Data Pecas Ndahe
Oktober 13, 2008 § 52 Komentar
Inilah isu yang sepanjang akhir pekan lalu memicu kegegeran ranah blog dan plurk: Data Pokok Pendidikan Nasional.
Saya mendapatkan SMS dan email dari beberapa kawan, juga informasi dari RSS Reader beberapa blog mengenai isu itu. Apa yang bikin geger?
Data itu ternyata memuat informasi tentang semua siswa sekolah, dari tingkat SD hingga SMA negeri maupun swasta di seluruh Indonesia, lengkap dengan nama dan alamah rumah mereka. Hingga pagi ini, saya masih bisa melihat, mengakses, dan mengunduh data itu.
Sebagian kalangan mengganggap informasi yang lengkap itu rawan disalahgunakan. Mereka lalu mendesak Departemen Pendidikan Nasional menghapus atau minimal membatasi akses ke informasi tersebut.
Mereka juga cemas karena Departemen Pendidikan sepertinya tak menyadari bahaya itu, dan belum banyak media mainstream yang membahasnya sebagai isu atau wacana publik yang lebih luas.
Saya memahami maksud dan tujuan Departemen Pendidikan Nasional mempublikasikan data itu seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan bagian dari transparansi.
Tapi, seperti halnya beberapa kawan blogger lain, saya juga jadi ikut risau. Informasi itu memiliki dua sisi mata uang. Bisa positif, bisa negatif. Ada wilayah privasi yang dilanggar oleh negara.
Apa yang bisa kita lakukan? Sampean bisa memilih, misalnya menyebarkan memperingatkan kawan-kawan lain, terutama para orang tua yang data anaknya tercantum di sana untuk waspada, mengirim surat/email atau mengontak Admin Jaringan Pendidikan Nasional, dan sebagainya.
Saya sendiri akan mencoba yang terbaik yang bisa saya lakukan.
>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah sampean pernah menyadari potensi bahaya publikasi informasi privat di Internet?
walah kan bahaya ya Ndor. lha piye toh kuwi ???? data privat kok di ekspos 😦
menyangkut UU KIP itu sebenarnya saya lebih butuh data APBN dan APBD, hehehe
Iki jenenge salah tafsir. Mosok semua informasi terhadap isi negara ini bisa dengan mudah di telanjangi gitu sih….
pemerintah.. kok guoblok benerrrrrrrrrrrrrrr
Yang posting mikir ga sich ??
wess kerrrrrren foto nd mna tuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu !!!!!!!!!!!!!!
wwwiiiiiiiiiiissssssssssss
bener2 gak bisa mikir po?
yang namanya transparansi itu tetap harus dibatasi, pada hal2 yang memang membutuhkan kontrol publik, bukan sembarang mempublikasikan privasi orang.
apa gunanya ada hak pribadi, kalo semua orang bisa menelanjangi orang lain.
* nelen ludah *
diknas lagi cari sensasi….
apa strategi pengalihan perhatian lagi ya??
Anda mungkin terkejut saat gugel nama Anda sendiri.
Ribut-ribut ini malah bikin orang jadi punya ide untuk nipu…
edukasi masih diperlukan. dan ternyata masih banyak orang-orang yang memerlukan edukasi mengenai hal semacam ini, termasuk juga mereka yang ada di Diknas… hayooo, siapa yang mau memberikan edukasi kepada mereka? ndoro? 😀
Apa ada nomer hp, ukuran bra dan juga poto klos ap-nya ndoro?
ini ada hubungannya dng nasihat roy suryo gak ya….
si biang kerok sok tau…
Walahh…….. kalo data SMP ama SMA tetep gak bisa di tawarin sales kredit card donk, tapi kalo orang MLM tau tetep di prospek kayaknya. khan ceritanya potensi daftar nama…. mode kabur:) ON
walah….. edannnnn wis…
daripada kelamaan protes untuk ditutup, susah kontak yang tanggung jawan, biasanya situs pemerintah lebih gampang untuk dijebol/deface , jadi buruan deh daripada keburu nyebar dan ke index search engine, hehehe
ndang di simpen rapat-rapat sebelum di tutup,…
buruan, barangkali lain kali berguna..hehehe..
ora apa-apa mbokan?
data ini udah di-publish diknas lebih dari setahun lalu, ndoro.
si mas dan adek suka pake data ini untuk nyari alamat temen-temennya.
dengan hebohnya berita ini di blog dan plurk, bukannya malah membuka “peluang” negatif ya? malah memberi ide orang lain untuk berbuat jahat?
Kalau atas nama keterbukaan dan akuntabilitas publik, kok kayaknya lebih afdol kalau Depdiknas mempublikasikan perincian rencana anggaran dan belanjanya tiap tahun ya, Ndoro… Dan juga termasuk hibah dan bantuan yang diterima serta ke mana saja hibah dan bantuan itu disalurkan. Lha kok ini malah mempublikasikan data lengkap bocah-bocah itu to ya…
Owalah gusti, gimana bangsa ini mo pinter kalau yang berwenang meminterkan bangsa ini gak pinter-pinter… *** ngelus dada ***
depdiknas udah mulai buka2an. Selanjutnya departemen mana?
Maksud baik belum tentu menjadi baik….jika ada yang menyalahgunakan…
sebaiknya data yg ditampilkan difilter dulu..
wah hebat itu.. ngumbar data kiri kanan supaya dibilang hebat kali 🙂
Sudah beres ndoro, berarti saran ndoro di respon
Dengan disebarnya data ini, apakah akan muncul modus penculikan baru???
wong geblegg iku ndoro …
mboten wonten alamat rumahe ndoro, cumak alamat sekolah thok, but still no privacy ya …
ya celaka. seharusnya yang dipublikasikan adalah informasi untuk publik kayak rincian anggaran dan penggunaannya…bukan info macem ini.
mendingan alamat lengkap ga usah ditampilkan.
Saya sangat menyadari Ndoro… nggak ada yang tersembunyi di internet ini..;)
asyik dong bisa tau alamat artis cilik!!
huumm… tina toon? baim? AFGAN?!!
*pedofil*
[…] anak nggak Selamat – Selamatkan Anakmu – Setelah Alamat Siswa Kemudian KK KTP dan Surat Nikah – Data – Save The Students Save Indonesia – […]
pancen dilematis sih
mungkin mangsudnya baek ndoro, tapi cuma kelewat goblok 😀
halah….. indosiana memang penuh jebakan, eh penuh kejutan dengan keanehan-keanehannya
semoga tidak bikan pecah ndase aja deh…
salam “jape methe”
dab penyo
http://eshape.wordpress.com/
sudah dihapus sama diknas tuh…. blogger memang top! coba kalo blogger nggak ngangkat masalah ini? waw waw!
walah kan bahaya
trus siapa yang salah ya ndor ??
Hmm.. menurut saya ya gara-gara pemahaman mengenai sekuritas informasi yang masih rendah…
wah bisa bisanya ya itu salah kaparah nggih mbah lhakok saget ngaten meniko gek larahipun pripun lak yo ndadosaken kuciwane manah lan was was ing penggalih nggih Ndoro
Kalo data caleg legislatif masih ok lah.. nah ini data anak2 dgn potensi disalahgunakan cukup tinggi malah diexpose. mungkin bisa dibuat dalam bentuk hierarki, untuk masuk detail data perlu pengamanan melalui user login dsb.
salam,
Akmal
Mending data sekolah mana yg perlu direhab dan sudah direhab, bukan data penghuninya 😐
saya sudah mampir di situs jardiknas, nampaknya data udah dibatasi oleh diknas, hanya sampe nomor NISN, nama siswa dan alamat sekolah…
udah ga bisa di akses lagi kok Ndor.. Udah ditutup..
gobloooooog ndak ketulungan !!!!!
ini KECOLONGAN atau KEBODOHAN yah ….
[…] Ndoro Kakung […]
Sepertinya informasi yang dikeluarkan Departemen Pendidikan itu terlalu luas, Ndoro. Soalnya diantara mereka ada juga yang aktif menyuarakan pendapat mereka, secara sensitif. Masalahnya ada juga dari mereka yang belum tahu cara berpendapat.
Kalau ada salah satu pihak yang kebakaran jenggot, bisa – bisa anak itu dalam bahaya. 😕
Harusnya data yang di publish itu di enkripsi, jangan terbuka seperti sekarang, bahkan cache nya aja masih bisa di unduh di go**. Mana tanggung jawab DEPDIKNAS, ide mereka dengan NISN (biar keren dengan data terpusat) gak kreatif .. banget !!
[…] sempat bermasalah dengan gagasan proyek beacon-nya, dan kasus dalam negeri terkahir tentang data siswa Indonesia di situs Departemen Pendidikan […]
Data saya ada nggak ya? 🙂
knapa harus ada embel2 pecas ndahe di belakang judul, saya jadi susah mencari informasi tentang parodi humor asal solo “pecas ndahe”,,
lagian ni web sudah tidak terawat,, benar2 mengganggu,,