Penumpang Pecas Ndahe

November 10, 2007 § 51 Komentar

Dalam setiap isu ada yang namanya “penumpang gelap” atau dalam bahasa Kali Angkrik disebut “free rider”.

Maksudnya?

Begini. Katakanlah ada sebuah blog [baru maupun lama] yang demi tujuan tertentu bikin posting sensasional, misalnya tentang pornografi dan leukemia; melakukan copy and paste; membuat blog bohong-bohongan yang menyebarkan kisah memelas, dan sebagainya.

Ternyata jurus ini ampuh untuk menarik perhatian pengunjung, melonjakkan traffic, dan meningkatkan statistik — ngetop gitulah. Dalam sekejap, taktik itu membuat seorang blogger menjadi seleb. Haiyah!

Lalu blogger lain menanggapi, ada yang suka dan tidak. Terjadi ribut-ribut, kontroversi. Ada yang bikin posting tanggapan terhadap blog sensasional itu, bikin semacam aksi “ancaman” mau menutup blog, dan sebagainya.

Kontrablog itu ternyata juga membawa berkah [sengaja maupun ndak disengaja] berupa lonjakan statistik dan komentar.

Lah, jadi siapa yang memanfaatkan siapa ini?

Embuh. Yang jelas, aksi dan reaksi itu kemudian sangat mungkin dimanfaatkan oleh ya saya ini blogger lain untuk melonjakkan traffic kepentingan lain. Dengan menunggangi isu “aksi-reaksi” itulah saya blogger itu menjadi free rider atawa penumpang gelap.

Tujuannya? Halah, mosok sampean ndak ngerti sih? 😀

Apakah kelakuan saya para free rider itu bisa digolongkan sebagai perbuatan yang “tidak menyenangkan”? Praktek tercela?

Ya ndak usah terlalu serius begitu sih. Meski menurut Treespotter:

“There’s always bloggers. Bloggers just take themselves too damn seriously. The whole damn fucking thing about blogging: you write or do whatever it is the weird things that you do online, to your heart content … ” [on the Internet, Traffic and Work Ethics]

Buat saya, ini semua sekadar fenomena di ranah blog yang memang ndak pernah sempurna. Ranah blog itu kan seperti permukaan Mbulan yang menurut Neil Amstrong, ada bagian yang halus, ada yang bopeng, adem, panas, dan seterusnya.

Saya, mungkin sampean juga, merupakan bagian yang ndak sempurna itu.

Kamu?

Kau adalah darahku. Kau adalah jantungku. Kau adalah hidupku. Lengkapi diriku. Kau genggam tanganku. Saat diriku lemah dan terjatuh. Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku …

Sik, sik, Ndoro … kok saya sepertinya pernah baca kata-kata ini. Sampean kopipas, ya?

Dasar pekok! Ini bukan kopipas namanya. Lah pancen itu syair lagunya Andra and The Backbone yang berjudul Sempurna itu. Ah, sampean ki …

Jadi kalau ranah blog itu ndak sempurna, lantas yang sempurna itu siapa, Ndoro? Apa ya Andra dan teman-temannya itu?

Wow, dasar pekok!

[A tribute to — in alphabetical order — Ade Leukemia, Antokondo, OnlySenja, Sarah, Tikasekali, dan para bintang, news maker, di bloghospere. Sampean semua memang luar biasa!]

§ 51 Responses to Penumpang Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke danalingga Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Penumpang Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta