Lovers Pecas Ndahe

September 12, 2014 § 51 Komentar

Antara Jakarta – Los Angeles. Betapa jauh jarak membentang. Tapi teknologi meringkusnya sedemikian dekat. Aku baru menyadarinya ketika larik-larik teks singkat mendadak nongol di depanku sore ini; mengusik konsentrasiku.

Seseorang dari masa lalu mendadak terlempar di depanku, dalam wujud teks yang berpendar di layar komputerku. Berikutnya adalah sebuah obrolan — sesuatu yang entah sekian tahun silam berhenti.

Teks-teks obrolan mengalir kencang, bersicepat dengan kegugupan. Dari sapaan ringan yang kasual sampai kenangan yang tak pernah hilang…sampai akhirnya …

We could be almost lovers that never were. As we grow older, we see that true personal bonds stay forever no matter what the situation is.

The relationship evolve

And we become wiser

Yeah….but sometimes it hurts

Of course
That’s part of being human

You never gave me a chance

Ha ha ha … How do you handle that?

Jariku membeku. Nyaris tak mampu bergerak. Aku menatap lama teks yang berkedip-kedip di layar. Aku mencoba mengalihkan perhatian.

chit-chat

Tiba-tiba sore ini aku merasa kopi Sidikalangku lebih pahit dari biasanya.

>> Selamat hari Jumat Ki Sanak. Pernahkah sampean ingin punya mesin waktu yang membawa ke masa lalu?

Tagged: , , , , ,

§ 51 Responses to Lovers Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Lovers Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: