Suami Pecas Ndahe

Oktober 16, 2015 § 38 Komentar

Seperti apakah sosok suami idaman? Banyak perempuan mengangankannya, tapi banyak yang kemudian hanya mendapatkan rasa kecewa.

Ada begitu banyak kisah tentang suami yang menyia-nyiakan istrinya, mengabaikannya, meninggalkannya begitu saja, atau bahkan ada yang tega menganiaya ibu dari anak-anaknya.

Oleh sebab itu, saya seperti tersengat setelah membaca kisah tentang suami-istri yang diterbitkan di Beritagar.id ini.

Foto ilustrasi dari Pixabay.com

Foto ilustrasi dari Pixabay.com

Alkisah ada seorang istri yang hendak memberi kejutan pada suaminya. Kejutan itu berupa koleksi foto seksi dirinya.

Dia merasa kehidupan perkawinannya mulai hambar. Diperlukan sedikit bumbu agar kehidupan rumah tangga mereka lezat kembali.

Sang istri itu lalu meminta bantuan seorang fotografer untuk memotret dan menyunting hasil fotonya sebagus mungkin.

Singkat cerita, sang fotografer menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ia serahkan album foto yang sudah jadi ke kliennya untuk diberikan ke sang suami sebagai hadiah Natal.

Tak berapa lama, sang suami itu mengirimkan surat kepada fotografer. Begini isinya…

Saat saya membuka album yang diberikan istri saya, hati saya seolah tenggelam. Foto-foto itu bagus, jelas sekali Anda seorang fotografer berbakat. Tapi itu bukan istri saya. Anda menghilangkan seluruh “cacat”-nya.

Saya tahu, Anda melakukan ini atas permintaannya, namun ini sama saja dengan menghilangkan hidup yang telah kami lewati bersama.

Saat Anda menghapus stretch mark, Anda melenyapkan dokumentasi anak-anak kami.

Saat Anda menghapus kerut di wajahnya, hilang sudah dua dekade yang kami lalui dengan tawa, juga khawatir.

Ketika Anda menghapus selulitnya, Anda menghilangkan tanda bahwa ia punya hobi memasak, dan makanan enak yang kami santap bersama.

Saya tidak menulis ini untuk membuat Anda merasa bersalah. Saya menulis ini untuk berterima kasih.

Foto-foto ini menyadarkan bahwa saya tak cukup memujinya, mengatakan betapa saya mencintai istri saya apa adanya. Begitu jarangnya sampai ia berpikir foto yang diedit ini adalah gambaran dirinya yang saya suka. Saya harus berusaha lebih baik lagi, mencintainya dengan segala ketidaksempurnaan yang ia miliki.

Terima kasih atas pengingatnya.

Sang fotografer kontan menangis setelah membaca surat itu. Dan saya tersenyum kecut. Sungguh, saya jadi ikut terharu setelah menyelesaikan cerita itu.

Tapi hati siapa yang tak akan terharu? Perempuan mana yang hatinya tak tercabik-cabik membaca surat pria seperti itu?

Suami yang begitu mencintai dan menyayangi istrinya mungkin tergolong sesuatu yang langka di zaman sekarang. Suami yang baik dan puitis tentu lebih langka lagi. Tapi nyatanya suami seperti itu memang ada.

Tidakkah kita semua menginginkan punya pasangan seperti itu seumur hidup?

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Bagaimana sampeyan kelak akan mengenang pasangan hidup?

Tagged: , , , , , , ,

§ 38 Responses to Suami Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke Sina Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Suami Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta