Kupu-kupu Pecas Ndahe
Januari 15, 2009 § 43 Komentar
:: untuk mereka yang ditinggal sendiri ::
Orang tuanya menjuluki perempuan itu Balam Penari. Meski parasnya sama sekali tak mirip burung balam, perempuan itu memang pintar menari. Geraknya luwes. Gemulai. Dan setiap kali dia menari, bunga-bunga di taman bermekaran. Matahari bergilar-gilar. Angin melambai-lambai.
Perempuan Balam Penari lahir pada musim semi. Ketika langit dipulas selarik pelangi. Wajahnya berpendar-pendar bagaikan baiduri. Rambutnya harum mewangi.
Ia dibesarkan oleh hujan dan diasuh oleh peri-peri hutan nan rupawan. Embun di pucuk daun adalah menu sarapannya. Cahaya menemani siangnya. Gelap malam menyelimuti tidurnya.
Setelah beranjak dewasa, paras Balam Penari kian bercahaya, seperti sinar rembulan di musim panas. Tubuhnya nyaris sempurna, mulus seperti patung pualam yang dipahat para seniman Yunani. Matanya yang hitam kelam membuat semua lelaki yang menatapnya pasti bakal rela melakukan apa saja. Bahkan memetik bintang pun mereka akan dengan senang hati melaksanakan.
Tapi Balam Penari bukan perempuan sembarangan. Ia satu bintang di langit kelam. Begitu jauh, tapi begitu cemerlang. Sinarnya rimba pesona bagi banyak pria. Terasa dekat, namun tak terjangkau. Ia datang setiap malam, tapi bukan demi satu orang.
Sampai suatu pagi di musim penghujan, ketika gerimis jatuh berkeping-keping, Balam Penari bertemu lelaki pendongeng dinihari. Darah seolah berhenti. Lidah beku. Tulang melemas saat mereka beradu-pandang. Mata lelaki pendongeng dinihari begitu dalam, teduh, tenang, seperti telaga. Dan Balam Penari pun langsung terpanah api bahagia.
Sejak itu, hidup Balam Penari berubah bagaikan pasar malam yang riuh. Lelaki pendongeng dinihari itu telah meniup jantungnya jadi kupu-kupu, membuatnya bisa menari di taman surgawi.
Balam Penari suka sekali jika lelaki pendongeng dinihari bersandung sendiri.
Lady, when you love me I feel
Home-sweet-home inside of your Sublime
This Garden’s sure to grow you know
Our love is just like Summertime
Parrots eye the fruit and we make love
Between the harpsichords and lutes?
Our greenlimbs intertwine, you know
Our love is just like SummertimeOur souls collide
We slip and slide
We feel no pain
And with our lives locked together
We weather the Wind and Rain
We grow the Farm
We’re safe from Harm
Inside this Circle of Summertime
Both of us know is our LoveLovers from the Past with poison smiles
All pray our love will never last
But we are Trees not Vines, you know
Our love is just like Summertime
As the song begins these shipwrecks fade
Behind a wave of violins;
Vivaldi made us rhyme, you know
Our love is just like Summertime…
Hidup mereka memang seperti musim panas. Gemuruh yang membuat pepohonan liyut. Daun-daun meranggas. Dan udara lengas.
Sayang seribu sayang. Jalanan mereka tak selalu ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menurun. Pada sebuah pagi yang muram, Balam Penari terbangun dan menemukan selembar daun lontar pengganti lelaki pendongeng dinihari yang setiap malam dipeluknya sepenuh hati.
Di atas lontar yang lisut itu tertera selarik kalimat yang digores dalam gegas. Pendek saja. Dari lelaki pendongeng dinihari untuk Balam Penari sang kekasih hati.
Aku pergi mengejar takdirku. Dan mungkin tak kembali lagi.
Balam Penari seperti disengat kilat jutaan kilowat begitu membaca pesan singkat itu. Tapi anehnya, air matanya tak tumpah. Ia tahu, bukan badannya yang remuk, hanya hatinya yang berkeping-keping.
Di balik cakrawala, ribuan kilometer dari tempat peraduan Balam Penari, lelaki pendongeng dinihari telah berubah dari kepompong menjadi kupu-kupu …
>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah sampean pernah mengalami metamorfosa?
Beri peringkat:
Terkait
Tagged: cerpen, cinta, kupu-kupu, liris, metafora, metamorfosa, prosa
Ini kadonya? Hihihi…makasih, ndoro. Tapi msh gak ngerti, kenapa balam penari? Saya pengen jadi daun aja *ditabok*
kalo kamu jadi daun, banyaklah ulat yang akan menggigitimu..
pernah ndoro…. dari demonstran menjadi aparat….
pernah… š
Wah…agak tersindir saia..
