanjang lantai dermaga. Ia melihat anaknya benar-benar sosok yang gigih dan tak mudah menyerah.

Pertarungan ternyata hanya berlangsung sebentar. Setelah bertahan dari menit ke menit, melawan tarikan dan uluran joran, ikan itu kelelahan. Ia pasrah ketika anak itu mengangkatnya keluar dari air.

Olala! Tangkapannya memang benar-benar seekor ikan yang besar. Anak itu berteriak kegirangan melihat hasil tangkapannya. Itu ikan terbesar yang pernah dilihatnya.

Tapi itu ikan bass! « Read the rest of this entry »

Influencer Pecas Ndahe

November 30, 2009 § 66 Komentar

Beberapa kawan kerap bertanya, bagaimana mencari blogger yang bersedia diajak membantu kampanye pemasaran sebuah produk atau event secara daring (online)? Di manakah gerangan mencari mereka?

Sampean mungkin tertawa mendengar pertanyaan itu. Barangkali juga maklum. Mereka yang bertanya seperti itu memang teman-teman saya yang bekerja sebagai konsultan humas atau pemasaran dari pelbagai perusahaan. Kebanyakan di antara mereka nyaris tak pernah sama sekali berurusan dengan media sosial. Mereka memang punya account di Facebook, tapi tidak di Twitter. Blog pun hanya mereka kenali tapi tak mereka punyai.

Ketimbang menjawab satu per satu, mending saya tuliskan saja di sini. Siapa tahu sampean juga bisa mengambil manfaatnya. Tapi jangan dikira saya sedang berganti haluan menjadi ahli pemasaran, konsultan humas, atau ahli media sosial. Sama sekali bukan. Saya hanya ingin berbagi sedikit pengetahuan yang saya dapat dari sana-sini. Jangan khawatir, saya tak sedang merebut ladang siapa pun, hihihi … « Read the rest of this entry »

Pesantren Pecas Ndahe

Agustus 11, 2009 § 78 Komentar

Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses.

negeri-5-menaraSeperti apakah sosok lulusan pesantren? Apakah mereka dikenal sebagai sosok yang lembut? Alim? Keras? Radikal?

Konon ada empat tipe alumni pesantren. Yaitu, yang semangat wiraswastanya menonjol, punya semangat berdakwah yang lumayan, tapi tipis semangatnya untuk jadi pegawai (25%). Tipe ini banyak dihasilkan oleh pesantren Tebuireng.

Lalu, tipe para alumni yang bersemangat dakwah tinggi, minat untuk jadi pegawai lumayan, dan tipis niatnya menjadi wiraswasta tercatat lebih dari 31%. Sebagian besar mereka ini berasal dari pesantren-pesantren di Jawa Barat.

Ada pula tipe yang semangat dakwahnya tinggi, dan semangat menjadi wiraswasta sama besar dengan minat jadi pegawai (8%). Mereka kebanyakan keluaran pesantren di Jawa Tengah, antara lain Krapyak, Lasem Kebarongan.

Terakhir adalah tipe alumni yang semangat jadi pegawainya tinggi, punya minat lumayan untuk berdakwah, tapi tipis semangat wiraswastanya (31,8%). Mereka ini kebanyakan datang dari Pondok Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.

Empat tipe itu tak datang dari langit melainkan hasil penelitian Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) lebih dari sepuluh tahun yang lalu. « Read the rest of this entry »

Selingkuh Pecas Ndahe

Februari 14, 2009 § 107 Komentar

Apakah arti cinta dan keluarga yang bahagia? Benarkah keluarga yang berselimut cinta pun tak luput dari kisah perselingkuhan?

Paklik Isnogud hanya cengar-cengir ketika saya menanyakan perihal itu. Tanpa membuka mulutnya, dia malah berdiri, lalu membuka lemari di belakang meja kerjanya. Wah, ada apa nih, saya membatin.

Saya lihat Paklik mengambil sebuah tape recorder kecil, kemudian meletakkannya di depan saya.

“Dengarkan, Mas,” katanya.

“Oh, apa ini, Paklik?”

“Rekaman pembicaraan seorang konsultan perkawinan dengan seorang suami yang sedang digugat cerai oleh istrinya. Saya mendapatkannya dari seorang teman. Sampean ndak perlu tahu siapa nama konsultan dan pasiennya,” jawab Paklik seraya menekan tombol “play”.

Wah … pasti asyik nih, saya membatin.

Kami lalu duduk dengan tenang. Saya mengunci mulut rapat-rapat karena penasaran dan ingin segera mendengarkan isi rekaman itu. Mendengar perbincangan orang lain memang selalu menggoda perhatian saya. « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing the Piwulang category at Ndoro Kakung.