Scr pernah kutulis sajak ttg metamorfosa, dekat tapi jauh, satu bintang di langit kelam…
Seperti menggambarkan diri saia.. *halah,gubrag*
Pernah Ndoro, metamorfosa dari orang ndeso di Indonesia jadi orang ndeso di Australia š
pernah dan harus bermetamorfosa ndoro…,
dan itu bukan sendirian kok, akeh kancane…
Metamorfosa? Menjadi apa sajalah, asal tidak menjadi bajingan š
Sedang!
*garuk-garuk*
Iya,,pernah ndoro, tp setelah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, kembali lg jd kepompong… š
metamorfosa?ya mesti tho, mosok mo jadi kepompong terus..
Btw,buat simbok tho? Simbok memang pesona bagi banyak pria..hihihihi..met ultah mbok š
metamorfosa? tentang kebersamaan dan kesendirian?
setelah waktu berjalan, bahwa keduanya sama-sama sangat berartinya, bukan begitu ndoro?
pasti cepat atau lambat kita bakalan mengalami metamorfosa, ya kan ?
Boleh boleh….
eh.. Simbok Venus itu bermetamorfosa gitu? šÆ *lospokus*
tapi Simbok memang mempesona kok kayak kupu-kupu..
met ulang tahun Mbooooook
*peluk-peluk*
metamorfosa jadi ndorokakung…….ngaburrrrrrr…!!!!
aku pergi mengejar takdirku ……. ah lembut nian
kayaknya sekarang saya bermetamorfosa jadi blogger nih…hee
Pernah..
hm….
masih kepompong nih, mudah2an gak ada ular lapar yang siap menyantap. hehhehehe
sepertine saya juga butuh metamorfosa…*btw saya takut dengan ulat*..jangan2 sekarang lagi jadi ulat…duh atuuuuuuuutttttttt
rambutnya harum mewangi ………..
(mbak .. mbak balam… pake saampo apa ya????)
kupu2,, aku mungkin pergi dan takkan kembali lagi.. tapi, bisakah kau mencariku?? *jangan kaya’ sephia.. ga balik, tapi ga boleh nyari juga š
ada yang pernah bilang, “ketika kamu jatuh cinta, kamu akan merasa ribuan kupu-kupu menggelitik perutmu, dan itu akan membuatmu selalu tersenyum…”
masih utang cerita ya aku? š dooohh… *kabur diem2*
pernah donk…
kadang dia tersenyum dalam tangis
kadang dia menangis di dalam senyuman
oh… apa yang terjadi, terjadilah…
*untuk kupu2 malam*
ini sedang dlm proses metamorfosis, ndoro! mboook jangan pingsan denger pacific place donk!!! hehehe cup cup cup
ndoro, kenapa harus seniman Yunani sih? *pertanyaan beneran ini*
aku mau kok disuruh nemenin balam penari š
[…] buat temen-temen yang ngasi kado berupa postingan di blog masing-masing, aduh beneran saya terharu. Ndorokakung, Kris, Gage, makasih yaaa… Makasih buat Goenrock buat blog post dan karikaturnya. […]
Saya pengen metamorfosa jadi Tony Stark!
metamorfosa??
tanya pak marsudiyanto, ahlinya…
sama kaya budimeeong, pernah jadi kupu-kupu, tapi bermetamorfosa terbalik jadi kepompong. Sekarang mw jadi kupu-kupu lagii….
aku mbayangkan si Balem berparas cantik ndoro
baru jadi kepompong sayah ndoro
Smoga lagi dalam proses. tapi ga tua tuch…metmorfosa dri apa ke apa. masih samar-samar.
semoga tidak menjadi kupu-kupu malam
burung balam itu seperti apa ya ?
Serentang sempit masa yang dimilikinya, meski sejuring tak berarti, penuh berisi lelaki pendongeng dini hari. Seletik ruang dalam pikiran berisi cinta yang tak lindap. Ceruk sunyi yang diisinya padat-padat dengan memori tentang dia yang tak kembali. “Terimakasih, lanangku. Segalanya sudah lebih dari yang pantas kuterima,” bisiknya pada pucuk cemara.
gak ngerti bahasa tingkat tinggi
burung balam di rimba …
salam kenal
http://firman.web.id
jd ap y ndoro,, ap aj yg bgus deh,, hihihi